Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Larangan Keluar Rumah pada 10-12 April karena Ada Angin Pembawa Wabah

Baca di App
Lihat Foto
-
Hoaks larangan keluar rumah 3 hari karena ada angin pembawa wabah (penyakit) virus corona
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Pesan berantai mengenai larangan keluar rumah selama 3 hari karena akan ada angin yang membawa wabah penyakit beredar di sejumlah grup percakapan Whatsapp.

Informasi yang sama juga menyebar di media sosial Twitter dan Facebook. 

Informasi yang beredar mengimbau agar masyarakat menggunakan masker selama 3 hari yakni pada 10-12 April 2020.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan informasi itu hoaks alias tidak benar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narasi yang beredar

Berikut ini salah satu pesan yang beredar di Whatsapp:

Kenapa kita dianjurkan untuk makai masker di tgl 10-12 April."URGENT"

Sbg informasi dari Bpk Dir-1...Bhw 3 hari kedepan diusahakan seluruh anggota keluarga masing2 di Rmmh...untuk tdk keluar rmh, walau hanya utk berjemur, klu tdk sgt terpaksa..

Krn dlm 3 hari kedepan Arus angin dari Utara ke arah Selatan yg membawa wabah (penyakit) akan melewati Indonesia menuju Australian..

Tolong diinformasikan kpd teman2 yg tdk ada di grup ini...

Terimakasih...

Informasi yang sama juga menyebar melalui Facebook dan Twitter.

Konfirmasi KOMPAS.com

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin menyatakan bahwa informasi tersebut hoaks. Ia tidak tahu dari mana informasi tersebut berawal.

"Saya tidak tahu, tidak menelusurinya. Hanya mendapat pertanyaan dari teman-teman tentang kebenarannya yang mereka terima di medsos," ujar Thomas kepada Kompas.com, Jumat (10/4/2020).

Peneliti Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) LAPAN Erma Yulihastin menjelaskan, tidak benar bahwa akan ada angin yang kuat dari utara ke selatan pada 10-12 April 2020 yang membawa wabah penyakit.

Berdasarkan prediksi Satellite-based Disaster Early Warning System (Sadewa) LAPAN, angin selama 3 hari mendatang tidak didominasi oleh angin utara-an.

Selain itu, hingga saat ini belum ada penelitian yang mengaitkan wabah penyakit dengan angin lintas-benua dan lautan (angin monsun).

Virus tidak ditularkan melalui udara, tapi melalui droplets yang jarak jangkaunya pendek. Hal yang berbahaya adalah transmisi dari orang ke orang.

Lapan juga mengunggah pelurusan informasi mengenai hal ini melalui media sosial Instagram @lapan_ri.

BMKG

Humas BMKG Taufan Maulana juga menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar dan memastikan bahwa informasi tersebut bukan dari BMKG.

Taufan menjelaskan, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sedang berada pada peralihan musim hujan menuju musim kemarau.

Oleh karena itu, sirkulasi angin tidak lagi didominasi angin dari utara (dari Benua Asia).

Bahkan, di beberapa wilayah di bagian selatan Indonesia kini sudah mulai berembus angin dari timur-selatan (dari Benua Australia).

"Angin dari utara dan selatan pengaruhnya ke iklim, tidak ada hubungannya dengan virus," ujar Taufan kepada Kompas.com, Jumat (10/4/2020).

Meski demikian, masyarakat wajib menggunakan masker saat melakukan aktivitas di luar dan menjaga jarak satu sama lain.

Bagi masyarakat jika menemukan informasi yang meragukan, Taufan mengimbau untuk mengecek ke lembaga terkait dan menyaring sebelum membagikan.

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan informasi secara quick respond," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi