Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kepala Negara yang Sumbangkan Gaji Perangi Covid-19, dari Donald Trump hingga Erdogan

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi infeksi virus corona. Gunakan masker saat muncul gejala Covid-19.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Mewabahnya virus corona SARS-CoV-2 yang melanda ratusan negara di dunia tak dipungkiri memberikan dampak pada sektor bisnis dan ekonomi.

Padahal, penanganan virus corona ini pun membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Segala upaya dilakukan agar hal-hal penting dalam memerangi pandemi ini tetap tercukupi, termasuk memberikan bantuan dana, baik perseorangan, komunitas, hingga pemimpin negara.

Sejumlah kepala negara telah menyumbangkan gajinya untuk membantu pembiayaan penanganan corona virus. Siapa saja mereka?

Baca juga: Minat Kerja di RS Khusus Corona? Pertamina Lagi Buka Banyak Lowongan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikabarkan fox8, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyumbangkan gaji triwulannya dalam membantu penanganan virus corona.

Dana yang disumbangkan kepada Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan ini sebesar 100.000 dollar AS.

Hal ini disampaikan Sekretaris Pers Stephanie Grisham melalui akun resmi Twitternya.

Sejauh ini, AS menjadi negara dengan kasus positif infeksi virus corona terbanyak di dunia.

Per Senin (6/4/2020) sore, kasus positif yang terkonfirmasi di negara ini sebanyak 336.851 kasus, dengan 178 kasus baru. 

Adapun virus corona telah membunuh lebih dari 9.000 orang di AS. 

Tak hanya AS, Presiden India Ram Nath Kovind juga menyumbangkan gajinya guna memerangi virus corona. 

Bahkan, ia mengimbau warganya menjalankan hal yang sama, yaitu dengan memberikan sumbangan dana untuk penanganan pandemi virus corona yang saat ini terjadi.

Langkah Ram Nath diikuti karyawan Rashtrapati Bhavan, di mana memberikan kontribusi sukarela dalam penanganan Covid-19 di India.

Baca juga: Pemprov DKI: 639 Jenazah Dimakamkan dengan Protokol Pemulasaran Jasad Pasien Covid-19

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga menyumbangkan gajinya selama tujuh bulan untuk membantu memerangi virus corona.

Nilainya sebesar 5,2 juta lira Turki atau setara 791.000 dollar AS disumbangkan bersamaan saat meluncurkan Kampanye Solidaritas Nasional.

Kampanye tersebut bertujuan memberikan dukungan tambahan kepada rakyat berpenghasilan rendah yang terpukul secara ekonomi karena langkah-langkah yang diambil dalam mengatasi wabah virus corona.

Pemerintah Turki memang mengambil sejumlah kebijakan seperti melakukan pembatasan perjalanan antarkota, pembatalan seluruh penerbangan internasional dan menutup area publik di akhir pekan.

Sampai saat ini, Turki melaporkan 27.069 kasus positif dengan 574 kematian.

Baca juga: Pemprov Kaltara Minta Bantuan Pemerintah Pusat untuk Karantina TKI yang Pulang dari Malaysia

  • Raja Malaysia

Semantara itu, Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah memberikan persetujuan kepada pemerintah untuk tidak membayar Royal Emoluments kepadanya dan permaisuri dalam jangka waktu enam bulan mulai Maret.

Ini dilakukan untuk meringankan beban pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19.

Keputusan ini mendukung langkah Perdana Menteri serta Menteri dan Wakil Menteri untuk berkontribusi dua bulan dari gaji mereka ke Covid-19 Fund.

Malaysia mencatat adanya 3.662 kasus positif infeksi corona virus di negaranya dengan 61 kasus kematian.

Sedangkan, sebanyak 1.005 orang di Negeri Jiran ini dinyatakan sembuh.

Baca juga: Kucing Disebut Dapat Tertular Virus Corona, Ahli: Belum Tentu Menular ke Manusia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi