Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Benar Virus Corona Bisa Menular Melalui Udara, Ini Pernyataan WHO dan Ahli

Baca di App
Lihat Foto
AFP/CHARLY TRIBALLEAU
Warga membeli masker dalam jumlah banyak dari sebuah apotek di daerah Akihabara Tokyo, Jepang, Senin (27/1/2020), menyusul temuan warga diduga terinfeksi virus corona di negara itu. Hingga saat ini, sudah 12 negara di berbagai belahan Bumi yang positif mengumumkan terdampak virus corona yang dilaporkan sudah menjangkiti 1.300 orang dan membunuh 41 orang di China.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Informasi mengenai penularan virus corona melalui udara beredar di media sosial dan grup-grup percakapan.

Salah satu narasi yang beredar menyebutkan virus corona bisa melayang di udara selama 8 jam.

Sementara, narasi lainnya, dibagikan sejumlah pengguna Twitter, salah satunya @star777up.

Dalam narasi twitnya, ia menuliskan bahwa peneliti-peneliti di Jepang menyatakan virus corona bisa menular lewat udara.

Benarkah virus corona bisa menyebar melalui udara?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah penelitian menemukan potensi ini, tetapi masih dalam penelitian terbatas dan belum merujuk pada sebuah kesimpulan bahwa virus corona dipastikan bisa menular melalui udara.

Oleh karena itu, yang menjadi rujukan hingga kini adalah pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pernyataan WHO

Melalui unggahan di akun resmi WHO, @who, ditegaskan bahwa hingga kini faktanya virus corona Covid-19 tidak menular melalui airborne atau udara.

WHO menyatakan, Covid-19 menular melalui droplets atau percikan yang keluar saat seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.

"Kamu bisa saja tertular virus jika berada dalam rentang jarak 1 meter dari penderita Covid-19," kata WHO, dikutip dari Instagramnya pada Jumat (10/4/2020).

Selain itu, penularan juga bisa terjadi saat menyentuh permukaan yang terkena droplets terkontaminasi dan secara tak sadar menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan.

Sebuah penelitian yang diterbitkan New England Journal of Medicine menemukan bahwa virus dapat hidup hingga tiga jam kemudian di udara, hingga empat jam pada tembaga, hingga 24 jam pada karton dan dua hingga tiga hari pada plastik dan stainless steel.

"Kami sama sekali tidak mengatakan bahwa ada transmisi (penularan) virus secara aerosol (sistem tersebarnya partikel halus zat padat atau cairan dalam gas atau udara), tetapi penelitian ini menunjukkan bahwa virus tetap bertahan untuk jangka waktu yang lama dalam kondisi tersebut, sehingga secara teori dimungkinkan," ujar pemimpin studi Neeltje van Doremalen di National Institute of Allergy Infectious Diseases, seperti dikutip USA Today.

Pernyataan Ahli

Penegasan bahwa tidak benar penularan virus corona melalui udara juga disampaikan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr. Ari Fahrial Syam.

Ia mengatakan, informasi mengenai penularan virus corona melalui udara adalah tidak benar.

Hingga saat ini belum ada pembuktian secara ilmiah mengenai penularan virus corona melalui udara.

"Itu informasi tidak benar. Sampai saat ini belum ada bukti virus corona menular malalui udara (airborne)," kata dr. Ari saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/4/2020).

Ia menyebutkan, penularan virus corona dapat terjadi apabila droplets yang keluar dari seorang pasien positif terhirup oleh orang lain yang berada di dekatnya.

Ari mencontohkan, hal itu bisa terjadi, misalnya, saat seorang pasien positif Covid-19 melakukan perawatan ke dokter gigi.

"Misal si pasien positif ini tiba-tiba batuk lalu dropletsnya lepas. Droplets tersebut bisa saja terhirup oleh dokter atau perawat yang ada di dekatnya yang tidak memakai masker," kata dr. Ari.

Ia kembali menekankan, hingga saat ini, penularan virus corona terjadi melalui droplets atau percikan yang menempel di permukaan benda atau tangan.

Penularan akan terjadi jika tangan yang menyentuh permukaan benda dengan virus corona di atasnya, kemudian menyentuh bagian wajah termasuk mata, mulut atau hidung dengan tangan yang sudah terpapar droplets tersebut.

Oleh karena itu, masyarakat diingatkan untuk rajin mencuci tangan dan membawa hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60 persen saat bepergian.

Waspada penularan dari orang tanpa gejala

Hal lain yang perlu menjadi perhatian masyarakat adalah potensi penularan virus corona melalui orang tanpa gejala.

Artinya, ada seseorang yang sebenarnya positif Covid-19, tetapi ia belum merasakan gejala apa pun.

Proses penularan bisa terjadi meski orang tersebut tak menunjukkan gejala demam, batuk, dan pilek.

Hal inilah yang mendasari WHO meminta semua orang menggunakan masker ketika berada di tempat publik.

Masker yang disarankan adalah masker kain. Sementara, masker bedah dan N95 diperuntukkan bagi tenaga medis.

Penggunaan masker diyakini bisa menekan penyebaran dan penularan virus corona.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Gejala Ringan Terinfeksi Virus Corona yang Harus Diwaspadai

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi