Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2.956 Orang Terinfeksi Covid-19, Berikut 3 Jenis Tes Virus Corona di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi rapid test virus corona
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Jumlah kasus positif infeksi virus corona di Indonesia terus bertambah. Per Rabu (8/4/2020), kasus positif infeksi Covid-19 di Indonesia mencapai 2.956 orang, 240  meninggal, dan 222 pasien berhasil sembuh. 

Pengujian deteksi infeksi Covid-19 bagi masyarakat secara luas merupakan salah satu kunci penanganan wabah virus corona yang telah menjangkiti ratusan negara hingga saat ini.

Pengujian ini menjadi penting karena dapat membantu layanan kesehatan menyiapkan perawatan yang diperlukan. 

Selain itu, tes tersebut juga diperlukan untuk menjadi pedoman bagi pembuat kebijakan mengenai langkah yang harus dilakukan. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada berbagai jenis tes yang dapat dilakukan untuk mendeteksi apakah seseorang telah terpapar virus corona atau tidak.

Baca juga: Menpora Italia Luncurkan BLT di Tengah Pandemi Virus Corona

Jenis-jenis tes virus corona di Indonesia

Di Indonesia sendiri, setidaknya ada tiga jenis tes virus corona, baik yang telah maupun yang direncanakan akan digunakan oleh pemerintah, yaitu melalui rapid test, PCR, dan TB-TCM.

Berikut adalah rincian dari masing-masing jenis tes tersebut:

1. Rapid Test

Beberapa waktu lalu, ratusan ribu alat rapid test mulai didatangkan dan didistribusikan ke wilayah-wilayah Indonesia dari luar negeri. 

Adapun tes ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah dari seseorang yang diuji. 

"Caranya, individu diambil darahnya. Pengambilan ini dilakukan dari darah kapiler atau bisa juga dari ujung jari kemudian (sampel darah itu) diperiksa" ujar Bambang galam konferensi pers di Graha BNPB, Selasa (7/4/2020) sebagaimana dikutip Kompas.com (7/4/2020).

Rapid test sendiri hanya memerlukan waktu sekitar 10-15 menit hingga hasil keluar. 

Melansir Kompas.com (28/3/2020), alat rapid test menguji antibodi SARS-CoV-2, Immunoglobulin G (IgG) dan Immunoglobulin M (IgM), yang terdapat dalam sampel darah. 

Baca juga: Pemerintah Distribusikan 450.000 Rapid Test Kit ke Penjuru Indonesia

Saat sampel darah masuk antibodi IgG dan/atau IgM yang terdapat dalam darah akan bereaksi dan memunculkan warna pada alat rapid test. Metode ini disebut sebagai Lateral Flow Assay.

Namun, hasil rapid test dapat menunjukkan hasil negatif palsu apabila orang yang dites berada dalam window period infeksi. 

Sebab, saat belum menunjukkan gejala atau berada dalam periode inkubasi, IgG atau IgM belum dideteksi oleh rapid test. 

Oleh karena itu, ODP yang pernah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi harus menunggu dua minggu hingga munculnya gejala sebelum melakukan rapid test. 

Saat IgM positif dan IgG negatif, menunjukan pasien memasuki fase awal infeksi. Sedangkan saat IgM dan IgG menunjukkan hasil positif, artinya pasien berada dalam fase infeksi aktif.

Terakhir, apabila hasil IgM negatif dan IgG positif menunjukkan fase akhir infeksi atau ada kemungkinan bahwa pasien tersebut sudah pernah terinfeksi SARS-CoV-2 dan sembuh.

Baca juga: Dua Peserta Sajadah Fajar Meninggal, 63 Jemaah Jalani Rapid Test di Dinkes Kalbar

2. PCR (Polymerase Chain Reaction)

Selain rapid test, Kementerian Kesehatan juga menyebut metode lain dalam screening pasien terduga positif Covid-19, yaitu melalui metode PCR.

Mengutip Kompas.com (3/4/2020), tes PCR ini diharapkan menjadi solusi akurat untuk menguji infeksi virus corona. 

Sebab, menurut Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Profesor Amin Soebandrio, rapid test hanya menguji antibodi pasien.

Tingkat sensitivitas rapid test  dalam menguji virus hanya sekitar 70 persen meskipun sebagian juga menyebut sensitivitasnya dapat mencapai 90 persen.

Baca juga: Lawan Corona, BUMN Beli Alat PCR Berkapasitas hingga 10.000 Tes Per Hari

Hingga kini, metode PCR disebut sebagai metode yang paling akurat dalam mendeteksi virus SARS-CoV-2 ini. 

Adapun tes PCR dilakukan dengan tes swab atau mengambil sampel dari hidung atau tenggorokan pasien dan mengirimnya ke laboratorium.

Kemudian, akan diperiksa menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR). 

Hasil tes PCR sendiri memerlukan waktu lebih lama dari rapid test. Umumnya, metode PCR membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari untuk menunjukkan hasil. 

Namun, hasil dapat keluar lebih lama apabila kapasitas laboratorium yang digunakan untuk memeriksa sampel sudah penuh. 

Baca juga: Gugus Tugas Covid-19: Rapid Test Tak Semuanya Efektif, Kita Perbanyak PCR Test

3. TCM (Tes Cepat Molekuler)

Beberapa waktu lalu, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto memastikan bahwa pemerintah akan memperbanyak fasilitas pengujian untuk pemeriksaan pasien terduga Covid-19. 

Adapun langkah yang akan dilakukan adalah dengan aktivasi mesin TB-TCM yang dikonversikan agar dapat digunakan sebagai alat pemeriksaan Covid-19. 

Sebelumnya, tes ini digunakan pada penyakit tuberkulosis (TB), yiatu berdasarkan pemeriksaan molekuler. 

Baca juga: Gunakan Mesin TB-TCM, Pemeriksaan Spesimen Covid-19 Bisa Lebih Banyak dan Cepat

Metode dari tes ini adalah melalui dahak dengan amplifikasi asam nukleat berbasis cartridge.  Hasil dari TCM terbilang cepat, yaitu dalam waktu kurang lebih dua jam. 

Yuri menyebut, Indonesia saat ini memiliki 956 mesin TB-TCM tetapi hanya 305 yang kompatibel untuk memeriksa Covid-19.

Namun demikian, mesin-mesin tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi Covid-19 apabila telah dikonversi. Cartridge menjadi elemen penting untuk melakukan konversi ini. 

Untuk itu, kata Yuri, Indonesia berencana memesan 160.000 cartridge dari Swedia.

Baca juga: Pemeriksaan dengan Mesin TB-TCM Diprioritaskan untuk Daerah yang Banyak Kasus Covid-19

(Sumber: Kompas.com/ Dian Erika Nugraheny |Editor: Bayu Galih, Shierine Wangsa Wibawa, Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas, Diamanty Meiliana)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi