Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Negara yang Mulai Melonggarkan Penguncian

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi lockdown, penguncian, virus corona
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sejumlah negara secara perlahan mulai melonggarkan penguncian atau lockdown yang diterapkan sebagai upaya menghentikan laju penyebaran dan penularan virus corona.

Pelonggaran lockdown atau penguncian yang dilakukan sejumlah negara karena alasan adanya penurunan tren infeksi virus corona dan angka kematian harian serta membangkitkan kembali perekonomian negara.

Baca juga: WHO Sebutkan 6 Faktor yang Perlu Dipertimbangkan jika Suatu Negara Cabut Lockdown

Negara mana saja yang sudah mulai melonggarkan penguncian?

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut tujuh negara yang mulai melonggarkan penguncian:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran

Pada 11 April 2020, Iran telah memulai kembali kegiatan ekonomi berisiko rendah di seluruh kota, kecuali Teheran.

Iran telah berjuang untuk menghentikan penyebaran virus corona dengan membatasi aktivitas publik.

Akan tetapi, hal itu membuat kekhawatiran pihak berwenang akan kehancuran ekonomi negara yang sudah terkena sanksi.

Presiden Iran Hassan Rouhani pun mengingatkan warganya untuk tetap menghormati protokol kesehatan, meski telah memulai aktivitas ekonomi.

Rencananya, pembatasan aktivitas berisiko tinggi, seperti sekolah, universitas, dan berbagai kegiatan lainnya akan berakhir pada Sabtu (17/4/2020).

Baca juga: Iran Catatkan 4.585 Kematian akibat Virus Corona Saat Larangan Bepergian Dicabut

Spanyol

Memasuki bulan kedua penguncian, Spanyol mulai mengizinkan beberapa karyawan untuk kembali bekerja pada Senin (13/4/2020).

Sekitar 300.000 pekerja diperkirakan telah kembali ke pekerjaan mereka di wilayah Madrid.

Namun, toko, bar, restoran, dan bisnis lain yang dianggap tak penting masih ditutup.

Sekitar sepuluh juta topeng disediakan oleh pihak berwenang di stasiun metro dan kereta api untuk dibagikan kepada pengguna transportasi umum.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan, negaranya harus menyeimbangkan respon terhadap keselamatan warga dan tatanan ekonomi negara.

Baca juga: Update Virus Corona: Spanyol dan Iran Longgarkan Karantina | AS, India, Pakistan Mulai Lagi Perekonomian

Jerman

Kanselir Jerman Angela Merkel pada Rabu (15/4/2020) telah mengumumkan rencana untuk mengurangi pembatasan akibat virus corona.

Dilansir dari BBC, aturan jarak sosial akan tetap berlaku sampai setidaknya 3 Mei 2020 dengan penggunaan masker wajah di toko-toko dan di angkutan umum.

Sementara, sekolah secara bertahap akan mulai dibuka kembali pada 4 Mei dengan langkah-langkah keamanan baru untuk istirahat dan bus sekolah.

Toko-toko berukuran hingga 800 meter persegi juga diizinkan untuk memulai kembali bisnis mereka pada Senin (20/4/2020) dengan mematuhi langkah-langkah kebersihan yang ketat.

Dealer mobil, toko sepeda, dan toko buku juga dapat dibuka kembali, terlepas dari ukuran tokonya.

Baca juga: AS, Taiwan, Jerman, dan Singapura Larang Penggunaan Aplikasi Zoom, Apa Alasannya?

Polandia

Melansir Reuters, Kamis (16/4/2020), Polandia secara bertahap akan mencabut langkah-langkah penguncian mulai Minggu (19/4/2020) ketika negara itu mempersiapkan pemilihan presiden pada 10 Mei 2020.

Pihak berwenang menyebutkan, pelonggaran pembatasan awal akan memungkinkan toko-toko tertentu untuk dibuka kembali.

"Kami perlahan-lahan membekukan ekonomi, saya pikir ini adalah kabar baik," Menteri Kesehatan Lukasz Szumowski.

Pemerintah juga telah mewajibkan penggunaan masker wajah atau syal kain saat berada di tempat publik dimulai pada Kamis (16/4/2020).

Baca juga: Pemerintah Polandia Buka Situs Game supaya Anak Betah di Rumah

Austria

Austria telah mengizinkan ribuan toko berukuran maksimal 400 meter persegi untuk beroperasi kembali sejak Selasa (14/4/2020).

Keputusan ini menjadikan Austria sebagai salah satu negara Eropa pertama yang melonggarkan penguncian.

Pelonggaran itu akan diikuti oleh pusat perbelanjaan, toko-toko besar dan penata rambut mulai 1 Mei 2020.

"Saya sangat lega, baik untuk kolega dan saya sendiri karena itu adalah waktu yang sangat lama bagi kami, dan terutama waktu yang tidak pasti," kata penjual bunga Wina Barbara Kugler.

Baca juga: Swiss, Austria dan Kroasia Laporkan Kasus Virus Corona Pertama

Republik Ceko

Pemerintah Ceko akan mengizinkan toko-toko dan restoran-restoran beroperasi kembali secara bertahap selama dua bulan ke depan untuk membangkitkan kembali roda ekonomi yang lumpuh akibat penguncian.

Pihak berwenang menyebutkan, akan mulai dengan mengizinkan toko kerajinan beroperasi pada 20 April 2020, toko yang lebih besar pada 11 Mei 2020, restoran dan pusat perbelanjaan pada 8 Juni 2020.

"Skenario ini didasarkan pada parameter ketika virus corona akan terkendali, seperti yang telah terjadi sampai sekarang," kata Wakil Perdana Menteri Karel Havlicek pada konferensi pers.

Namun, rencana tersebut itu dapat direvisi jika tingkat infeksi kembali melonjak.

Baca juga: Cara Republik Ceko Kendalikan Virus Corona: Wajib Pakai Masker dan Inisiatif Warga Buat Masker Kain...

Denmark

Pemerintah Denmark telah melonggarkan penguncian pada Rabu (15/4/2020) dengan mengizinkan anak-anak berusia maksimal 11 tahun untuk kembali ke sekolah.

Penitipan anak juga telah diperbolehkan untuk beroperasi kembali.

Langkah Denmark dilakukan ketika Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen menetapkan peta jalan pada Rabu untuk pencabutan pembatasan secara bertahap di 27 negara.

Perdana Menteri Mette Frederiksen menegaskan bahwa langkah tersebut dilakukan berdasarkan rekomendasi otoritas kesehatan negara.

Banyak orangtua di Denmark mengkritik kebijakan itu dan tidak mengizinkan anaknya untuk kembali ke sekolah.

Baca juga: Denmark Longgarkan Lockdown, Para Orangtua Menolak Kembali Sekolahkan Anak-anaknya

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Negara-negara yang Melakukan Lockdown karena Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Reuters, BBC
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi