Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Ingatkan Bersatu Lawan Virus Corona dan Hentikan Politisasi Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
AFP/FABRICE COFFRINI
Sekretaris Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa pada 30 Januari 2020. Tedros mengumumkan status darurat dunia atas virus corona yang hingga saat ini, sudah membunuh 212 orang di China.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak para pemimpin di dunia untuk mengutamakan persatuan dan menghentikan segala politisasi terkait Covid-19.

Melansir Aljazeera, Kamis (9/4/2020), penyataan itu disampaikan Tedros merespons kritik dan saran Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap WHO.

Trump menyatakan, AS akan mengkaji ulang bantuan yang diberikan untuk WHO setelah menilai bahwa organisasi kesehatan dunia itu bias terhadap China dalam kasus virus corona.  

"Jadi saran saya ada tiga hal. Tolong, persatuan di tingkat nasional, tidak menggunakan Covid-19 untuk politik. Kedua, solidaritas di tingkat global. Dan kepemimpinan dari AS dan China. Yang paling kuat harus memimpin jalan," ujar Tedros.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Trump Ancam Potong Anggaran WHO, Apa Sebabnya?

Sebelumnya, pada Selasa (7/4/2020), Trump menyatakan akan menahan pendanaan anggaran WHO yang myoritas bersumber dari AS.

"Kami akan menahan uang yang dihabiskan untuk badan kesehatan WHO," ujar Trump seperti diberitakan Kompas.com, mengutip AFP, Selasa (7/4/2020).

Namun, beberapa saat kemudian, Trump mengklarifikasi pernyataannya.

"Saya tidak menyatakan akan langsung melakukannya. Kami akan meninjaunya pada akhir masa pendanaan," lanjut Trump.

Tedros menolak anggapan bahwa WHO condong membela China.

Ia menekankan, WHO dekat dengan semua negara dan tidak berpihak.

"Kami dekat dengan setiap negara," kata Tedros.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 9 April: 1,5 Juta Orang Terinfeksi, 329.542 Sembuh

Sementara itu, pada Rabu malam (8/4/2020), Trump memperbarui kritiknya terhadap WHO dengan menyebutkan bahwa organisasi itu harus menempatkan prioritasnya dengan tepat.

AS akan melakukan kajian untuk memutuskan apakah akan terus memberikan kontribusi pendanaan atau tidak.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, dalam konferensi pers di Gedung Putih, mengatakan, Pemerintah AS tengah mengevaluasi kembali dana yang mereka berikan untuk WHO.

"Organisasi harus bekerja. Mereka harus memberikan hasil yang diharapkan," kata Pompeo.

Namun, Tedros mengatakan, ia yakin pendanaan AS akan tetap berlanjut.

Sebelumnya, seorang penasihat WHO menyebutkan, kerja sama yang erat dengan China saat ini sangat penting untuk memahami Covid-19.

Menurut dia, serangan Tump terhadap WHO adalah kritik terhadap penanganan pandemi yang dilakukan pemerintahannya sendiri.

Amerika Serikat adalah salah satu penyandang dana sukarela terbesar bagi WHO.

Baca juga: Dua Provinsi Nol Kasus Positif Covid-19, Bagaimana Sebaran Virus Corona di 32 Provinsi?

Data WHO menunjukkan, AS berkontribusi 15 persen terhadap keseluruhan anggaran lembaga tersebut.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebelumnya juga mengingatkan bahwa saat ini yang dibutuhkan adalah persatuan dari komunitas internasional untuk bekerja sama menghentikan virus corona.

"Sekarang adalah waktu untuk persatuan, bagi komunitas internasional untuk bekerja bersama dalam solidaritas untuk menghentikan virus ini dan konsekuensinya yang menghancurkan," kata dia.

Presiden Perancis, Emmanuel Macron juga dilaporkan menawarkan dukungannya kepada WHO.

"Dia menegaskan kembali kepercayaannya, dukungannya terhadap lembaga itu (WHO) dan menolak melihatnya sebatas perang antara China dan AS," kata seorang pejabat kepresidenan Perancis kepada kantor berita Reuters.

Baca juga: Kelompok Hacker Serang China, Diduga Terkait Virus Corona

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Virus Corona, Gejala dan Cara Pencegahannya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi