Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Impor, Tren Baru Corona Korea Selatan

Baca di App
Lihat Foto
Ed Jones/AFP
Tes Covid-19 - Seorang pria berbicara kepada seorang perawat selama tes COVID-19 di sebuah bilik pengujian di luar rumah sakit Yangji di Seoul pada 17 Maret 2020. Sebuah rumah sakit Korea Selatan telah memperkenalkan bilik telepon. Hal tersebut dilakukan guna menghindari staf medis yang harus menyentuh pasien secara langsung dan mengurangi waktu disinfeksi.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Korea Selatan salah satu negara di luar China yang pertama-tama mengonfirmasi virus corona atau Covid-19.

Namun Korea Selatan memiliki sejumlah cara untuk menghentikan penularan virus tersebut, seperti memperbanyak orang yang dites, keterbukaan informasi, dan lainnya.

Meski dinilai telah berhasil, jumlah kasus di Korea Selatan masih meningkat dan kini kasusnya mencapai lebih dari 10.000 kasus.

Baca juga: 5 Hal Sederhana yang Dapat Dilakukan untuk Cegah Penyebaran Virus Corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir dari Korea Herald, Jumat (3/4/2020), ada 10.062 kasus di negeri gingseng itu.

Kasus baru yang dilaporkan adalah 86 kasus. Sebanyak 42 kasus dilaporkan di Seoul dan sekitarnya.

Menurut KCDC, jumlah total kasus impor atau imported cases negara itu meningkat menjadi 647 kasus.

Dari total kasus yang dilaporkan, 6.021 orang telah pulih sepenuhnya.

Namun 174 orang meninggal serta 3.867 orang dikarantina untuk perawatan.

Meski kasus Korea Selatan mencapai lebih dari 10.000, tapi peningkatan kasusnya cenderung stabil.

Virus ini menyebar di Korea Selatan dengan pusatnya di Daegu. Tempat itu hanya melaporkan 9 kasus baru pada Jumat.

Untuk pertama kali peningkatannya hanya 1 digit dalam 45 hari terakhir.

Baca juga: Cara Baru Korea Selatan Tes Corona, Gunakan Bilik Telepon

Kebijakan Korea Selatan

Saat kasusnya mulai mendekati 10.000, Korsel menerapkan sejumlah kebijakan.

Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan pada Jumat (3/4/020) bahwa ia berharap arus masuk kasus virus dari luar negeri akan segera terkendali.

"Untuk saat ini, jumlah kasus akan bertambah sesuai dengan orang yang datang dari luar negeri. Tetapi infeksi tidak akan menyebar jika memblokir mereka dari kontak dengan masyarakat,” katanya.

Mulai Rabu (1/4/2020), Korsel mengharuskan semua pendatang dari luar negeri untuk karantina selama 14 hari.

Selain itu, Korsel juga akan memperluas upaya pengetatan sosialnya di tengah meningkatnya infeksi massal dan kasus impor virus corona baru.

Pemerintah meluncurkan kampanye menjaga jarak aman, menunda pertemuan, menghindari keramaian, dan bekerja dari rumah untuk meminimalkan kontak.

Itu berlaku 2 minggu sejak 22 Maret lalu hingga 5 April. Namun para pejabat mengisyaratkan kemungkinan memperpanjang periode tersebut.

Pemerintah berencana mengumumkannya Sabtu (4/4/2020).

Meski kelelahan meningkat di antara warga karena kampanye menjaga jarak aman berkepanjangan, Chung menjelaskan tidak akan melonggarkan kebijakan tersebut.

Menurutnya menghentikan kebijakan tersebut atau meringankannya dapat menyebabkan peningkatan kasus.

Baca juga: Virus Corona, Korea Selatan, dan Bantuan Rp 13 Juta untuk Warganya...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi