Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat AS Alami Lonjakan Kasus dan Kematian akibat Virus Corona...

Baca di App
Lihat Foto
SHAWN THEW/EPA-EFE
Petugas medis memandu pengendara mobil di stasiun tes Covid-19 drive-thru di Arlington, Virginia, Amerika Serikat (AS), pada 19 Maret 2020. Layanan drive-thru ini dijalankan oleh Virginia Hospital Center and Arlington Country.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Angka kematian akibat virus corona di Amerika Serikat cukup tinggi. Dalam sehari dilaporkan lebih dari 800 orang meninggal dunia pada Rabu (1/4/2020).

Dilansir dari CNN, berita tersebut muncul saat terjadi perdebatan mengenai apakah semua orang di AS harus memakai masker atau tidak.

Tidak hanya mengalami lonjakan kematian, jumlah kasus pasien Covid-19 di AS juga mengalami hal yang sama.

Jumlah kasus virus corona di AS melejit melewati 200.000 kasus positif Covid-19 pada Rabu (1/4/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Menilik Bagaimana Penutup Wajah atau Masker Dapat Mengurangi Penyebaran Covid-19

Beberapa negara bagian di AS, termasuk Florida mengatakan kepada warganya untuk tetap tinggal di rumah.

Penularan tanpa gejala

Sementara itu, semakin banyak data yang menunjukkan kasus positif virus corona tanpa gejala yang memicu penyebaran kasus semakin melonjak.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengungkapkan, seperempat penduduk AS yang sakit tidak menunjukkan gejala apa pun.

"Informasi yang telah kami konfirmasi sekarang adalah, sejumlah besar orang yang terinfeksi sebenarnya tidak menunjukkan gejala. Dimungkinkan sebanyak 25 persen," ujar Direktur CDC, dr. Robert Redfield.

Para perjabat tinggi AS memikirkan kembali apakah masyarakat umum harus memakai masker, namun Organisasi kesehatan Dunia (WHO) sedang meninjau saran tersebut, karena menurut mereka jika Anda sehat atau bukan pasien atau tenaga kesehatan tidak perlu menggunakan masker.

Berdasarkan data terbaru Islandia, menunjukkan 50 persen dari mereka yang dites positif mengatakan dirinya tidak memiliki gejala.

Baca juga: Pertama Kalinya Lonjakan Pasien Virus Corona Tanpa Gejala Terjadi di China

Untuk mencegah penyebaran makin meluas, pakar penyakit menular ternama di AS mengatakan, para pejabat kesehatan sedang mempertimbangkan kembali pedoman tentang masker wajah.

Dokter ahli imunologi asal AS, Anthony Fauci menyampaikan, ia akan condong ke arah merekomendasikan masyarakat umum untuk menggunakan masker wajah, selama mereka tidak mengambil jatah untuk tenaga kesehatan.

Jika pejabat federal merekomendasikan penggunaan masker secara luas, hal itu akan menjadi kebalikan dari rekomendasi oelh WHO dan CDC.

"Ini masih merupakan virus yang sangat baru, dan kami terus mempelajari itu sepanjang waktu. Seiring pandemi berkembang, begitu juga buktinya, dan demikian juga saran kami," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (1/4/2020).

Selain itu, alat perlindungan diri seperti masker ini juga menjadi barang yang masih sulit didapatkan bagi tenaga medis.

Di beberapa kota, dokter dan perawat jatuh sakit atau meninggal akhibat virus corona. Hal ini sangat tragis, sebab jumlah tenaga kesehatan terus mengalami penurunan.

Kendati demikian, beberapa orang mulai bergerak untuk membuat masker mereka sendiri.

Baca juga: Bisa Dipraktikkan, Masker Kain Homemade Rekomendasi ITB

Perintah untuk tinggal di rumah

Berdasarkan data yang dihimpun oleh CNN, hampir 90 persen dari populasi AS sekarang tinggal di dalam rumah.

Di Florida sendiri, yang memiliki 21 juta penduduk dan populasi warga yang lanjut usia dengan jumlah besar, tergabung dalam data tersebut.

Gubernur Florida, Ron DeSantis mengeluarkan perintah eksekutif yang mengarahkan manula dan orang-orang dengan kodisi medis yang mendasari untuk tetap tinggal di rumah.

Semua penduduk Florida harus membatasi gerakan mereka.

Hal serupa juga disampaikan Gubernur di Georgia dan Mississippi.

Di sisi lain, sebanyak 12 negara bagian belum mengeluarkan mandat kepada warganya untuk tetap tinggal di rumah.

Baca juga: Jumlah Kasus Corona di AS Terbanyak di Dunia Melebihi China

Menjaga jarak sosial

Para pejabat kesehatan menjelasakan, upaya menjaga jarak sosial dinilai membuahkan hasil, termasuk di King County, negara bagian Washington di mana virus corona terdeteksi pertama kali di negara tersebut.

"Kami melihat pengurangan kontak antar-manusia yang semakin membaik dan telah membawa kami ke titik di mana kami membuat dampak yang sangat positif," ujar Petugas Kesehatan Masyarakat untuk Seattle dan King County, dr. Jeff Duchin.

Di New York, sebuah analisis CNN menunjukkan rata-rata peningkatan kasus sehari-hari dalam seminggu terakhir sebesar 17 persen, dan penurunan besar dari 58 persen untuk periode tujuh hari sebelumnya.

Dan sebuah studi skala besar menemukan bahwa intervensi awal, seperti menjauhkan sosial dan pembatasan pada pergerakan orang telah menyelamatkan puluhan ribu jiwa di seluruh Eropa.

Baca juga: Hari-hari Terburuk Italia dan Spanyol akibat Virus Corona Belum Berakhir

Peralatan masih terbatas

Saat wabah virus corona terus meluas, panggilan bantuan dengan peralatan vital untuk merawat pasien terus berlanjut.

Salah satu CEO rumah sakit menawarkan kepada Kepala Tesla, Elon Musk, apakah dia dapat memasok ventilator bagi rumah sakit di AS.

Setidaknya mereka berharap dapat memperoleh sekitar 10 ventilator.

Gubernur Colorado, Jared Polis mengungkapkan, negara telah berbicara dengan pemilik pabrik dari China dan negara-negara lain untuk mencoba membeli peralatan.

"Kami tahu bahwa negara tidak mendapat cukup dari pemerintah federal, kami benar-benar menganggapnya sebagai negara yang terlibat dalam pembelian peralatan medis," ujar Polis.

Ia menambahkan, negara tidak memiliki tempat tidur rumah sakit, unit ICU, ventilator, dan perlatan perlindungan pribadi untuk merawat semua pasien potensial.

Selain itu, Polis mengatakan, pihaknya telah memesan sejumlah persediaan, namun perlu memastikan masker yang mereka beli tidak palsu.

Baca juga: Klaim Korea Utara Bebas Corona dan Keraguan untuk Memercayainya...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi