Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Italia Sebut Mayoritas Anak-anak yang Terinfeksi Covid-19 Pulih dalam 2 Minggu

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi penanganan pasien positif Covid-19
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebagian besar anak-anak yang terinfeksi virus corona disebutkan hanya mengalami gejala-gejala ringan dan biasanya sembuh dalam waktu dua minggu.

Hal tersebut diungkapkan oleh sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA Pediatrics pada Rabu (22/4/2020).

Namun, meskipun demikian, penelitian tersebut juga menemukan bahwa beberapa anak mengalami sakit parah, termasuk bayi berusia 13 bulan yang dirawat di perawatan intensif.

Dikutip dari CNBC (22/4/2020), penelitian tersebut dilakukan oleh peneliti di Italia dengan menganalisis 1.065 pasien Covid-19, sebagian besar di Cina, di bawah usia 19 tahun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka menganalisis studi yang diterbitkan antara 1 Desember 2019 hingga 3 Maret 2020.

Baca juga: Anak-anak Tidak Rentan terhadap Virus Corona, tetapi...

Gejala 

Penelitian itu menyebutkan, sebagian besar anak-anak dilaporkan memiliki gejala pernapasan ringan, yaitu demam, batuk kering, dan kelelahan atau tanpa gejala, yang berarti mereka tidak menunjukkan gejala, kata para peneliti.

Banyak anak-anak dirawat di rumah sakit, tetapi kebanyakan anak-anak dengan gejala hanya memerlukan perawatan suportif dan tidak memerlukan oksigen atau ventilator, kata mereka.

“Tidak ada anak di bawah usia 9 yang meninggal, tetapi satu kematian dilaporkan dalam kisaran usia 10-19,” tulis riset tersebut.

Namun, satu bayi berusia 13 bulan dengan Covid-19 mengalami komplikasi parah. Peneliti menyebutkan, bayi itu mengalami muntah, diare, demam dan radang paru-paru, diperumit oleh syok dan gagal ginjal yang membutuhkan perawatan intensif.

Satu studi juga menggambarkan bayi baru lahir berusia 30 jam yang mengalami masalah pernapasan setelah tertular infeksi dari ibunya.

“Tidak seperti orang dewasa, anak-anak tampaknya tidak berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah berdasarkan usia dan jenis kelamin,” tulis Riccardo Castagnoli, kandidat doktor di Universitas Pavia dan penulis utama analisis.

“Namun, saat ini, tidak ada data yang tersedia tentang peran komorbiditas dalam keparahan Covid-19 pada anak,” lanjut dia.

Baca juga: Kenali Tanda dan Gejala Infeksi Virus Corona pada Anak-anak

Sama dengan di AS

Temuan ini tampaknya sejalan dengan temuan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan di Cina, di mana penyakit ini muncul hampir empat bulan lalu dan sejak itu menyebar ke seluruh dunia, menginfeksi lebih dari 2,5 juta orang.

Awal bulan ini,CDC menerbitkan laporan yang menemukan bahwa mayoritas pasien anak di AS hanya mengalami gejala ringan seperti demam atau batuk, sementara beberapa anak dirawat di rumah sakit atau lebih buruk setelah terinfeksi.

Sebuah studi baru-baru ini yang dipublikasikan secara online dalam jurnal Pediatrics mengamati 2.143 kasus anak-anak dengan Covid-19 yang dikonfirmasi atau diduga yang dilaporkan ke CDC China antara 16 Januari hingga 8 Februari 2020.

Studi itu menemukan bahwa sejumlah anak di China menderita penyakit parah atau kritis dan satu anak telah meninggal.

Lebih dari 90 persen kasus adalah kasus tanpa gejala, ringan atau sedang. Namun, hampir 6 persen dari kasus anak-anak itu parah atau kritis, dibandingkan dengan 18,5 persen untuk orang dewasa.

Baca juga: Orang Tua atau Anak-anak yang Lebih Rentan terhadap Virus Corona?

Berdampak parah para orang tua

Pada awal wabah, para peneliti dan pakar penyakit menular mengatakan virus itu tampaknya membuat anak-anak tidak sehat.

Sementara bagi orang tua dan mereka yang memiliki penyakit bawaan bisa menjadi sangat parah.

Tetapi, seorang peneliti mencatat bahwa sedikitnya anak di antara kasus virus corona yang dikonfirmasi juga bisa karena mereka terinfeksi tetapi menunjukkan gejala yang lebih ringan yang tidak dilaporkan ke otoritas kesehatan.

“Data ini keluar di begitu banyak tempat dan begitu banyak bentuk,” ujar Marc Lipsitch, seorang profesor epidemiologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard.

Perbedaan gejala di antara kelompok umur yang berbeda juga terlihat pada penyakit pernapasan lainnya. Flu musiman, yang menginfeksi jutaan orang di AS setiap tahun, biasanya lebih parah pada orang dewasa daripada anak-anak.

Menurut CDC, ribuan anak dirawat di rumah sakit setiap tahun di AS karena flu, tetapi kematian jarang terjadi.

Namun, 50 hingga 70 persen rawat inap terkait flu di AS terjadi pada orang berusia 65 tahun ke atas, dan 70 persen hingga 85 persen kematian terjadi pada kelompok usia itu.

Baca juga: Peneliti Temukan 3 Varian Virus Corona Penyebab Covid-19, Apa Saja?

Keterbatasan

Meskipun demikian, diakui bahwa studi peneliti Italia tersebut memiliki banyak keterbatasan. Sebab penelitian itu terjadi selama periode tiga bulan singkat dan semua kasus berasal dari China.

Akibatnya, mereka tidak dapat menilai kemungkinan perbedaan dalam diagnostik dan terapi. Para peneliti mengatakan studi lebih lanjut diperlukan, termasuk analisis data dari Eropa dan Amerika Serikat.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi