Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bergabung sejak: 19 Mar 2020

Lebih dari 65 penghargaan film diraihnya dari berbagai festival international dan Indonesia. Karyanya meluas dari film, teater, dance hingga instalasi Art .

Garin mendapatkan penghargaan peran budaya tertinggi dari berbagai negara: pemerintah Perancis (Ordre des Arts et des Lettres), Italia (Stella D'Italia Cavaliere) hingga Presiden Indonesia dan Honorary Award Singapura International Film Festival, Life Achievement Award dari Bangkok International Festival, walikota kota Roma hingga Vaseoul - Perancis hingga kota Yogyakarta.

Tercatat sebagai pelopor generasi film pasca 1990. Selain berkarya, ia menumbuhkan beragam festival seni, menulis buku, kolom Kompas dan Tempo maupun menumbuhkan NGO untuk demokrasi.

Ia pengajar S2 dan S3 di ISI Solo dan Yogyakarta.

Pesan Kemanusiaan Paus Benediktus dan Master Cheng Yen

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Paus Benediktus XVI
Editor: Heru Margianto

PADA suasana Paskah, ketika semua umat Kristen berdoa di rumah ataupun bekerja di garda depan berbagai rumah sakit, saya teringat kembali dua pertemuan penting yang memberi renungan pada pembebasan dan perawatan bumi.

Pertama adalah pertemuan saya bersama lebih dari 100 seniman dunia dengan Paus Benecditus XVI di kapel Sistine Vatikan, 21 november 2009. Itu adalah pertemuan memperingati surat untuk para seniman dari Paus Yohanes Paulus II

Kedua adalah pertemuan dengan Master Cheng Yen pada 2008. Master Cheng adalah bikuni terkemuka Budha di Taiwan yang memimpin Tzu Chi Foundation.

Kerja kemanusiaan Master Cheng menjadikannya meraih penghargaan Magsaysay Award (1991) , penghargaan kedua tokoh paling berpengaruh Taiwan (2003) hingga Asian American Heritage untuk pelayanan kemanusiaan (2004).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan dan pembebasan

“Seni bukanlah kebutuhan ketiga. Ia kebutuhan utama seperti makan dan pengetahuan. Lewat keindahan seni manusia menemukan harapan membentuk keindahan hidup dalam pembebasan dengan menemukan kemanusiaan terkecil di tengah zaman yang memuja kekuasaan, kekerasan, dan ekonomi."

Ringkasan khotbah Paus Benecditus di depan lebih 100 seniman dunia, antara lain Andre Bocelli, Bill Viola (artis video art terkemuka), Zaha Haded (arsitek Iran) hingga David Chipperfield (arsitek Inggris) , menjadi terasa berarti.

Terlebih khotbah tersebut diucapkan di bawah atap kapel Sistine yang dipenuhi lukisan Michelangelo. Lukisan tentang derita dan kebangkitan kemanusiaan, lukisan yang memberi renungan dan inspirasi kerja kemanusiaan yang tidak mati di telan zaman.

Selanjutnya, dalam perjalanan atas undangan museum- museum Amerika, saya teringat ucapan salah satu direkturnya, bahwa mengajak anak-anak melihat lukisan, tari hingga teater, bukanlah hanya untuk menjadikan anak-anak sebagai seniman, tetapi merasakan hal-hal kecil kemanusiaan dalam unsur kehidupan.

Catatan di atas terasa sangat berarti ketika kemanusiaan terkecil tertantang dihidupkan menghadapi pandemi Corona yang menuntut kerja pembebasan.

 

 

Menanam vs mengambil

“Orang kaya Indonesia banyak mengambil alam, namun kurang menanam dan merawat.“

Inilah ucapan Master Cheng Yen dalam obrolan dengam Penulis di Taiwan.

Pertemuan dengan Master Cheng dimulai ketika beberapa orang dari Tzu Chi meminta penulis bertemu dengan Master Cheng dan mengobrol situasi multikultur Indonesia.

Pertemuan berjalan lebih 30 menit dan dilanjutkan mengunjungi pelayanan kemanusiaan berfokus kesehatan, pendidikan dan komunikasi lewat Rumah sakit, Universitas dan stasiun TV.

Ucapan Master Cheng tentang menanam dan merawat serta fokus kesehatan, pendidikan, komunikasi kemanusiaan, terasa menjadi sangat berharga di saat ini.

Ketika komunikasi dimedia sosial sering dipenuhi hoaks dan saling menyerang tanpa etika kebajikan dan pengetahuan, sementara kesehatan menjadi nilai mahal di tengah alam yang menjadi sakit.

Agaknya di situasi seperti ini, ucapan Paus Benedictus dan Master Cheng mengingatkan bangsa ini untuk menggalang kerja kemanusiaan dan merawat alam yang semakin sakit.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi