Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TREN] Alasan Belva Devara Mundur | Sejarah Lagu "Ibu Kita Kartini"

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com
Laman Tren

KOMPAS.com - Sejumlah pemberitaan menghiasi laman Tren sepanjang Selasa (21/4/2020).

Selain masih berkutat seputar perkembangan penyebaran virus corona, mundurnya CEO Ruangguru Belva Devara dari Staf Khusus Presiden Jokowi juga menyita perhatian pembaca.

Pengunduran diri Belva tersebut disampaikan melalui surat kepada Presiden Jokowi tertanggal 15 April 2020.

Berikut berita terpopuler Tren sepanjang Selasa (21/4/2020) hingga Rabu (22/4/2020) pagi:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Polemik Kartu Prakerja dan alasan Belva Devara mundur

CEO Ruangguru Belva Devara mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo.

Pengunduran diri tersebut disampaikan melalui surat kepada Presiden Joko Widodo tertanggal 15 April 2020, dan disampaikan langsung ke Presiden pada 17 April 2020

Belva mengumumkan pengunduran dirinya melalui akun Instagram resminya yang diunggah pada 21 April 2020.

Pengunduran diri Belva tak lepas dari polemik Ruangguru yang menjadi mitra pelatihan program Kartu Prakerja.

Informasi selengkapnya terkait alasan mundurnya Belva dapat disimak di berita berikut:

Polemik Kartu Prakerja, Alasan Belva Devara Mundur dari Stafsus Milenial Jokowi

2. Soal lambannya pemerintah dalam penanganan Covid-19

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Faqih mengatakan, pemerintah perlu mempercepat dan memperluas cakupan tes Covid-19 di Indonesia.

Percepatan dan perluasan tes itu menurut Daeng penting, agar penyebaran virus corona di Indonesia tak menjadi fenomena gunung es.

Sebelumnya Daeng juga menyebutkan bahwa kasus kematian terkait Covid-19 di Indonesia jumlahnya bisa mencapai lebih dari 1.000 orang.

Informasi terkait kritikan dan jawaban pemerintah terkait penanganan Covid-19 tersebut dapat disimak di berita berikut:

Dikritik Tes Covid-19 Masih Lambat dan Minim, Berikut Jawaban Pemerintah

3. Kondisi wabah virus corona di negara-negara tersehat

Penyebaran wabah virus corona masih menjadi momok secara global. Pasalnya angka kasus dan jumlah korban jiwa akibat virus yang menyerang pernapasan tersebut terus bertambah.

Keberhasilan dalam melawan virus ini sebagian besar bergantung pada sistem perawatan kesehatan di setiap negara.

Sejauh ini, ada korelasi nyata antara kemampuan suatu negara untuk menahan virus dengan peringkat sistem perawatan kesehatan dari negara tersebut.

Informasi selengkapnya dapat disimak di berita berikut:

Melihat Kondisi Wabah Virus Corona di Negara-negara "Tersehat" di Dunia

4. King Jong Un dikabarkan kritis

Pejabat Korea Selatan dan China pada Selasa (21/4/2020) meragukan laporan mengenai kondisi Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang dikabarkan kritis.

Sebelumnya kepada CNN Monday (20/4/2020), sumber internal AS menuturkan kondisi kesehatan Kim kredibel. Namun, tak diketahui secara pasti seberapa parah kondisinya.

Diketahui, dua pejabat pemerintah Korea Selatan menolak laporan CNN tanpa menjelaskan apakah Kim telah menjalani operasi.

Informasi selengkapnya dapat disimak di berita berikut:

Kim Jong Un Dikabarkan Kritis, China dan Korsel Masih Ragu

5. Sejarah lagu "Ibu Kita Kartini"

Sejarah lagu Ibu Kita Kartini bermula dari Konggres Wanita Indonesia pada 2 Desember 1929. Hal itu sebagaimana diberitakan Harian Kompas, 21 April 1991.

WR Supratman memang berhasil menciptakan lagu tentang Kartini yang sampai kini masih dinyanyikan. Namun menurut Rudi Badil, lulusan Fakultas Sastra Antropologi UI yang juga salah satu pendiri Warkop DKI, lagu asli saat itu bukanlah berjudul Ibu Kita Kartini melainkan Raden Ajeng Kartini.

Informasi selengkapnya dapat disimak di berita berikut:

Sejarah Lagu "Ibu Kita Kartini", Judul dan Lirik Awalnya Berbeda dengan Saat Ini

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Editor: Sari Hardiyanto
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi