Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Perkembangan Penting Setelah Satu Bulan Penetapan Pandemik Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTER STOCK
Ilustrasi virus corona (Covid-19)
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Sudah sebulan berlalu sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah virus corona baru sebagai sebuah pandemik.

Wabah ini pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan, China, akhir Desember 2019 lalu. Hingga kini, virus corona telah menyebabkan lebih dari 100.000 orang di dunia meninggal dunia.

Lebih dari 1,7 juta kasus infeksi Covid-19 telah dilaporkan terjadi di sebagian besar negara di dunia. Dari jumlah tersebut, hampir 400.000 pasien juga telah dinyatakan sembuh.

Namun, belum ada vaksin yang ditemukan atau pun pengobatan secara spesifik untuk kasus Covid-19. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melansir Al Jazeera, berikut adalah lima perkembangan penting selama satu bulan terakhir sejak wabah virus corona ditetapkan sebagai pandemik oleh WHO:

Baca juga: Telusuri Kasus Positif Covid-19, Pemerintah Telah Periksa 27.000 Orang

1. Peningkatan kasus global

Sejak dideklarasikan sebagai pandemik 11 Maret lalu, jumlah kasus Covid-29 secara global terus mengalami peningkatan. 

Selama satu bulan, terjadi peningkatan yang cukup tinggi, yaitu dari 118.000 kasus menjadi lebih dari 1,7 juta kasus.

Jumlah kematian pun mengalami peningkatan dari 4.300 kasus menjadi lebih dari 100.000 kasus dalam waktu satu bulan.

Baca juga: Daftar 23 Negara Anggota Schengen yang Terapkan Kontrol Perbatasan Internal

2. Penurunan kasus infeksi di China

Kasus-kasus di daratan China mengalami penurunan dalam satu bulan terakhir. Bahkan, negara ini telah melaporkan tingkat jumlah kasus baru terendah sejak Januari lalu.

Tidak ada kasus domestik baru yang dilaporkan pada 18 Maret 2020. Kejadian ini merupakan yang pertama kali sejak dimulainya wabah. 

Kemudian, pada 7 April, tidak ada kematian baru yang dilaporkan.

Sementara itu, di Wuhan, di mana karantina dijalankan secara agresif, kehidupan perlahan kembali normal. Setelah ditutup selama 11 minggu sejak akhir Januari, kebijakan ini telah sepenuhnya dicabut.

Baca juga: Satu Keluarga di Kota Padang Positif Covid-19

3. Eropa menjadi episenter baru

Episenter wabah virus corona kini berpindah ke Eropa, dengan lonjakan kasus yang terjadi di Spanyol, Italia, Perancis, dan Jerman.

Empat negara tersebut telah melebihi jumlah kasus yang dikonfirmasi di China. Adapun jumlah kematian di Spanyol, Italia, dan Perancis kini lebih dari empat kali jumlah kematian di negara Asia.

Selain Eropa, kasus di AS juga menjadi yang tertinggi saat ini, yaitu dengan lebih dari 500.000 kasus. Jumlah kematian di AS menjadi nomor dua terbanyak setelah Italia.

WHO pun telah memperingatkan bahwa AS berpotensi menjadi episenter baru dengan adanya percepatan infeksi yang sangat besar.

Baca juga: China Minta Jerman Puji Penanganan Virus Corona Mereka

4. Pembatasan dan lockdown

Sebulan berlalu, semakin banyak pula negara yang memberlakukan lockdown, jam malam, dan penutupan perbatasan sebagai bentuk upaya untuk memperlambat penyebaran virus.

Pada 27 Maret lalu, India mengumumkan lockdown total selama 21 hari untuk 1,3 miliar masyarakatnya. Sedangkan Afrika Selatan memberlakukan pembatasan nasional untuk 57 penduduk di wilayahnya.

Selain itu, lockdown dengan batas waktu yang belum ditentukan juga diberlakukan oleh Filipina. Negara ini melarang perjalanan masuk dan keluar dari 16 kota Metro Manila.

Sementara itu, lebih dari 57 juta orang akan tetap dikarantina di utara pulau Luzon hingga 30 April mendatang.

Baca juga: Cerita Pasien Positif Corona Sumsel, Sembuh Setelah Dengar Kabar Bahagia Anaknya Lolos Kedokteran Udayana

 

Peningkatan jumlah kasus dan kematian juga memaksa AS dan Jepang untuk mendeklarasikan status darurat virus. AS mengalokasikan 50 milliar dollar AS bagi pemerintah negara bagian dan lokal sebagai dana untuk merespons wabah. 

Sedangkan Jepang mengumumkan paket stimulus senilai 990 miliar dollar AS untuk mengatasi krisis yang terjadi akibat Covid-19.

Di Timur Tengah, negara-negara juga meningkatkan tindakan, di antaranya adalah lockdown di Turki, Arab, dan Tunisia, serta jam malam yang diberlakukan di Uni Arab Emirat (UAE) dan Yordania. 

Baca juga: Umumkan Jadi Pasien 01 Positif Corona NTT, YouTuber ASN Ini Malah Naik Daun, Subscriber-nya Melonjak

5. WHO  dikritik

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dikritik karena pendekatan dan penanganan pandemik Covid-19. 

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam untuk membekukan pendanaan ke WHO dan menyebut pendekatan penanganan virus corona sangat China-sentris.

WHO pun menyerang Donald Trump dan menolak bahwa hal tersebut China-sentris dan menuduh Trump mempolitisasi pandemi Covid-19. 

"Fokus dari semua ini adalah untuk menyelamatkan orang-orang. Tolong jangan mempolitisasi virus," kata Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah arahan di Jenewa ditujukan kepada seluruh pemimpin dunia. 

Baca juga: Viral Foto Surat yang Cantumkan Syarat Agama Islam untuk Bansos Corona, Gubernur Tegur Kepala Dinas

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi