Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikritik Tes Covid-19 Masih Lambat dan Minim, Berikut Jawaban Pemerintah

Baca di App
Lihat Foto
DOKUMENTASI BNPB
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB pada Senin (20/4/2020)
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Faqih mengatakan, pemerintah perlu mempercepat dan memperluas cakupan tes Covid-19 di Indonesia.

Percepatan dan perluasan tes itu menurut Daeng penting, agar penyebaran virus corona di Indonesia tidak menjadi fenomena gunung es.

Sebelumnya Daeng juga menyebutkan bahwa kasus kematian terkait Covid-19 di Indonesia jumlahnya bisa mencapai lebih dari 1.000 orang.

Jumlah lebih dari 1.000 itu menurut Daeng, selain dari data kasus positif yang dilaporkan pemerintah juga dari banyaknya angka PDP yang meninggal.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Pemeriksaan tes Covid-19 di kita masih lambat, PDP banyak yang tidak selesai diperiksa sampai meninggal atau bahkan belum sempat diperiksa,” kata Daeng saat dihubungi Kompas.com (19/4/2020).

Baca juga: IDI Sebut Angka Kematian Terkait Corona di Indonesia Lebih dari 1.000 Kasus

Kecepatan tes

Banyaknya kasus PDP yang meninggal sebelum diketahui hasilnya atau bahkan meninggal belum sempat dites menurut Daeng permasalahan ada pada pemeriksaan tes yang lama. Padahal pasien PDP dirawat dan dimakamkan dengan standar Covid-19.

“Ini (pasien PDP) angkanya besar, coba dicek. Ini persoalan. Pasien ini dirawat dengan standar covid, sampai meninggal hasilnya belum keluar,” lanjut Daeng.

Pihaknya menekankan pada percepatan dan perluasan tes virus corona di Indonesia yang menurutnya masih rendah.

Sebab, dengan tes yang cepat dan luas, tidak hanya akan mengetahui jumlah pasien yang meninggal karena Covid-19, namun juga mengetahui seberapa banyak kasus corona di Indonesia.

“Termasuk bukan hanya data kematian, tetapi yang dinyatakan positif akan berpotensi besar, dari yang diumukan pemerintah saat ini kalau tesitingnya dipercepat dan diperluas,” jelas Daeng.

Bahkan Daeng menyebut, hasil update kasus infeksi yang setiap hari diumumkan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto, sebenarnya adalah data semingga atau bahkan dua minggu sebelumnya.

“Yang keluar hasil positif yang diumumkan sebenarnya data beberapa hari, seminggu lalu atau dua minggu yang lalu. Itu karena kecepatan pemeriksaan testingnya bermasalah. Ini PR juga, padahal ini (kecepatan tes) kan yang diminta Pak Jokowi,” kata Daeng.

Baca juga: Doni Monardo: Ada Pejabat Dimakamkan secara Normal, Ternyata Hasil Tes Positif Covid-19

Hasil tes bisa diketahui sehari

Sementara itu saat dikonfirmasi, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto membantah bahwa tes virus corona Covid-19 memerlukan waktu lama. Yuri mengatakan, hasil tes virus corona bisa diketahui dalam satu hari.

"Hari ini diperiksa ya hari ini keluar. Pagi diuji sore sudah keluar," kata Yurianto saat dihubungi, Senin (20/4/2020).

Sedangkan untuk kasus pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal tapi belum diketahui hasil tesnya, menurut Yuri bisa terjadi dikarenakan tiga faktor, yaitu jarak pengiriman hasil atau sampel, kapasitas laboratorium, dan reagen yang tersedia.

Yuri juga menyebutkan apabila kasus konfirmasi positif digabung dengan PDP dan ODP, maka angkanya akan menjadi banyak.

Karena itu, pihaknya mengaku fokus pada kasus Covid-19 dan tidak mengumumkan data kematian terkait PDP dan ODP.

"(Data kematian) tidak saya umumkan tetapi ada datanya. Kita fokus Covid-19," kata Yurianto.

Terima 20.000 kit

Terkait kritikan IDI untuk melakukan perluasan dan percepatan tes Covid-19, Yuri menegaskan bahwa pemerintah telah dan akan terus melakukannya. 

Pemerintah juga telah menerima lebih dari 20.000 kit untuk pemeriksaan sampel pada Minggu (19/4/2020).

Adanya tambahan alat baru itu sangat penting untuk menentukan langkah selanjutnya, baik dalam hal tracing, perawatan rumah sakit, maupun isolasi.

"Kita bersyukur kemarin sudah mendapatkan kembali 20.000 kit untuk pemeriksaan sampel," kata Yurianto dalan konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin (20/4/2020).

Baca juga: 50.000 Reagen PCR dari Korsel Sudah Didistribusikan ke Seluruh Lab

Sejauh ini, sudah ada 36 laboratorium yang telah beroperasi dan akan bertambah lebih banyak seiring telah diterimanya 20.000 lebih tes.

Sementara spesimen yang diperiksa hingga Senin (20/4/2020) sebanyak 49.767 spesimen.

Hingga saat ini, Indonesia telah melaporkan 6.760 kasus infeksi virus corona dengan 590 kasus kematian dan 747 pasien dinyatakan sembuh.

Jumlah itu termasuk tambahan 185 kasus baru yang tersebar di 13 provinsi. Kasus Covid-19 di DKI Jakarta masih menjadi yang tertinggi dengan 3.097 kasus, disusul dengan Jawa Barat (747) dan Jawa Timur (590).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi