Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal Baru soal Penularan Virus Corona Tanpa Gejala

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona dan gejala terinfeksi virus corona
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Jumlah kasus infeksi virus corona di dunia telah mencapai 1,2 juta kasus. Penularan infeksi penyakit Covid-19 itu juga menyebar hingga hampir ke semua negara di dunia. 

Dari banyaknya kasus penularan tersebut, belakangan ini mulai muncul adanya penularan asimtomatik atau tanpa gejala Covid-19.

Munculnya kasus tersebut setelah makin banyak orang yang dites positif padahal mereka tidak memiliki gejala virus corona atau hanya menunjukkan gejala ringan.

Dilansir ProPublica (2/4/2020), sebanyak 7 dari 14 staf, pelatih, dan pemain NBA yang dites positif tidak memiliki gejala ketika mereka didiagnosis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengeluarkan studi kasus pada fasilitas keperawatan di King County, Washington.

Hasilnya 23 penduduk dinyatakan positif Covid-19 dan 13 orang di antaranya tidak memiliki gejala pada awalnya.

Selain itu pasien tanpa gejala juga ditemui di kapal pesiar Diamond Princess. Di antara pasien yang dites positif, lebih dari 46 persen tidak menunjukkan gejala pada saat mereka diuji.

Profesor Kedokteran Pencegahan dan Penyakit Menular di Vanderbilt University Medical Center Dr. William Schaffner menjelaskan penularan asimtomatik artinya Anda dapat terinfeksi virus, tidak memiliki gejala, dan masih menular.

"Anda dapat menangkap (virus) dari seseorang yang sangat normal dan tidak memiliki gejala," kata Schaffner dikutip dari ABC News (1/4/2020).

Baca juga: Apa yang Bisa Dilakukan untuk Ratakan Kurva dan Hentikan Penyebaran Virus Corona?

1. Siapa orang-orang asimtomatik?

Kepala unit penyakit dan zoonosis WHO Maria Van Kerkhove mengatakan pihaknya telah menemukan beberapa kasus yang benar-benar tanpa gejala (asimtomatik).

Pasien tersebut dinyatakan positif dan tidak memiliki gejala selama seluruh rangkaian penelitian.

Tapi ada banyak kasus pra-simtomatik, yaitu mereka tidak memiliki gejala pada saat mereka dinyatakan positif, tetapi menunjukkan gejala di kemudian hari.

Kerkhove menemukan orang-orang asimtomatik tidak sepenuhnya tidak menunjukkan gejala.

Ketika pihaknya kembali mewawancarai sebagian pasien didapati mereka pernah mengalami tidak enak badan namun tidak dilaporkan karena merasa itu bukan hal penting.

"Saya memiliki suhu tingkat rendah, atau sakit, tetapi saya tidak berpikir itu diperhitungkan,” kata Kerkhove menirukan pasien yang diwawancarai.

2. Bagaimana asimtomatik menularkan penyakit?

Jika para pasien asimtomatik tidak menunjukkan gejala sakit, seperti batuk dan flu, lalu bagaimana mereka menularkan penyakit?

Kerkhove menjelaskan, batuk dan bersin ternyata bukan satu-satunya cara tetesan menularkan virus.

Misalnya saat orang-orang membersihkan tenggorokan mereka, beberapa orang meludah ketika mereka berbicara, dan lain-lain. Hal itu bisa menjadi media penularan.

Ahli virus di Mailman School Columbia Angela Rasmussen memperjelas hal tersebut.

“Tetesan tidak harus besar, seperti gumpalan. Manusia melepaskan tetesan pernapasan saat berbicara,” ujarnya.

Dia mencontohkan saat seseorang keluar dalam udara dingin, lalu melihat kabut napas, itu adalah tetesan pernapasan.

Meski demikian, hal itu tidak berarti bahwa virus corona ditransmisikan lewat aerosol. Aerosol adalah istilah yang digunakan ketika partikel virus tetap melayang di udara untuk jangka waktu lama.

Ini artinya jika Anda berdiri tepat di sebelah seseorang yang terinfeksi dan mereka berbicara kepada Anda, akan ada tetesan di udara yang bisa Anda hirup.

Baca juga: Kabar Baik dari Vietnam: Nol Kasus Baru Virus Corona, Nol Kematian, Apa yang Dilakukan?

3. Bagaimana mendeteksi pasien asimtomatik?

Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan tes darah di sejumlah besar populasi.

Tujuannya mencari antibodi, jenis protein yang menjadi bukti bahwa sistem kekebalan tubuh seseorang sedang melakukan pertempuran dengan virus corona.

4. Bagaimana mencegah penularan asimtomatik?

Cara terbaik yang bisa dilakukan saat ini adalah tetap di rumah. Walaupun Anda merasakan sehat alangkah baiknya tetap berada di rumah.

Selain itu menjaga jarak fisik juga perlu. Jarak fisik tidak didasarkan pada siapa yang sakit, tapi semua orang harus menjaga jarak fisik.

"Di dalam populasi, pesan yang disampaikan harus kuat dan konsisten, serta diulang. Pesan itu adalah menjaga jarak sosial (jarak fisik) maksimum," kata Profesor Pediatri di Fakultas Kedokteran John Hopkins Dr. Raphael Viscidi. 

Selain itu semua orang wajib menggunakan masker, baik yang sakit maupun sehat.

Gagasannya adalah bahwa masker dapat membantu mencegah penularan, terutama dari orang tanpa gejala yang belum menyadari bahwa mereka terinfeksi.

Pengujian juga perlu, karena dapat memberitahu orang-orang apakah mereka sakit sebelum gejala muncul. Juga mendorong mereka melakukan isolasi diri.

Baca juga: Dites pada Tikus, Vaksin Peneliti AS Diklaim Memicu Kekebalan dan Antibodi Virus Corona

Belum diketahui

Sementara itu hal-hal yang masih belum diketahui berkaitan dengan asimtomatik adalah soal jarak aman.

Dengan adanya pengetahuan baru mengenai asimtomatik, jarak aman perlu diperbarui.

Peneliti belum mengetahui jarak aman atau seberapa jauh seseorang harus berdiri agar terlindungi dari tetesan virus corona.

WHO mengatakan jarak aman itu sejauh 1 meter, sedangkan CDC mengatakan 2 meter.

Sementara itu penelitian Pakar Dinamika Fluida di Massachusetts Institute of Technology Lydia Bourouiba menyebutkan kecepatan pernapasan puncak dapat menciptakan awan yang menjangkau 23-27 kaki (7-8 meter).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi