Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lockdown Berakhir di Wuhan, Aplikasi Permohonan Menikah Error karena Pendaftar Membludak

Baca di App
Lihat Foto
ROMAN PILIPEY/EPA-EFE
Warga berjalan memakai masker di jalanan yang masih dipasang pagar pembatas di Wuhan, China, 30 Maret 2020. Warga Wuhan bersiap memulai kembali aktivitasnya setelah lockdown dua bulan.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Setelah berakhirnya masa penguncian atau lockdown akibat wabah virus corona SARS-Cov-2 di Wuhan, Hubei, China, para warga kini mulai beraktivitas kembali.

Penguncian di Wuhan berlangsung selama 76 hari.

Pasca-lockdown pendaftaran untuk menikah di Wuhan meningkat. Para warga mendaftarkan permohonan menikah melalui aplikasi pernikahan online lokal yang menjadi bagian dari aplikasi ‘mini program’ yang dijalankan oleh platform teknologi China Alipay.

Sebelumnya, operasional aplikasi tersebut sempat ditangguhkan pada Februari hingga Maret 2020, dan telah dibuka kembali pada pekan pertama April 2020.

Baca juga: Benarkah Virus Corona Penyebab Covid-19 Berasal dari Pasar Wuhan?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaftar membludak, aplikasi error

Membludaknya warga Wuhan yang mendaftarkan permohonan menikah mengakibatkan aplikasi mengalami gangguan dan tak bisa diakses.

Melansir dari Abacus, melalui unggahan di media sosialnya, pihak Alipay menjelaskan, data menunjukkan bahwa pendaftar pernikahan melonjak tajam hingga 300 persen dalam sehari.

Jumlah tersebut jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan rata-rata harian selama Januari 2020 dan minggu pertama April.

Alipay menyebutkan, mereka terkejut dengan lonjakan pengguna yang menyebabkan sistem mengalami pelambatan.

Meski demikian, sistem itu langsung diperbaiki dan telah normal kembali.

Baca juga: Ketika Wuhan Berangsur Pulih Pasca 11 Minggu Lockdown akibat Covid-19

Angka perceraian juga meningkat

Tak hanya angka pengajuan permohonan menikah yang meningkat. Angka perceraian di beberapa lokasi di China juga mengalami peningkatan selama masa penguncian. 

Melansir dari Daily Mail, Lu Shijun, seorang Manajer Pencatatan Pernikahan di Dazhou, Provinsi Sichuan. mengatakan, ada 300 pasangan yang hendak bercerai sejak 24 Februari 2020.

Otoritas meyakini, tingginya angka perceraian kemungkinan karena mereka terlalu lama bersama selama karantina.

Lu menduga, dengan seringnya pasangan menghabiskan watu bersama di rumah, memunculkan perdebatan dan friksi yang memicu keputusan untuk berpisah. 

Saking banyaknya kasus, otoritas di Fuzhou menetapkan batas 10 pasangan per hari yang bisa mendaftarkan permohonan bercerai.

Lockdown di Kota Wuhan secara resmi telah dibuka pada Rabu (8/4/2020).

Baca juga: Dokter di Wuhan: Belum Ada Bukti Pasien Sembuh Bisa Tularkan Virus Corona Lagi

Berakhirnya masa penguncian ini disambut gembira oleh warga. 

"Rasanya seperti dibebaskan," kata Zhang Kaizhong, seorang warga yang datang ke Wuhan, seperti dikutip dari The Guardian.

Zhang datang ke Wuhan untuk mengunjungi putranya, sehari sebelum lockdown diumumkan.

"Aku sangat merindukannya. Tentu saja saya sangat bersemangat," ujar dia.

Meski demikian, para pejabat setempat masih meminta warga membatasi acara di tempat-tempat publik dan tidak menghadiri pertemuan besar.

“Nol kasus baru tidak berarti nol risiko. Membuka gerbang kota tidak berarti membuka pintu rumah untuk seseorang," demikian tulis surat kabar People's Daily.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 9 April: 1,5 Juta Orang Terinfeksi, 329.542 Sembuh

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Serial Infografik Virus Corona: Apa itu OTG?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi