Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Muslim Berbagai Negara Menjalankan Puasa di Tengah Pandemi Virus Corona...

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Zurijeta
Ilustrasi: suasana sahur/berbuka puasa
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Ada suasana berbeda yang dirasakan Muslim seluruh dunia dari Ramadhan tahun ini: menjalankan ibadah puasa di tengah pandemi virus corona.

Rangkaian ibadah Ramadhan disarankan untuk dilakukan di rumah saja. Biasanya, pada Ramadhan, kegiatan di masjid lebih ramai dari biasanya. Tetapi, tidak dengan tahun ini.

Bagaimana cerita ibadah puasa di berbagai negara?

Jepang

NHK World, Jumat (24/4/2020), memberitakan, sekitar 100 orang perwakilan komunitas Muslim Jepang mengadakan teleconference pada hari Kamis (23/4).

Mereka termasuk cendekiawan dan delegasi dari masjid.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awalnya, mereka tidak dapat memutuskan apakah Ramadhan telah resmi dimulai, karena awan menghalangi hilal (bulan baru).

Mereka kemudian menyatakan bahwa Ramadhan akan dimulai pada Jumat (24/4) sejalan dengan keputusan pelaksanaan Ramadhan di Malaysia, negara mayoritas muslim terdekat dengan Jepang.

Mereka sepakat untuk tidak shalat di masjid atau berbuka bersama di masjid selama Ramadhan.

Sekretaris jenderal Japan Islamic Trust Haroon Qureshi mengatakan, sangat disayangkan bahwa umat Islam tidak bisa shalat atau berbagi makan malam di masjid.

Namun, dia mengatakan, orang perlu bergandeng tangan untuk mencegah penyebaran virus, karena kehidupan manusia adalah hal yang paling penting.

Baca juga: Saat PM Jepang Shinzo Abe Serukan Negara-negara Dunia Dukung WHO...

Timur Tengah

Dilansir dari Asia News, Kamis (16/4/2020), di negara-negara Timur Tengah, tahun ini merupakan pertama kalinya adanya jam malam saat Ramadhan, dengan masjid serta toko ditutup.

Di Tunisia, Maroko, Aljazair, Mesir, Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, Qatar, Yordania, Irak, dan Uni Emirat Arab (UEA) pihak berwenang telah melarang akses ke masjid atau membatasi jumlah orang yang dapat mengunjungi mereka.tempat itu.

Beberapa organisasi Muslim telah menggunakan webinar dan konferensi video online untuk melangsungkan kegiatan selama Ramadhan.

Di Arab Saudi, perusahaan pemasok makanan meningkatkan cadangan barang-barang konsumsi menjelang bulan suci.

Akan tetapi, bagi negara-negara yang berada di bawah jam malam, mereka kesulitan berbelanja.

Baca juga: Melihat Pelaksanaan Shalat Tarawih Malam Pertama di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi

Pada tahun-tahun sebelumnya, umat Islam biasa mendekorasi rumah, jalan, dan toko untuk menyambut bulan suci Ramadhan.

Saat ini, banyak yang berjuang bahkan untuk mendapatkan makanan yang mereka butuhkan.

Di Mesir, beberapa toko sudah mulai menjatah barang-barang sehingga keluarga dengan anggota banyak kesulitan.

Di bagian lain di Timur Tengah, azan digunakan untuk mendorong orang agar tetap di rumah.

Seperti di Kuwait, panggilan adzan diubah dari "Hayya alash shalah" (marilah mendirikan shalat) menjadi "Asshalatu fii buyuutikum" (shalatlah di rumah).

Di Turki, pihak Urusan Agama mengatakan bahwa "setiap orang yang yakin dalam keadaan yang sehat harus berpuasa seperti yang diperintahkan Tuhan".

Baca juga: Berikut Perkembangan Terkini Kasus Virus Corona di 16 Negara Timur Tengah

Amerika Serikat

Seperti di negara-negara lain, kegiatan Muslim selama Ramadhan di Amerika Serikat juga digelar secara online.

Melansir The Guardian, Kamis (23/4/2020), Islamic Center Missouri Tengah menampung lebih dari 1.000 orang setiap shalat Jumat.

Sekarang, hanya 20-40 orang jemaah yang terhubung secara online. Para takmir masjid berharap jumlah jemaah bertambah saat Ramadhan ini.

Masjid ditutup sejak Maret 2020, hanya beberapa minggu sebelum Missouri mengeluarkan perintah tinggal di rumah.

Dokter di rumah sakit Universitas Missouri Mohannad Al-Sammaraie dan keluarganya berusaha menjalani Ramadhan tahun ini meski hanya di rumah.

Mereka membuat jadwal harian yang menugaskan satu orang untuk mengajar seluruh keluarga mengenai Islam.

Mengenai makanan, istri Al-Sammaraie, Eman, berbelanja ke pasar Arab 2 minggu sebelum Ramadhan.

Selain itu, dia juga membeli lewat aplikasi pengiriman bahan makanan untuk mendapatkan bahan makanan lainnya.

Untuk berbuka puasa, Al-Sammaraies berbuka puasa dengan air dan kurma, diikuti dengan sup lentil dan hidangan utama dengan nasi atau pasta.

Putrinya yang masih remaja, Rawan, terhubung dengan teman-temannya melalui aplikasi Zoom.

Mereka bertemu selama satu jam secara online tiga hari dalam seminggu. Di sana mereka belajar tentang Islam dan bermain game seperti Pictionary bersama-sama.

Kuliah online soal keislaman juga akan diadakan oleh Islamic Center di New York University.

Takmir masjidnya, Imam Khalid Latif, sedang merencanakan kuliah online dan doa-doa yang disesuaikan.

Baca juga: Update Terkini, Berikut 8 Negara di Eropa dan Amerika Latin yang Konfirmasi Kasus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi