Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Herd Immunity dan Mengapa Berisiko Tinggi?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi peneliti membuat serum antibodi untuk melawan virus corona. Pakar di Johns Hopkins mengadopsi metode antibodi pasif dengan mengembangkan serum antibodi dari pasien Covid-19.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Wabah virus corona telah menginfeksi lebih dari 1 juta orang di seluruh dunia.

Saat ini, banyak negara tengah berlomba untuk membuat obat dan vaksin untuk menghentikan penyebaran virus yang pertama kali menyebar di kota Wuhan, China tersebut.

Sejumlah opsi pun dilakukan, dan muncul memanfaatkan herd immunity untuk menghentikan penyebaran pandemi virus corona.

Herd Immunity atau kekebalan kelompok mulai diperbincangkan sebagai salah satu solusi menghentikan penyebaran virus corona pada Maret lalu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Inggris sempat mengeluarkan pernyataan akan menggunakan strategi itu, meskipun setelahnya mereka meralatnya dan mengatakan hal itu bukanlah strategi pemerintah.

Baca juga: 5 Hal Sederhana yang Dapat Dilakukan untuk Cegah Penyebaran Virus Corona

Jadi apa itu herd immunity?

Dilansir dari Aljazeera (20/3/2020), herd immunity mengacu pada situasi di mana cukup banyak orang dalam suatu populasi yang memiliki kekebalan terhadap infeksi sehingga dapat secara efektif menghentikan penyebaran penyakit tersebut.

Kekebalan tersebut bisa berasal dari vaksinasi atau dari orang yang menderita penyakit tersebut.

Seberapa banyak orang yang dibutuhkan untuk menciptakan kondisi tersebut tergantung pada seberapa menularnya patogen tersebut.

Baca juga: Capai 1 Juta Kasus, Bagaimana Virus Corona Menyebar ke Seluruh Dunia?

Dilansir Business Insider (20/3/2020), untuk membatasi penyebaran campak misalnya, para ahli memperkirakan 93-95 persen dari populasi perlu kebal. Campak lebih menular daripada virus corona baru atau Covid-19.

Para ahli memerkirakan untuk menghentikan penyebaran virus corona sebanyak 40-70 persen dari populasi perlu kebal.

Sementara itu herd immunity juga bisa dihentikan dengan vaksinasi. Sayangnya saat ini belum tersedia vaksin untuk virus corona.

Para ahli memperkirakan dibutuhkan sekitar 18 bulan untuk mengembangkan vaksin virus corona.

Ini juga dapat dicapai secara alami karena ketika orang terinfeksi lalu pulih, dia akan kebal terhadap infeksi. Ini berfungsi jika kemungkinan infeksi ulang rendah atau idealnya nol.

Di China tengah diteliti seberapa banyak orang terinfeksi ulang. Beberapa menunjukkan bahwa ada orang-orang yang bisa terinfeksi lagi setelah mereka sembuh.

Ahli biostatistik di University of Florida spesialis penyakit menular Natalie Dean mengatakan satu-satunya cara aman mendapatkan herd immunity adalah dengan vaksin. Sementara itu cara lain di atas terlalu berisiko.

Baca juga: Saat Virus Corona Renggut Nyawa Satu Keluarga di Italia...

Mengapa terlalu berisiko?

1. Informasi minim

Saat ini masih belum jelas seberapa menular virus corona baru ini dan seberapa parah itu dapat memengaruhi demografi yang berbeda.

Dikutip Independent (3/3/2020), juru bicara WHO Margaret Harris menyatakan ilmuwan belum cukup tahu tentang ilmu virus tersebut dan belum cukup lama di populasi manusia.

Sehingga para ilmuwan belum bisa memastikan apa yang dilakukan virus corona terhadap imun tubuh.

Termasuk kemungkinan seseorang yang sudah sembuh bisa menularkan penyakitnya lagi. Jika hal ini terjadi herd immunity tidak dapat bekerja.

Baca juga: 5 Hal Sederhana yang Dapat Dilakukan untuk Cegah Penyebaran Virus Corona

2. Dapat menimbulkan kematian

Dengan membuat banyak orang terinfeksi, kemungkinan meningkatnya angka kematian juga tinggi.

Misalnya diambil 70 persen dari total populasi untuk sengaja diinfeksi. Dari jumlah tersebut tidak semuanya berusia muda. Ada juga orang tua. Padahal orang tua termasuk golongan rentan.

Menurut WHO, orang tua atau orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, seperti diabetes atau kanker paru-paru rentan terinfeksi oleh virus corona.

Orang tua atau lansia berisiko sakit parah jika terinfeksi. Hal itu karena kekebalan mereka yang lebih rendah dibanding kelompok usia lainnya.

Dilansir Science Alert (30/3/2020), perkiraan tingkat kematian infeksi Covid-19 sekitar 0,5-1 persen.

Jika 70 persen dari seluruh populasi jatuh sakit, itu berarti bahwa antara 0,35-0,7 persen dari setiap orang di suatu negara bisa mati akibat bencana.

Baca juga: Kasus Impor, Tren Baru Corona Korea Selatan

3. Ada kemungkinan jadi penyakit musiman

Menurut Koresponden Kesehatan The Independent Shaun Lintern, saat ini tidak ada peluang kekebalan terhadap kawanan virus corona.

Sebagai virus baru, tidak ada yang memiliki kekebalan terhadapnya. Sehingga setiap manusia rentan terhadap virus.

Herd Immunity hanya akan berlaku setelah sebagian besar orang memilikinya dan bertahan hidup sehingga tubuh mereka menciptakan antibodi terhadap virus.

"Ada juga risiko virus corona menjadi musiman seperti flu yang akan bermutasi setiap musim. Karena itu herd immunity tidak bisa ikut bermain," ujar Lintern.

4. Memerlukan kesiapan medis

Saat ini berbagai negara tengah melaporkan kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) dan kekurangan ruang untuk merawat di rumah sakit.

Jika makin banyak orang yang terinfeksi di suatu negara, maka perlu kesiapan medis juga.

Negara-negara miskin seperti di Afrika akan sangat terpukul, karena tidak dapat memenuhinya jika menjalankan skenario herd immunity.

Dilansir Science Alert, dengan perkiraan sekitar 10 persen saja dari total populasi dirawat di rumah sakit, itu akan berimplikasi besar bagi negara.

Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi