Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di New York, Ditemukan Banyak Pasien Berusia Muda yang Terinfeksi Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
AFP/BRYAN R SMITH
Deretan tempat tidur disiapkan di dalam tenda rumah sakit lapangan darurat yang didirikan sukarelawan dari organisasi bantuan Kristen Internasional Samaritans Purse untuk pasien virus corona di Central Park, New York, Senin (30/3/2020). AS kini resmi menjadi epicenter corona di dunia dengan data hingga Selasa (31/3/2020) terdapat 163.429 kasus positif dan korban meninggal 3.148 orang, melebihi Italia, China, dan Spanyol.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sejak dilaporkan pertama pada akhir tahun lalu, banyak data menunjukkan bahwa virus corona sebagian besar menyerang mereka yang berusia lanjut atau lansia.

Kekebalan tubuh yang lemah menjadi faktor utama para lansia masuk dalam kelompok rentan yang berpotensi terinfeksi virus corona.

Namun, baru-baru ini dokter dan petugas kesehatan di New York menemukan banyaknya pasien berusia muda yang dirawat di rumah sakit akibat virus corona.

Menurut data Departemen Kesehatan Kota, New York menjadi daerah episentrum virus di Amerika Serikat dan sekitar 1 dari 5 pasien rawat inap berusia di bawah 44 tahun.

Sementara, data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, kasus infeksi virus corona sedang hingga parah secara global terjadi pada 10-15 persen orang dewasa di bawah usia 50 tahun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada Jumat (27/3/2020), seorang pasien berusia 32 tahun di Rumah Sakit Mount Sinai Morningside Manhattan mendatangi dokter Kaedrea Jackson dan bertanya, "Apakah saya akan mati?".

Baca juga: Wabah Virus Corona, Dokter di New York Bersiap Kondisi Terburuk

Pria muda itu tak memiliki kondisi medis yang mendasarinya. Akan tetapi, ia mengalami demam, sesak napas, dan kadar oksigennya turun dengan cepat.

Ia datang ke unit gawat darurat rumah sakit empat hari sebelumnya, tetapi disuruh pulang, minum air, minum Tylenol, dan karantina mandiri.

Pria itu kembali ke rumah sakit dengan kondisi yang semakin buruk.

"Tingkat ketakutan di matanya sangat mencolok bagi saya. Ia sangat takut dan masih sangat muda," kata Jackson, seorang dokter pengobatan darurat, seperti dilansir dari Bloomberg.

Selama berbulan-bulan, pesan dari pihak berwenang adalah bahwa orang yang lebih tua berada pada risiko tertinggi.

Hal ini kemudian membuat para pejabat kesehatan mengambil tindakan keras kepada orang berusia 20 dan 30-an tahun untuk tinggal di rumah demi menghindari penularan penyakit terhadap para lansia.

Pada pertengahan Maret 2020, keyakinan itu berubah ketika seorang pejabat tinggi kesehatan Gedung Putih memperingatkan bahwa orang-orang muda di Italia dan Perancis jatuh sakit.

Tren kasus virus corona pada orang muda pun muncul di AS.

"Banyak sekali pasien yang tidak cocok dengan gambaran yang kami sampaikan dari Tiongkok atau Italia. Ini bukan hanya pasien usia lanjut; siapa saja," kata Jackson.

Ia memperkirakan, sebanyak 20 persen dari kasus yang dikonfirmasi di rumah sakit merupakan pasien di bawah usia 50 tahun.

Baca juga: Hadapi Wabah Corona, Wali Kota New York: Kami Hanya Miliki Stok Alat untuk Seminggu

 

Kasus infeksi berat

Banyak dokter muda berusia 30-an tahun mengawasi pasien sehat seusia mereka dirawat di rumah sakit dan memakai ventilator.

"Banyak orang merasa takut. Ini adalah pasien di mana Anda berpikir, 'Ini seharusnya tidak terjadi pada Anda. Anda masih sangat muda, mengapa ini terjadi?" kata dia.

Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan, masih banyak anak muda yang belum mengetahui bahwa mereka dapat terinfeksi.

"Anda masih melihat terlalu banyak situasi dengan kerumunan yang diisi orang muda. Mereka bisa terinfeksi dan mereka membahayakan hidup mereka. Virus ini dapat membunuh orang muda. Meski jarang, tapi hal itu mungkin terjadi," kata Cuomo.

Kurangnya pengujian secara luas di AS menyulitkan petugas kesehatan untuk mengetahui kelompok mana yang paling berisiko.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia: Kasus Positif Covid-19 Mencapai 1 Juta

Namun, dokter dan petugas kesehatan menggambarkan banyaknya jumlah pasien muda yang membutuhkan perawatan intensif.

"Ini anak muda yang sebelumnya sehat. Mereka seperti terkena flu. Dalam beberapa jam, mereka membutuhkan oksigen kemudian membutuhkan ventilator," kata Eric Wei, seorang dokter di ruang gawat darurat dan kepala petugas di NYC Health.

Sementara itu, seorang pekerja yang merawat pasien di Pusat Medis NYU Langone Health, puluhan pasien yang berada dalam perawatan intensif berusia di bawah 50 tahun.

Direktur bagian Penyakit Menular di Brigham and Women's Hospital di Boston Paul Sax mengaku heran ketika mengetahui banyak kelompok muda mengalami infeksi parah, meski sebelumnya dalam kondisi benar-benar sehat.

"Kasus-kasus pada orang muda dan setengah baya ini sangat mencolok. Pasti ada orang yang terkejut bahwa kasus ini adalah infeksi parah pada kelompok orang-orang yang sebelumnya benar-benar sehat dan berolahraga serta dalam kondisi baik-baik saja," kata dia.

Baca juga: Bantu Hentikan Penyebaran Virus Corona, Lakukan 5 Hal Ini

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Serial Infografik Virus Corona: Seberapa Bahaya Virus Corona?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi