Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update: 5.923 Kasus Positif, Berikut Upaya Sejumlah Daerah di Indonesia Mengatasi Corona

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) didampingi Bupati Bogor Ade Yasin (tengah) melihat produksi pembuatan masker medis di PT Multi One Plus, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/4/2020). Kunjungan Gubernur tersebut untuk memastikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi kebutuhan Jawa Barat dan nasional.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Angka kasus virus corona di Indonesia masih terus mengalami kenaikkan. Bahkan, seluruh provinsi telah melaporkan adanya kasus positif di wilayahnya.

Update hingga Jumat (17/4/2020) pukul 16.36 WIB, ada 5.923 kasus positif virus corona di Indonesia. Sebanyak 4.796 orang masih dalam perawatan, 520 orang meninggal dan 607 sembuh.

Sejumlah pemerintah daerah pun mengambil kebijakan dalam rangka menekan penyebaran virus agar tak semakin meluas, seperti menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Selain itu, usaha-usaha lain untuk penanganan virus juga terus dilakukan. Apa saja upaya yang dilakukan pemerintah daerah melawan pandemi Covid-19?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut upaya yang dilakukan sejumlah daerah: 

Baca juga: Apakah Seseorang Dapat Terinfeksi Virus Corona Dua Kali? Berikut Kata Para Ahli...

1. Jawa Barat

Di Provinsi Jawa Barat, tepatnya Kabupaten Bogor, terdapat salah satu perusahaan yaitu PT Multi One Plus, yang menjadi salah satu produsen alat pelindung diri (APD).

Saat ini, perusahaan tersebut dapat membuat 250.000 masker bedah tiap harinya.

Gubernur Ridwan Kamil meminta perusahaan tersebut untuk meningkatkan produksi masker bedah ini, dari sebelumnya 250.000 menjadi satu juta masker per harinya.

Dalam postingan di akun resmi instagramnya, Ridwa Kamil mengatakan bahwa masker yang diproduksi ini berkualitas ekspor standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"BERITA GEMBIRA, Alhamdulillah, Jawa Barat sebagai tuan rumah dari 60 % industri se-Indonesia, bisa dan mampu memproduksi masker bedah sendiri secara masif. Ini industri masker bedah kualitas ekspor standar WHO berlokasi di Kab Bogor. Saya dan Bupati Bogor @ademunawarohyasin meminta produksi dinaikkan minimal 1 juta masker per hari di akhir bulan ini," tulis Ridwan, Kamis (16/4/2020).

Baca juga: Daftar 8 Platform Digital Penyedia Pelatihan Kartu Prakerja

Masker bedah yang diproduksi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para tenaga medis dan menekan harga APD yang semakin naik.

Menurut dia, pihak perusahaan menyanggupi membeli mesin-mesin baru untuk meningkatkan produksi.

Dia menambahkan, jika masker bedah yang diproduksi telah mencukupi untuk kebutuhan di Jawa Barat, maka dapat dikirim ke provinsi lainnya agar dapat membantu daerah tersebut.

Peningkatan produksi masker diklaim dapat memenuhi APD bagi tenaga medis di Jawa Barat selama empat bulan ke depan.

Sementara itu, Pemprov Jabar menganggarkan dana sebesar Rp 16 triliun dalam penanganan pandemi virus corona Covid-19.

Anggaran digunakan untuk mengurangi dampak ekonomi yang terjadi saat ini.

Beberapa program yang dilakukan dalam meredam dampak ekonomi seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan proyek padat karya yang melibatkan masyarakat.

Baca juga: Bagaimana Kabar Kelanjutan CPNS 2019? Ini Jawaban BKN

2. Jawa Timur

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Timur membuat baju hazmat, salah satu alat perlindungan diri (APD) yang dibutuhkan di rumah sakit.

Pemerintah Jawa Timur melalui Dinas Pendidikan meminta 22 SMK yang mempunyai kompetensi tata busana untuk membuat baju hamzat ini.

Sekitar 1.500 APD telah diproduksi oleh para siswa.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi, pembuatan APD yang dilakukan oleh siswa SMK berkerjasama dengan RS dr.Soetomo untuk memastikan kualitas produk tersebut sesuai standar.

APD sementara ditujukan untuk memenuhi kebutuhan fasilitas kesehatan di Jawa Timur.

Produksi APD dilakukan di sekolah masing-masing dengan beranggotakan sekitar 8-10 orang yang menjahit di setiap sekolah.

Sementara itu, kebutuhan APD di Jawa Timur diperkirakan minimal mencapai 3.350 buah per hari.

"Satu pasien sehari butuh 23 APD. Jika diperkirakan puncaknya sampai 150 pasien maka per hari butuh 3.350 APD. Kami berharap itu tidak sampai terjadi tetapi kita harus menyiapkan contigency plan," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Baca juga: THR PNS Cair Paling Cepat 10 Hari Sebelum Lebaran

Selain oleh siswa SMK, pembuatan APD juga dilakukan oleh Pabrik Putrateja Sempurna di Kota Probolinggo.

Pabrik industri tekstil ini mengonversi usahanya untuk memproduksi hamzat dan masker hingga tiga bulan mendatang.

Kapasitas produksi hamzat mencapai satu juta buah per bulan. Sehingga, jika dilakukan selama tiga bulan akan menghasilkan tiga juta baju hamzat.

Pemprov Jatim mengalokasikan anggaran penanganan Covid-19 sebesar Rp 2,3 triliun.

Jumlah tersebut setara dengan 6,8 persen anggaran APBD Jatim 2020.

Sementara itu, anggaran yang dipangkas meliputi pos perjalanan dinas para pejabat Pemprov Jatim dan anggota DPRD Jatim.

Anggaran ini juga digunakan untuk mengurangi dampak ekonomi yang terjadi akibat virus corona.

Baca juga: Ini 10 Daerah yang Tetapkan PSBB karena Virus Corona

3. Jawa Tengah

Di Jawa Tengah, para mantan narapidana kasus terorisme memproduksi 1.350 masker kain.

Masker buatan mantan warga binaan tersebut telah diserahkan ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Senin (13/4/2020) lalu.

Pembuatan masker ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mengatasi pandemi virus corona yang tengah melanda Tanah Air.

Disebutkan, saat ini banyak lembaga permasyarakatan yang memproduksi alat pelindung diri.

Dalam upaya penanganan virus, Pemprov Jateng mengalokasikan anggaran sedikitnya Rp 1,4 triliun.

Anggaran ini sebagian digunakan untuk jaring pengaman, khususnya bagi warga kurang mampu yang terdampak di sektor ekonomi.

Salah satunya, bantuan langsung tunai untuk 1,8 juta warga yang belum terdapat dalam Progam Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan kelompok risiko rentan.

(Sumber: Kompas.com/Ardito Ramadhan, Dendi Ramdhani, Nur Rohmi Aida | Editor: Bayu Galih, Rizal Setyo Nugroho, Aprilia Ika)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi