Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Corona Capai 1 Juta, Begini Tes yang Dilakukan di Sejumlah Negara

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Kasus virus corona dilaporkan mencapai lebih dari 1 juta kasus di dunia
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan status infeksi virus corona sebagai pandemi global. Berbagai negara mengantisipasi virus ini dengan cara masing-masing.

Salah satu caranya adalah dengan melakukan tes kepada warga negara untuk mendeteksi keberadaan virus corona. Amerika Serikat dengan kasus positif virus corona terbanyak telah melaukan pengetesan lebih dari 1 juta tes untuk warganya. 

Berikut adalah cara yang dilakukan beberapa negara untuk mendeteksi corona:

Amerika Serikat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus positif infeksi corona terbanyak. Data yang diperoleh dari website covidtracking.com per tanggal 2 April 2020 menunjukkan total 1.267.658 tes sudah dilakukan di AS.

Sebanyak 239.009 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona sedangkan 1.028.649 dilaporkan negatif dari infeksi virus corona.

Korban meninggal dunia mencapai 5.784 orang sedangkan pasien yang masih dirawat di rumah sakit berjumlah 32.649 orang.

AS memiliki jumlah kasus infeksi melebihi China, tempat virus ini berasal, dan Italia, negara Eropa yang merasakan dampak terparah dari infeksi virus corona.

Diberitakan Kompas.com (1/4/2020) Para pakar dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), pusat penelitian populasi kesehatan di Sekolah Obat-obatan, Univeristas Washington memprediksi wabah virus corona di AS akan mencapai puncaknya pada pertengahan April.

Baca juga: Ketika Amerika Serikat Kewalahan Hadapi Serangan Virus Corona

Jerman

Salah satu alasan kesiapan Jerman menghadapi wabah virus corona adalah kewaspadaan mereka bahwa virus ini pada akhirnya menjadi pandemi global. Ketika banyak negara melakukan persiapan pencegahan dengan lambat, pada awal Januari seorang ilmuwan di Berlin, Olfert Landt mengenali kemiripan virus ini dengan SARS dan menyadari bahwa tes kit akan sangat dibutuhkan.

Dengan menggunakan SARS sebagai basisnya, Landt dan rekan-rekannya mendesain tes kit pertama mereka. Protokol ini kemudian dipublikasikan oleh WHO pada 17 Januari, lebih cepat sebelum China.

Pada akhir Februari, Landt telah memproduksi 4 juta tes kit dan memproduksi 1,5 juta lagi di minggu berikutnya.

Dengan produksi tes kit yang efektif dan pemberlakuan tes sejak dini, kini Jerman mampu melakukan 12.000 tes setiap harinya.

Baca juga: Kunci Mengapa Angka Kematian akibat Virus Corona di Jerman Rendah

China

Belajar dari pengalaman menangani wabah SARS dan sebagai tempat asal kemunculan Covid-19, China merupakan salah satu yang unggul dalam hal tes deteksi corona.

Pusat Penanganan dan Pencegahan Wabah China telah mengembangkan metode awal dari tes deteksi corona. Detail dari tes itu telah dipublikasikan secara resmi di website WHO pada tanggal 24 Januari, sesaat setelah Wuhan diumumkan menjalani lockdown.

Sebagai salah satu produsen bahan kimia terbesar di dunia, China mampu melakukan produksi masal tes kit dengan cepat. Pada akhir bulan Maret, China telah melakukan lebih dari 320.000 tes.

Korea Selatan

Korea Selatan menjadi salah satu negara yang paling gencar melakukan tes. Mereka belajar dari Wuhan bahwa virus ini bisa sangat menular dan menyebar dengan cepat pada area yang luas.

Korsel menaruh prioritas lebih untuk mengidentifikasi dan mengisolasi orang-orang yang terdeteksi positif terinfeksi virus corona.

Pemerintah Korsel juga meningkatkan kapasitas untuk melakukan tes dan mampu melakukan 15.000 tes per hari. Total lebih dari 300.000 tes telah dilakukan dan semuanya gratis.

Baca juga: Bilik Tes Swab Virus Corona di Korea Selatan Kreatif dan Efektif

Italia

Italia berada di belakang Jerman, sebagai negara Eropa terbanyak yang telah melakukan tes pada 200.000 warganya.

Termasuk mengetes 3.000 warga kota Vo, dekat Venesia dalam sebuah pilot project yang didesain untuk melihat apakah tes masal secara menyeluruh dapat membantu menekan penyebaran virus ini.

Namun, tes massal ini juga memiliki akibat politis yang sama apabila tes masal tidak diberlakukan,

Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte menyalahkan tingginya angka infeksi di Italia akibat kebijakan untuk melakukan tes pada mereka yang tidak menunjukkan gejala infeksi.

Conte menambahkan bahwa Italia memiliki angka infeksi tinggi karena "kami melakukan lebih banyak tes".

Ternyata, hasil tes adalah peringatan akurat tentang apa yang akan terjadi di Italia di kemudian hari.

Baca juga: Pandemi Virus Corona di Italia Bahayakan 12.000 Klub dan 1 Juta Pesepak Bola

Islandia

Islandia adalah negara kecil dengan kemampuan finansial yang cukup memadai. Negara ini memiliki banyak keunggulan dalam hal tes dan prosentase tes mereka terhadap warganya termasuk yang tertinggi di dunia, termasuk melakukan tes pada mereka yang tidak menunjukkan gejala infeksi.

Diketahui, dengan 339.031 penduduk, Islandia telah melakukan tes pada hampir 20.000 warganya hingga 1 April 2020. Sehingga ada sekitar lebih dari 5.000 tes untuk per 100.000 penduduk. 

"Populasi Islandia menempatkannya pada posisi unik karena memiliki kemampuan pengujian yang sangat tinggi dengan bantuan dari perusahaan riset medis Islandia, deCode Genetics," ungkap Thorolf Gudnason, Kepala Ahli Epidemologi Islandia kepada BuzzFeed.

Dia mengatakan upaya tes "dimaksudkan untuk mengumpulkan wawasan tentang prevalensi sebenarnya dari virus ini di masyarakat, karena sebagian besar negara pada saat ini pastinya juga melakukan tes pada setiap individu yang menunjukkan gejala infeksi."

Baca juga: Para Ilmuwan Islandia Temukan 40 Mutasi Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: The Guardian, BBC
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi