Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Suara Dentuman Misterius, Berikut Analisis dari Ahli Vulkanologi

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/BISNIS INDONESIA/NURUL HIDAYAT
Foto udara letusan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Minggu (23/12/2018). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda pada Sabtu, 22 Desember 2018 pukul 17.22 Wib dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak (sekitar 1.838 meter di atas permukaan laut).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Gunung Anak Krakatau (GAK) dilaporkan meletus pada Jumat (10/4/2020) malam sekitar pukul 21.58 WIB yang mengakibatkan semburan abu tebal.

Pasca-kejadian tersebut, sejumlah warganet mengaku mendengar suara dentuman berkali-kali.

Pengguna Twitter @WulanCnt mengungkapkan, ia mendengar suara dentuman pada Sabtu (11/4/2020) pukul 02.19 WIB.

"Halo, min. Please kasih rilis terkait dentuman yang barusan terjadi di daerah jabodetabek dong. Apa bener ini karena erupsi krakatau? Atau gimana?," tulis @wulanCnt dalam twitnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Soal Suara Dentuman Misterius di Jabodetabek, BNPB: Belum Tahu Dari Mana Asalnya

Penjelasan PVMBG

Menanggapi hal itu, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan, tidak terdengar dentuman dari Pos Pengamatan di Pasauran.

Namun, pihaknya membenarkan mengenai adanya erupsi dari GAK.

"Memang GAK erupsi sejak tadi malam. Sampai pagi ini masih berlangsung erupsi strombolian dengan lontaran lava pijar sekitar 500 meter. Namun, dari Pos Pengamatan di Pasauran, Pantai Carita, tidak terdengar dentuman," ujar Kasbani saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).

Ia menjelaskan, erupsi strombolian merupakan erupsi dengan lontaran batu pijar dan lelehan lava, dan biasanya kandungan gasnya kecil.

"Erupsi strombolian biasanya tidak besar dan tidak membahayakan," lanjut dia.

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Meletus Jumat Malam, Warganet Kisahkan Suara Dentuman Aneh

Suara dentuman disinyalir dari letusan GAK

Sementara itu, ahli vulkanologi dari PVMBG, Surono, menyampaikan, ia belum mengetahui sumber suara dentuman yang dimaksud oleh sejumlah warganet.

Namun, ia menganggap suara tersebut disinyalir dari adanya letusan GAK.

"Saya terus terang tidak tahu sumber suara dentuman tersebut, kecuali yang paling mungkin adanya letusan GAK yang meletus beruntun pagi ini," ujar Surono saat dikonfirmasi terpisah oleh Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).

Pria yang akrab disapa dengan Mbah Rono ini menyampaikan, hal yang paling berbahaya dari letusan gunung api muda yakni adanya longsoran pemicu tsunami yang terjadi pada Desember 2018.

Adapun longsoran tersebut terjadi lantaran untuk menambah bentuk gunung agar lebih tinggi dan besar.

"GAK mengikuti hukum kodrat alam, sering meletus seperti dulu, pernah satu tahun tidak berhenti, guna membangun tubuhnya supaya tinggi dan besar," ujar Mbah Rono.

Baca juga: Erupsi Merapi dan Sejarah Letusannya...

Sementara itu, Mbah Rono menjelaskan, saat GAK meletus besar, GAK tidak akan menimbulkan tsunami besar, hanya longsorannya yang dapat memicu tsunami.

Dari kejadian pagi ini, Mbah Rono menyampaikan, terjadinya letusan kemarin mengapa justru diributkan saat ini, bukan ketika GAK selama satu tahun meletus secara terus-menerus?

Menurut dia, letusan GAK menjadi daya tarik wisata minat khusus, di mana para wisatawan sudah paham bagaimana aturan menonton kejadian alam tersebut.

"Siapa yang menikmati atraksi alam GAK? Beberapa kapal pesiar internasional mewah, kita sempat diundang naik kapal tersebut dan menceritakan mengenai ibunya alias Gunung Krakatau yang nakal dengan tsunaminya, sementara si anak yang dinamis ingin cepat besar dengan cara meletus," terang Mbah Rono.

Terkait kisah itulah perbedaan antara fenomena alam, Mbah Rono menganggap fenomena tersebut dapat menjadi tontonan, bukan untuk ditakuti.

Baca juga: Erupsi Gunung Anak Krakatau, Status Masih Level II Waspada

Tidak perlu takut suara dentuman

Terkait dentuman, ia hanya berkomentar bahwa saat malam hari yang sepi, semua orang mengisolasi diri, suara dari kendaraan lenyap terimbas virus corona.

Oleh karena itu, dentuman GAK membahana, mengusir sepi. Karena itulah alam.

"Pernah saya dipanggil Gubernur Banten, Ibu Atut, karena jika malam masyarakat khawatir dengan suara dentuman GAK. Saya jawab, siang juga ada dentuman, tidak terdengar karena bising kendaraan dan lainnya," lanjut Mbah Rono.

Ia mengimbau masyarakat tidak perlu takut, karena Indonesia memiliki banyak gunung api, ini yang menjadi daya tarik jika dibandingkan negara lain.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Letusan Hebat Gunung Tambora yang Mengubah Dunia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi