Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Kelaparan dan Krisis Pangan Global Setelah Pandemi Corona

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi kelaparan
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Dalam beberapa bulan ke depan, bencana kelaparan dalam skala besar diperkirakan akan melanda seluruh dunia.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa bencana kelaparan tersebut adalah imbas dari pandemi virus corona yang saat ini masih melanda seluruh dunia.

Melansir CNN, Rabu (22/4/2020) Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) David Beasley memprediksi bahwa skenario terburuk dari bencana kelaparan ini akan melanda sedikitnya tiga lusin negara.

Sementara itu, saat ini sepuluh dari negara-negara itu sudah memiliki lebih dari 1 juta orang diambang kelaparan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Cegah Kekurangan Pangan Selama Pandemi Covid-19, Kementan Luncurkan ATM Pertanian Sikomandan

David menyebut bahwa konflik, resesi ekonomi, penurunan bantuan dan jatuhnya harga minyak dunia sebagai faktor yang mungkin menyebabkan krisis pangan dan membutuhkan tindakan cepat untuk mencegah bencana itu.

"Saat kita menangani pandemi Covid-19, kita juga berada diambang pandemi kelaparan. Ada juga bahaya nyata bahwa lebih banyak orang berpotensi meninggal akibat dampak ekonomi Covid-19 daripada dari virus itu sendiri," kata David Beasley kepada Dewan Keamanan PBB.

Baca juga: Antisipasi Pandemi Panjang, Prabowo Minta Kader Gerindra Siapkan Lumbung Pangan

1 miliar orang terancam kelaparan

WFP sebelumnya telah memperingatkan bahwa pada 2020 akan menjadi tahun yang sulit bagi banyak negara yang dilanda oleh kemiskinan atau perang. Sebanyak 135 juta orang terancam menghadapi krisis kelaparan atau lebih buruk lagi.

Angka tersebut ditambah dengan 821 juta orang yang saat ini tengah dilanda kelaparan kronis, dapat mendorong lebih dari 1 miliar orang ke dalam situasi yang mengerikan.

Badan itu mengidentifikasi 55 negara yang paling berisiko terjerumus ke dalam kelaparan dalam laporan tahunannya tentang krisis pangan yang dirilis minggu ini.

Baca juga: ATM Pertanian, Cara Kementan Percepat Distribusi Bantuan Pangan

WFP juga memperingatkan bahwa sistem perawatan kesehatan negara-negara yang rapuh ini tidak akan mampu mengatasi dampak virus corona.

"Negara-negara ini mungkin menghadapi dilema yang luar biasa antara menyelamatkan nyawa atau mata pencaharian dan dalam skenario terburuk, menyelamatkan orang-orang dari virus corona agar mereka mati kelaparan," kata laporan itu.

Sepuluh negara dianggap sebagai yang paling berisiko, setelah mengalami krisis pangan terburuk pada tahun lalu.

Baca juga: Menyoal Kerumunan Warga di Lumbung Pangan Jatim, Berawal dari Hoaks Soal Sembako Gratis

Kesepuluh negara tersebut adalah Yaman, Republik Demokratik Kongo, Afghanistan, Venezuela, Ethiopia, Sudan Selatan, Sudan, Suriah, Nigeria, dan Haiti.

Sebagian besar negara-negara itu sejauh ini telah terhindar dari pandemi virus corona terburuk. Tetapi dengan sistem kesehatan mereka yang rapuh berarti bahwa wabah yang relatif kecil sekalipun dapat berakibat parah.

Baca juga: Jokowi Minta Pandemi Corona Jadi Momentum Reformasi Sektor Pangan

Dampak locdown dan resesi ekonomi

Beasley juga mengatakan, lockdown dan resesi ekonomi diperkirakan akan menyebabkan hilangnya pendapatan besar-besaran di antara pekerja miskin. 

Industri pariwisata juga akan turun tajam, yang mempengaruhi negara-negara seperti Haiti, Nepal, dan Somalia.

"Hilangnya penerimaan pariwisata akan merusak negara-negara seperti Ethiopia, dan jatuhnya harga minyak di negara-negara berpenghasilan rendah seperti Sudan Selatan akan berdampak signifikan," tambah dia. 

Baca juga: Di TTIC, Masyarakat Bisa Beli Bahan Pangan Pokok Berkualitas dengan Harga Terjangkau

Dia mengimbau negara-negara anggota PBB untuk bertindak sekarang. "Kita akan berhadapan dengan bencana kelaparan skala besar dalam beberapa bulan mendatang," kata Beasley.

Beasley berkata bahwa tidak banyak waktu yang dimiliki, sehingga dia meminta semua negara untuk bertindak cepat juga bijak.

"Saya percaya bahwa dengan pengalaman dan kerja sama kami dapat menyatukan tim dan program yang diperlukan untuk memastikan pandemi Covid-19 tidak menjadi bencana kemanusiaan dan krisis pangan," kata Beasley.

Baca juga: Harga Bahan Pangan Naik, Jokowi Tegur Menteri Perdagangan

Kelaparan sudah mengancam sebelum corona

Bahkan sebelum pecahnya wabah virus corona, persediaan makanan di beberapa wilayah yang paling rentan di dunia telah terdampak oleh kegagalan panen dan serangan hama.

Kekeringan yang luar biasa diikuti oleh curah hujan yang tinggi menyebabkan penurunan hasil panen musiman di Afrika selama 2019.

Pola cuaca dan iklim yang tidak teratur ini juga berkontribusi terhadap invasi hama padang pasir terburuk dalam 25 tahun, yang mengancam pertanian di wilayah tersebut.

Sementara itu, kombinasi dari konflik, iklim, dan hama tanaman telah menghasilkan krisis pangan terburuk di Yaman. Pandemi virus corona semakin memperparah situasi sebelumnya yang sudah sangat menyedihkan.

Baca juga: Virus Corona Hentikan Tradisi Bakar Batu Menyambut Ramadhan di Lembah Baliem

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: CNN
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi