Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Tegas Eropa Atasi Corona Diklaim Selamatkan 59.000 Nyawa

Baca di App
Lihat Foto
REUTERS/Yves Herman
Seorang anggota tenaga medis tengah bekerja menangani Covid-19 di Rumah Sakit Erasme di Brussels, Belgia, 30 Maret 2020.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Intervensi tegas 11 negara Eropa dalam menangani wabah virus corona, seperti lockdown, karantina dan pembatasan kontak sosial, selamatkan sedikitnya 59.000 nyawa.

Selain itu, tanpa adanya tindakan tegas, wabah virus corona SARS-CoV-2 di 11 negara Eropa dapat menginfeksi lebih 43 juta orang.

Ungkapan tersebut didapatkan dari hasil riset Imperial College London yang belum lama ini dikeluarkan seperti dilansir DW.

Adapun para ilmuwan meliputi pakar epidemi dan ahli statistik dari Imperial College London.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Estimasi berbasis pada laporan kasus kematian pasien Covid-19 yang dilaporkan oleh European Centre of Disease Control (ECDC).

Datanya kemudian dimasukkan ke dalam model matematika, untuk melacak laju reproduksi dan penyebaran virus SARS-CoV-2.

Baca juga: Klaim Korea Utara Bebas Corona dan Keraguan untuk Mempercayainya...

Banyak negara terlambat bereaksi

Kalkulasi dari saat mulai terinfeksi hingga kematian para pasien dengan model matematika itu menunjukkan hasil, antara 21.000 hingga 120.000 nyawa bisa terselamatkan setidaknya hingga Senin 31 Maret.

"Model matematika teranyar menunjukkan, intervensi diduga kuat memiliki impak yang signifikan," demikian klaim dalam hasil penelitian Imperial College, merujuk pada melambatnya laju kematian di Italia dikaitkan dengan intervensi.

Penelitian dilakukan para ilmuwan dari Imperial College di 11 negara Eropa yang melakukan intervensi tegas, yakni Italia, Austria, Belgia, Denmark, Prancis, Jerman, Norwegia, Spanyol, Swedia, Swis dan Inggris.

Banyak kematian bisa dihindarkan dengan memastikan bahwa intervensi pemerintah tetap dijalankan hingga penularan turun ke level rendah.

Penelitian tersebut juga merujuk pada langkah menutup sekolah, kantor dan pelarang acara yang melibatkan banyak orang.

Tapi juga diakui banyak negara lambat bereaksi dan baru melakukan intervensi belakangan, demikian yang dikatakan oleh Dr. Seth Flaxman yang mengetuai tim penulis laporan.

"Menimbang adanya rentang waktu antara mulai terinfeksi dan saat pasien meninggal, kemugkinan perlu waktu lebih lama, dari hitungan hari sampai minggu, untuk merefleksikan efek ini dalam angka kematian setiap hari," kata Flaxman.

Baca juga: Sudah Dapat Diakses, Berikut Cara Nikmati Listrik Gratis untuk Pengguna Token dan Reguler

Langkah tepat

Langkah pemerintah di 11 negara Eropa itu dipuji Dr. Samir Bhatt, salah satu tim penulis hasil riset.

Menurutnya, pemerintah telah mengambil langkah signifikan untuk menjamin bahwa sistem kesehatan tidak kewalahan.

"Kami meyakini banyak nyawa diselamatkan. Tapi juga terlalu dini untuk mengatakan, apakah kita sudah berhasil mengendalikan sepenuhnya epidemi ini," ujar dosen senior di School of Public Health Imperial College London itu.

Namun, Bhatt berpendapat bahwa keputusan yang lebih sulit masih perlu diambil pada pekan-pekan mendatang.

Dosen senior sekolah kedokteran itu menjabarkan, kebijakan yang sudah diambil kelihatannya membuahkan hasil dan membuat kurva penularan mendatar.

Italia disusul Spanyol sejauh ini menjadi negara di Eropa yang populasinya paling banyak terinfeksi Covid-19. Sementara Norwegia dan Jerman menjadi yang paling rendah kasus infeksinya.

Walau begitu para peneliti memperingatkan, bahwa angka itu kemungkinan merupakan stadium relatif dari pandemi.

Baca juga: Update Virus Corona: 5 Provinsi di Indonesia dengan Jumlah Pasien Sembuh Terbanyak

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi