Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Ramadhan, Masjid Al-Aqsa Ditutup karena Pandemi Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
wikipedia.org
Masjid Al Aqsa
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem akan ditutup untuk jemaah Muslim selama bulan Ramadhan.

Penutupan ini dilakukan akibat dampak dari pandemi virus corona yang masih terjadi saat ini. 

Melansir Al Jazeera, Jumat (17/4/2020), penutupan Masjid Al-Aqsa diumumkan oleh Lembaga Wakaf Islam Yerusalem, dewan khusus yang ditunjuk oleh Yordania untuk mengawasi situs-situs Islam di kompleks suci tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada hari Kamis, 16 April 2020, dewan tersebut mengatakan bahwa langkah itu telah sejalan dengan fatwa ulama dan pertimbangan medis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain itu, mereka juga mengimbau umat Muslim tetap melakukan shalat di rumah mereka selama bulan Ramadhan untuk menjaga keselamatan mereka.

Meski demikian, panggilan azan masih akan tetap dilaksanakan lima kali sehari di Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadhan dan pengurus masjid masih akan diizinkan masuk.

Baca juga: Kenapa Orang dengan Obesitas Rentan Saat Terinfeksi Covid-19? Berikut Alasannya

Bulan suci Ramadhan akan dimulai sekitar 23 April 2020.

Di bulan tersebut, biasanya puluhan ribu umat Muslim melaksanakan shalat tarawih setiap hari di Masjid Al-Aqsa dan Kubah Shakhrah, yaitu sebuah bangunan persegi delapan berkubah emas yang terletak di tengah kompleks Masjid Al Aqsa yang berdekatan.

Kompleks Masjidil Aqsa memiliki sejarah penting bagi agama Samawi. Bagi umat Islam, situs suci itu disebut Haram al-Sharif. Bagi umat Yahudi, kompleks itu disebut Temple Mount yang meliputi Masjid Al-Aqsa dan Kubah Shakhrah.

Umat Muslim meyakini situs tersebut adalah tempat Nabi Muhammad SAW naik ke surga dalam perjalanan Isra' Mi'raj.

Tidak hanya umat Muslim

Yerusalem memiliki situs-situs yang sakral bagi Yahudi, Kristen, dan Islam, dan ketiga agama itu telah mengambil tindakan pencegahan virus corona.

Pekan lalu, orang-orang Yahudi yang merayakan Paskah di Yerusalem dan di seluruh Israel diminta untuk tinggal di rumah dan merayakannya hanya dengan keluarga dekat.

Biasanya doa besar Paskah diadakan di Tembok Barat Yerusalem, tempat paling suci orang Yahudi diizinkan untuk berdoa di kota, tetapi ibadah tersebut hanya dihadiri oleh segelintir orang.

Di Gereja Makam Suci, upacara Paskah yang biasanya penuh peziarah, hanya dihadiri oleh kelompok-kelompok kecil pendeta yang menutup wajahnya dengan masker. Gereja Makam Suci disakralkan sebagai tempat penyaliban dan pemakaman Yesus.

Baca juga: Korea Selatan Laporkan Dugaan Infeksi Ulang Virus Corona, WHO: Kami Belum Tahu

Sudah ditutup sejak 23 Maret 2020

Keputusan untuk melarang umat Muslim di beribadah di kompleks tersebut merupakan perpanjangan dari larangan yang telah diberlakukan sejak 23 Maret 2020.

Diberitakan Kompas.com (23/3/2020), Israel yang mengontrol pintu masuk ke kompleks itu sebelumnya telah memblokade akses ke situs tersebut. 

Menurut pernyataan dari Lembaga Wakaf pada Minggu (22/3/2020), jemaah tidak dapat mengunjungi Masjid Al-Aqsa sementara waktu. Keputusan ini diambil berdasarkan dari fatwa ulama dan pertimbangan medis.

Sebab, biasanya ratusan orang menghadiri shalat Jumat setiap minggunya, kondisi itu tentu memicu penularan virus corona semakin cepat. Saat ini hanya pengurus masjid yang diperbolehkan shalat di luar masjid.

Israel telah melaporkan sedikitnya 140 kematian dan hampir 12.600 kasus virus corona. Sementara itu, Otoritas Palestina telah mencatat dua kematian dan hampir 400 kasus di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Semua masjid di Gaza telah ditutup sejak 25 Maret 2020 dan Tepi Barat telah menutup semua masjid lebih awal, yakni pada 14 Maret 2020.

Baca juga: Apakah Seseorang Dapat Terinfeksi Virus Corona Dua Kali? Berikut Kata Para Ahli...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Al Jazeera
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi