Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Aksi Donasi dan Berbagi 300 Nasi Kepal Setiap Hari untuk Pekerja Jalanan

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Ladrina Bagan
Ada aksi donasi nasi kepal di Purwokerto dan sekitarnya untuk para pekerja jalanan.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Aksi swadaya masyarakat di tengah situasi wabah virus corona di Indonesia banyak dilakukan.

Individu maupun komunitas berinisiatif melakukan gerakan untuk membantu dan meringankan beban mereka yang terdampak dari perubahan aktivitas masyarakat selama masa pandemi virus corona.

Seperti diketahui, sejak pertama kali kasus virus corona dikonfirmasi di Indonesia, 2 Maret 2020, masyarakat diimbau untuk menjaga jarak dan di rumah saja.

Segala aktivitas dilakukan di rumah.

Namun, ada pekerja yang tidak bisa hanya berdiam diri di rumah. Mereka tetap harus bekerja demi menjaga pemasukan untuk melanjutkan hidup, seperti driver ojek online maupun tukang becak.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal ini menggugah Marketing Manager Etnoya Gropu (Buldaq Korean BBQ dan Gyudaq Japanese BBQ) di Purwokerto), Jawa Tengah, Ladrina Bagan.

Baca juga: BNPB Imbau Masyarakat Hati-hati Penggalangan Donasi di Medsos

Ia bersama sejumlah orang menggalang donasi yang hasilnya diwujudkan dalam pembagian nasi kepal bagi pekerja di jalanan.

Setiap harinya dibagikan 300 nasi kepal.

Aksi berbagi dan penggalangan donasi ini viral di media sosial setelah Ladrina, melalui akun Twitter-nya, @Ladrinaline, mengajak siapa saja untuk terlibat.

Donasi dari para donatur kemudian diwujudkan dalam bentuk nasi kepal yang kemudian dibagikan kepada para tukang becak, driver ojol, tukang sampah, dan keluarga yang kurang penghasilan.

Saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/4/2020), Ladrina mengungkapkan, kegiatan bagi-bagi makanan ini telah dilakukannya jauh sebelum wabah corona merebak di Indonesia.

"Jauh sebelum corona, habis kerja kalau lagi senggang, saya dan pacar saya suka bagi-bagi nasi bungkus. Beli di warung, terus bagi-bagi ke orang-orang yang ngemper di ruko," ujar Ladrina.

Menurut dia, di Purwokerto, banyak kegiatan berbagi makanan yang dilakukan secara swadaya.

"Beberapa kali kami tetap bagi nasi bungkus, dan yang pada tinggal di becaknya dan di ruko pun terharu, karena mereka belum makan katanya, karena enggak dapat uang," ujar Ladrina.

Oleh karena itu, ia berpikir bahwa masih banyak masyarakat di Purwokerto yang membutuhkan makanan siap makan.

Baca juga: Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: Warga Inggris Saling Berbagi Kebahagiaan

Mengapa nasi kepal?

Ladrina mengatakan, ada alasan mengapa ia memilih nasi kepal.

Ketika mendapatkan nasi kepal, menurut dia, para pekerja jalanan dapat langsung menyantap makanan meski berada jauh dari sumber air dan sabun untuk cuci tangan.

"Jadi, kami buatlah nasi kepal dengan harga Rp 8.000 per bungkus untuk dibeli para donatur. Jadi, kami ada modal masak, dan bisa memanggil kembali karyawan yang sebelumnya kami rumahkan untuk bekerja," ujar Ladrina.

Ia bersyukur, dengan proyek ini karyawannya memiliki pekerjaan kembali dan upah per bulan.

Dengan cara ini, kelanjutan hidup dan pemasukan banyak orang juga terjaga di tengah situasi sulit virus corona.

"Donatur juga diuntungkan karena tidak perlu repot-repot produksi dan membagi. Semua kami lakukan, dan kami siap repot setiap hari," lanjut dia.

Sejauh ini, kedai tersebut telah memiliki 6 orang karyawan yang bekerja untuk membuat nasi kepal yang siap dibagikan kepada masyarakat.

Ladrina menceritakan, nasi kepal buatan kedainya berisi ayam suwir yang dibumbui khas kedai Gyudaq.

Baca juga: Berbagi Nasi Bungkus untuk Orang Gangguan Jiwa Tiap Jumat, Tak Mundur Walau Sering Dilempari Batu

Ketika selesai membuat nasi kepal sesuai pesanan donatur, Ladrina pun membagikan nasi kepal itu langsung ke jalanan pada sore hari maupun malam hari.

"Saya langsung bagikan ke orangnya. Biasanya (warga) angkut-angkut barang dan pedagang di Pasar Wage. Sekarang kan pasar enggak terlalu rame, jadi mereka jarang ada pemasukan. Ojek online pun bernasib sama," ujar Ladrina.

Dalam pembagiannya, kata Ladrina, kini sudah banyak yang terlibat dan membantu untuk menyebarkan nasi kepal ke beberapa titik.

"Sekarang dibantu tim Sinabung yang juga biasa bagi-bagi nasi bungkus di Purwokerto, mereka bantu nyebar ke titik lain," ujar Ladrina.

Ia juga meminta bantu ibu-ibu PKK untuk membantu menyebarkan nasi kepal. Sehingga, pendistribusian nasi kepal ini lebih menjangkau banyak orang.

Cerita mengharukan pun selalu didapatkannya saat pembagian nasi kepal.

"Bapaknya senang sekali, kebetulan belum ada pemasukan dan belum makan sama sekali," kata Ladrina.

Pelaporan donasi

Sebagai pertanggungjawaban atas donasi yang diterima, Ladrina selalu melaporkannya secara terbuka. Jumlah donasi dan bagaimana penyalurannya.

Sejauh ini, total donasi yang masuk ke rekeningnya telah mencapai Rp 50 juta. Laporan itu disampaikannya melalui Twitter pada 10 April 2020. 

"Hari ini totalnya Rp 50 juta, ada 6.000 lebih nasi kepal yang nantinya akan dibagikan dan juga wilayah yang diperluas, tidak hanya di Purwokerto saja," kata Ladrina.

Harapannya, ia dapat melanjutkan donasi nasi kepal hingga bulan suci Ramadhan.

Baca juga: Waspada! Ada Akun Bodong Catut Nama BNPB untuk Galang Donasi Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi