Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20.577 Orang Meninggal Dunia Akibat Corona, Jumlah Kematian di AS Lampaui Italia dan China

Baca di App
Lihat Foto
LUCAS JACKSON/REUTERS
Gambar yang diambil dari drone menunjukkan jenazah korban virus corona dimakamkan di pemakaman massal Hart Island, New York, Amerika Serikat (AS). Foto diambil pada 9 April 2020.
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Angka kematian akibat virus corona terus bertambah di Amerika Serikat. 

Berdasarkan data dari Worldometer (12/4/2020), pandemi virus penyebab Covid-19 ini telah merenggut sedikitnya 20.577 nyawa dan menginfeksi 532.879 orang di Amerika Serikat. 

Saat ini AS menjadi negara dengan kasus kematian terbanyak akibat virus corona, melebihi Italia yang mencatatkan 19.468 kasus kematian.

Baca juga: Di Tengah Lockdown Virus Corona, Nenek 93 Tahun Ini Minta Bir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab utama kematian

Melansir New York Times (10/4/2020) virus corona telah menjadi penyebab utama kematian di AS dengan 1.970 kematian per hari.

Sebagai perbandingan, penyakit jantung merenggut nyawa 1.774 orang dan kanker 1.641 orang setiap hari.

Data tersebut diperoleh dari grafik yang dibuat oleh Dr. Maria Danilychev.

Grafik tersebut menggunakan data dari CDC atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS dan membandingkan dengan Worldometers.

Baca juga: Efek Virus Corona, Tidak Ada Lagi DP Ringan Kredit Kendaraan

Dalam grafiknya, Danilychev menggunakan fitur selang waktu yang menunjukkan bagaimana jumlah kematian akibat penyakit setiap hari baru-baru ini meningkat.

Sebelum 20 Maret 2020, jumlah kematian harian akibat corona terendah dibandingkan dengan penyakit lainnya yang terdaftar, atau rata-rata sekitar 50 setiap hari.

Tetapi dua hari kemudian, tingkat kematian harian Covid-19 mulai melonjak, karena flu dan pneumonia, penyakit ginjal, hati, dan lainnya. Pada akhir Maret, itu adalah pembunuh tertinggi ketiga.

Baca juga: Ilmuwan Temukan 6 Jenis Baru Virus Corona pada Kelelawar

Kritik kepada Presiden

Dengan semakin memburuknya keadaan di AS, tidak mengherankan apabila kritik terhadap Presiden Donald Trump terus berdatangan.

Trump dianggap lambat dalam mengambil langkah pencegahan, meskipun sebenarnya bisa melakukan antisipasi jauh sebelum pandemik ini meledak di AS.

New York Times, Sabtu (11/4/2020) mengeluarkan laporan atas kesalahan-kesalahan yang seharusnya bisa dihindari President Trump.

Kesalahan tersebut antara lain, mengabaikan laporan Badan Intelijen pada awal Januari yang menyebutkan potensi penyebaran virus di AS.

Laporan tersebut juga menyebut perlunya ada tindakan pencegahan seperti pemberlakuan kerja dari rumah dan penguncian wilayah. Namun, Trump memilih untuk tidak melakukan saran tersebut hingga Maret 2020.

Baca juga: Update Covid-19 di Kabupaten Bekasi: 42 Pasien Positif Corona, 126 PDP, dan 628 ODP

Risiko potensial dari pandemik virus corona

Peter Navarro, penasihat perdagangan Presiden, telah menulis memo pada 29 Januari yang menguraikan secara rinci risiko potensial dari pandemik virus corona yakni sebanyak setengah juta kematian dan kerugian ekonomi triliunan dollar AS. 

Sekretaris layanan kesehatan dan masyarakat, Alex M. Azar II, secara langsung memperingatkan Presiden Trump tentang kemungkinan pandemi melalui panggilan telepon pada 30 Januari.

Presiden, yang berada di Air Force One saat bepergian untuk kunjungan Timur Tengah, menjawab bahwa Azar sedang khawatir.

Baca juga: Peneliti Temukan 3 Varian Virus Corona Penyebab Covid-19, Apa Saja?

Azar secara terbuka mengumumkan pada bulan Februari bahwa pemerintah sedang membangun sistem "pengawasan" di lima kota di Amerika untuk mengukur penyebaran virus corona agar para ahli memproyeksikan titik rawan berikutnya.

 

Tetapi, hal itu tertunda selama berminggu-minggu. 

Pada minggu ketiga Februari, para ahli kesehatan masyarakat menyimpulkan mereka harus merekomendasikan kepada Presiden Trump pendekatan baru mencakup peringatan kepada masyarakat AS tentang risiko dan langkah-langkah mendesak seperti pembatasan sosial dan bekerja dari rumah.

Tetapi, Gedung Putih malah berfokus untuk meredam kepanikan sehingga minggu-minggu tambahan yang penting berlalu. 

Baca juga: Korea Utara Diminta Lebih Tegas dalam Menangani Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi