Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mundur dari Stafsus Jokowi, Ini Profil Andi Taufan Garuda Putra

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/MUTIA FAUZIA
Founder dan CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Andi Taufan Garuda Putra resmi mengundurkan diri dari jabatan staf khusus Presiden Joko Widodo.

Pengumuman tersebut disampaikan dalam sebuah surat terbuka yang ditandatanganinya pada Jumat (24/4/2020).

Andi menyebutkan bahwa pengunduran diri ini semata-mata dilandasi oleh keinginan yang tulus untuk dapat mengabdi secara penuh kepada pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama yang menjalankan usaha mikro dan kecil. 

Sebelumnya, Andi diperkenalkan Presiden Jokowi sebagai satu dari tujuh orang staf khusus millenial pada Kamis (21/11/2019) lalu. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, bagaimana sepak terjangnya hingga mundur dari jabatan staf khusus ini?

Baca juga: Andi Taufan Mundur dari Jabatan Stafsus Presiden

Sepak terjang 

Pria yang akrab disapa Taufan ini lahir di Jakarta, 24 Januari 1987. 

Andi memperoleh gelar sarjananya di Institut Teknologi Bandung. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan dan memperoleh gelar Master of Public Administration di Harvard Kennedy School.

Sebelum memperoleh gelar master, ia juga pernah bekerja sebagai konsultan untuk IBM Global Business Services. 

Namun, pada 2009, Taufan memutuskan untuk keluar dari pekerjaan tersebut. Satu tahun kemudian, tepatnya pada 2010, Taufan mendirikan perusahaan rintisan atau startup bernama Amartha. 

Baca juga: Jokowi Setujui Pengunduran Diri Andi Taufan dari Stafsus Presiden

Perusahaan yang ia dirikan ini berbentuk lembaga keuangan mikro.

Pada 2016, Amartha bertransformasi dari lembaga keuangan mikro konvensional menjadi peer-to-pear lending. Tujuannya adalah untuk memberdayakan bisnis sektor ekonomi informal.

Amartha juga menerapkan pendekatan syariah atau bagi hasil. Taufan bersama timnya mengembangkan proprietary risk algorithm  berdasarkan data perilaku dan transaksi.

Metode ini memungkinkan teknologinya untuk mampu memberi penilaian terhadap profil risiko calon peminjam.

Baca juga: Andi Taufan Diminta Ikuti Belva Devara Mundur dari Jabatan Stafsus

Pada 2019, Amartha pun telah mengantongi izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan berhasil menyalurkan dana sebesar Rp 1,6 triliun kepada lebih dari 340.000 mitra di 5.400 pedesaan.

Melalui bisnisnya di Amartha, Taufan telah memperoleh beragam penghargaan baik yang beskala nasional hingga internasional. 

Melansir laman resmi Amartha, berikut adalah beberapa penghargaan yang pernah diterima Taufan:

  • Entrepreneur of The Year Finalist, EY
  • Satu Indonesia Award, Astra
  • Laureate Global Fellow, International Youth Foundation
  • Ganesha Innovation Champion Awards, Alumni ITB

Selain itu, ia juga menerima penghargaan Anugrah Syariah Republika dengan kategori Fintech Usaha Mikro Terbaik dan Growth Stage Impact Ventrues SDG Finance Geneva Summit.

Baca juga: PKS Minta Andi Taufan Ikuti Langkah Belva Mundur dari Staf Khusus Presiden

Kontroversi isi surat Andi Taufan 

Setelah ditunjuk sebagai staf khusus presiden November 2019 lalu, Andi Taufan masih tercatat di jajaran pimpinan Amartha, yaitu sebagai Chief Executive Officer (CEO).

Beberapa waktu lalu, namanya menjadi ramai diperbincangkan karena tersebarnya sebuah surat atas nama dirinya dengan kop Sekretariat Kabinet dan ditujukan kepada camat di seluruh Indonesia.

Melansir Kompas.com (14/4/2020), surat tersebut merupakan permohonan agar para camat mendukung edukasi dan pendataan kebutuhan alat pelindung diri (APD) demi melawan wabah virus corona (Covid-19) yang dilakukan oleh perusahaan pribadinya, yaitu PT Amartha Mikro Fintek (Amartha).

Baca juga: Stafsus Presiden Andi Taufan Didorong Minta Maaf ke Semua Camat

Andi Taufan pun menyampaikan permohonan maaf dan menarik kembali surat tersebut. Namun demikian, beberapa pihak memintanya untuk mengiktuti jejak CEO Ruangguru Adamas Belva Syah Devara untuk mengundurkan diri dari jabatan stafsus yang masih dijabatnya. 

Mengutip Kompas.com, (22/4/2020), Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi UGM Zaenur Rohman mengatakan bahwa Andi Taufan sebaiknya mundur sebagai bentuk pertanggungjawaban atas konflik kepentingan. 

Pada hari Jumat (24/4/2020), Andi Taufan pun resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan stafsus Presiden Jokowi.

Baca juga: Profil Amartha, Perusahaan Milik Stafsus Jokowi, Andi Taufan Garuda

(Sumber: Kompas.com/ Rakhmat Nur Hakim, Ardito Ramadhan |Editor: Fabian Januarius Kuwado, Bayu Galih)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi