Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lewatkan Purnama Perige Dini Hari Nanti, Supermoon Terbesar Tahun Ini

Baca di App
Lihat Foto
AFP/ALEJANDRO PAGNI
Sebuah pesawat Embraer 190-100IGW dari Aerolineas Argentinas, dalam penerbangan reguler dari Buenos Aires ke kota Argentina Bahia Blanca, melintas di depan Supermoon, Selasa (19/2/2019). Fenomena Supermoon kali ini yang disebut juga dengan Super Snow Moon terjadi saat bulan berada pada titik perige terdekat yakni 363.300 km dari bumi sehingga bulan terlihat 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari bulan purnama biasanya.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Pada Rabu (8/4/2020) dini hari nanti, akan terjadi sebuah fenomena langit berupa Purnama Perige atau biasa disebut sebagai Supermoon.

Bulan yang akan terlihat dini hari nanti memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan bulan purmana yang biasanya terjadi.

Kepala Bidang Geopotensial Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Hendra Suarta menyebutkan, peristiwa ini dilatari posisi Bulan yang melintasi titik Perige, titik terdekat dengan Bumi.

"Kalau nanti malam itu Bulan berada dekat dengan Bumi, itu Supermoon. Kan (Bulan) ada jarak dekat, jarak jauh, karena Bumi itu kan bentuknya elips. Nah kalau elips kan seperti telur. Kalau telur itu, dari tengah ada yang jauh ada yang dekat," jelas Hendra saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/4/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi, saat Purnama Perige nanti, Bulan akan melintasi titik terdekatnya dengan Bumi.

Baca juga: Fenomena Langit Bulan Ini: Mulai Supermoon hingga Hujan Meteor Lyrids

Tiga kali dalam setahun

Hendra menjelaskan, Supermoon terjadi 3 kali dalam satu tahun. Pada 2020, terjadi pada Maret, April, dan Mei.

"Di tahun 2020 ini ada 3 kali terjadi, yaitu tanggal 7 Maret, kemudian malam nanti tanggal 8  April, dan nanti 7 Mei. Dan dari 3 kejadian Supermoon ini, yang terbesar nanti malam," ujar dia.

Masyarakat Indonesia bisa menyaksikannya di langit di sisi agak ke barat. Puncaknya diperkirakan akan terjadi pukul 01.08 WIB.

"Ya sebenarnya malam itu sudah mulai kelihatan besar, karena dia sedang mendekati ke arah Perige. Dan puncaknya di jam 01.08 WIB tengah malam," jelas Hendra.

Namun,  masa puncak Purnama Perige atau Supermoon tidak berlangsung lama.

Bulan akan terus bergerak dan jika diamati menggunakan lensa khusus pasti ukurannya akan terlihat mengecil.

"Ah sebentar saja, enggak lama (puncaknya), lewat saja. Kalau besar tetap besar terus, malam sampai pagi juga besar terus. Hanya dia di puncak terbesarnya jam 01.08 WIB," kata Hendra.

Baca juga: Catat, Ini Fenomena Langit Bulan April: Supermoon, Hujan Meteor hingga Bulan Baru

Hendra menjelaskan, fenomena bulan purnama seperti ini tidak memiliki pengaruh buruk bagi Bumi, selain memengaruhi pasang air laut.

"Biasanya pengaruhnya ke air pasang air laut, lebih tinggi pasang air lautnya. Enggak ada (dampak buruknya), aman. Bisa dilihat oleh semua orang, bisa dilihat di rumah," kata Hendra.

Dikutip dari Instagram @infobmkg, Supermoon memiliki ukuran 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih cemerlang dari bulan purnama biasanya karena berada di jarak 356.910 kilometer dari Bumi.

Sementara, saat berada di titik jauh jaraknya bisa mencapai 406.166 kilometer.

Baca juga: Istilah Supermoon Jadi Kontroversi, Ini Kata Astrolog yang Cetuskan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi