Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Virus Corona, Warga China dan Hong Kong Beralih ke Makanan Vegan

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi vegan dan vegetarian
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Permintaan untuk bahan pangan berbasis protein nabati meningkat di Asia, khususnya di Hong Kong dan China daratan.

Hal ini diduga sebagai imbas dari kekhawatiran akan penyebaran virus corona penyebab Covid-19 melalui daging hewan liar yang sering dikonsumsi di China.

Melansir Reuters (22/4/2020), bila dibandingkan dengan bisnis daging atau protein hewani, suplai bahan pangan vegetarian masih tergolong kecil.

Meski demikian, makanan vegetarian sebagai alternatif daging, susu, dan seafood mulai diminati di Hong Kong. Salah satu peminatnya adalah Mike Lee, yang berprofesi sebagai pelatih fitness.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Karena virus corona, orang-orang mulai memerhatikan pola makan dan kesehatan mereka. Orang-orang sekarang menjadi lebih takut jatuh sakit," kata Lee yang kini terbiasa menyajikan burrito menggunakan protein nabati.

Baca juga: Liam Hemsworth Tinggalkan Pola Makan Vegan karena Batu Ginjal

Permintaan makanan vegetarian meningkat

Meningkatnya permintaan akan makanan vegetarian sebenarnya telah diperkirakan oleh biro konsultan Euromonitor sebelum adanya wabah virus corona.

Tahun lalu, Euromonitor memperkirakan bahwa pasar makanan vegetarian di China akan bernilai sekitar 12 miliar dollar AS pada 2023.

Meningkat pesat jika dibandingkan transaksi pada 2018 yang bernilai di bawah 10 miliar dollar AS.

Hal tersebut menarik minat dari perusahaan-perusahaan besar yang berbasis di AS seperti Beyond Meats, Impossible Food, jaringan waralaba Starbucks Corp dan gerai-gerai KFC milik Yum China yang akan segera mengumumkan promosi makanan vegetarian mereka.

Baca juga: Hamil, Tasya Farasya Terapkan Pola Makan Vegan

"Sungguh ironis bahwa katalis dari semua ini adalah wabah luar biasa yang telah menghancurkan banyak orang," kata David Yeung, pendiri Green Monday.

Green Monday adalah supplier dari produk-produk Beyond Meats di seluruh Asia.

Di tengah penutupan restoran, pembatasan jarak sosial dan semakin banyak orang memasak di rumah, pembelian makanan secara online juga melonjak di Asia.

Distributor mengatakan bahwa bahan pangan nabati, yang sebagian besar harganya lebih bersaing dibanding produk hewani, juga mengalami peningkatan permintaan.

Banyak daerah Asia sejak lama menggunakan bahan-bahan non-daging seperti tahu untuk menghasilkan makanan bercita rasa daging.

Baca juga: Operator Shinkansen Sediakan Manisan Vegan dan Ramah Muslim

Vegan mulai diminati

China masih menjadi konsumen daging terbesar di dunia, dengan nilai retail berkisar 170 miliar dollar AS per tahun, menurut Euromonitor.

Tetapi Yeung dari Green Monday mengatakan penjualan online perusahaannya meningkat lebih dari dua kali lipat dalam dua bulan terakhir, meski ada dampak dari virus corona.

Di antara pembelian yang paling populer adalah pengganti daging babi yang disebut omnipork, yang digunakan dalam pangsit, mie dan bakpao. Sementara burger, nugget ayam nabati dan susu non-hewani juga memiliki angka penjualan yang baik.

Baca juga: Mengenal Dessert Vegan, Makanan Manis tapi Tetap Sehat

JUST, perusahaan yang berbasis di San Francisco yang membuat produk telur dari kacang hijau, mengatakan, penjualannya di platform e-commerce China JD.com dan Tmall telah melonjak 30 persen sejak wabah virus corona melanda dunia.

Sementara itu Nick Halla, Wakil Presiden Senior untuk Divisi Internasional Impossible Foods, mengatakan, kebutuhan China akan opsi pangan pengganti daging tumbuh dengan pesat dan negara itu adalah target pasar terpenting mereka secara global.

Impossible Foods tengah mengurus proses regulasi untuk memasuki daratan China tetapi telah memperkenalkan produknya kepada 40.000 konsumen pada November tahun lalu di sebuah pameran dagang di Shanghai, China.

Baca juga: Doyan Makan Manis tapi Tetap Ingin Sehat? Dessert Vegan Bisa Jadi Pilihan

Sementara itu, perusahaan restoran Yum China, pemegang waralaba KFC akan menjual ayam goreng nabati untuk pertama kalinya di China di tiga gerai dalam promosi antara 28 dan 30 April 2020. Nugget akan dipasok oleh raksasa agribisnis AS, Cargill Ltd.

Selain itu, pada Senin, 20 April 2020, Starbucks mengatakan, akan meluncurkan menu makan siang nabati baru di China minggu ini dengan menggandeng produk Beyond Meat.

Waralaba kopi terbesar di dunia itu juga  telah membuka kembali sebagian besar kafenya di China.

Baca juga: Mengintip Tas Tangan Vegan, Hadiah Ulang Tahun Kate Middleton

Virus corona mengubah pola makan

Grup makanan online Deliveroo, yang bergerak di bidang food delivery di Hong Kong, mengatakan, pertumbuhan kuartal pertama dalam pesanan makanan vegan di kota itu menyamai dua kali lipat jumlah pesanan makanan non-vegan di tahun sebelumnya.

Sementara itu di China daratan, Zhenmeat yang disebut-sebut sebagai kompetitor lokal Beyond Meat, bertaruh pada penjualan yang meningkat setelah restoran kembali dibuka di seluruh negeri.

Vince Lu, kepala eksekutif dan pendiri Zhenmeat, mengatakan, perusahaan berencana untuk memperluas bisnis ke Shanghai dan Shenzhen.

Baca juga: Benarkah Diet Vegan Baik untuk Turunkan Berat Badan?

Sebelumnya, Zhenmeat telah memiliki 50 restoran di Beijing yang menjual produk nabati pengganti daging sapi.

"Setelah pandemi virus corona, orang-orang China mulai sadar untuk tidak mengonsumsi daging hewan liar lagi dan mulai memakan sumber protein yang seharusnya," kata Lee.

Lee berkata bahwa virus corona telah membawa perubahan besar pada Hong Kong, termasuk cara warganya menikmati makanan.

"Tahun lalu, ketika kami merasa sakit, entah itu pilek, flu atau demam, kami akan tetap berkumpul bersama teman-teman dan menikmati hotpot bersama tanpa masalah apapun. Kini, bila ada yang batuk sedikit saja maka orang-orang yang ada di sekitar akan melompat 10 meter jauhnya," kata Lee.

Baca juga: Benarkah Menjadi Vegan Dapat Membantu Fungsi Ereksi?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Reuters
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi