Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Terusan Suez Mulai Dibangun

Baca di App
Lihat Foto
Wikipedia
Kapal induk USS America melintas di Terusan Suez, Mesir.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Hari ini 161 tahun lalu, tepatnya pada 25 April 1859, Terusan Suez mulai dibangun.

Dilansir Britannica, Terusan Suez merupakan jalur air yang menghubungkan Laut Tengah dengan Laut Merah.

Jalur ini menjadi perlintasan vital lalu lintas laut internasional. Ini sekaligus membuatnya memiliki daya tawar politik dan ekonomi yang tinggi di mata dunia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kapal Titanic Tenggelam, 1.500 Orang Meninggal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

 

Dikutip History, Selasa (21/8/2018), gagasan dibangunnya Terusan Suez pertama kali dibahas sekitar 1830-an.

Gagasan tersebut dicetuskan penjelajah dan insinyur Perancis Linant de Bellefonds.

Dia melakukan survei terhadap Isthmus of Suez (sebidang tanah yang terletak di antara Laut Mediterania dan Laut Merah dan merupakan batas antara Benua Afrika dan Asia) dan mengonfirmasi bahwa Laut Tengah dan Laut Merah pada tingkat ketinggian yang sama.

Itu bertentangan dengan kepercayaan yang ada sebelumnya, bahwa keduanya memiliki tingkat ketinggian berbeda.

Menjelang 1850-an, peluang untuk membuat kanal muncul setelah Khedive Said Pasha, pengawas Mesir dan Sudan di Kekaisaran Ottoman, memberikan izin kepada diplomat Perancis Ferdinand de Lesseps untuk membuat perusahaan untuk membangun sebuah kanal.

Perusahaan itu akhirnya dikenal sebagai Perusahaan Terusan Suez serta diberi izin sewa 99 tahun di atas jalur air dan daerah sekitarnya.

Baca juga: Melihat Kebijakan Arab Saudi, Iran, dan Mesir soal Pelaksanaan Ibadah Ramadhan Selama Pandemi Corona

Pembangunan Terusan Suez

Kontruksi dimulai dari ujung paling utara Pelabuhan Said. Pekerjaan penggalian memakan waktu 10 tahun.

Diperkirakan 1,5 juta orang bekerja di proyek tersebut. Sayangnya, atas keberatan para investor Inggris, Perancis, dan Amerika. banyak dari pekerja adalah pekerja budak.

Diyakini puluhan ribu orang meninggal ketika bekerja di Suez dengan sebab kolera dan lain-lain.

Membangun Terusan Suez membutuhkan tenaga besar-besaran.

Pemerintah Mesir pada awalnya memasok sebagian besar besar tenaga kerja dengan memaksa orang miskin bekerja dengan upah minim dan di bawah ancaman kekerasan.

Baca juga: Dirgahayu Ke-68 Kopassus, Berikut Sejarah Panjang Korps Baret Merah

Mulai akhir 1861, puluhan ribu petani menggunakan pemetik dan sekop untuk menggali bagian awal kanal. Pekerjaan menjadi sangat lambat.

Proyek itu makin terpuruk setelah penguasa Mesir Ismail Pasha tiba-tiba melarang kerja paksa pada 1863.

Menghadapi kekurangan pekerja, Lesseps dan Perusahaan Terusan Suez mengubah strategi mereka dan mulai menggunakan beberapa ratus pabean.

Mereka membuat sekop serta mesin keruk bertenaga uap dan batubara untuk menggali tanah.

Teknologi baru memberi dorongan semangat pada kelangsungan proyek dan perusahaan terus membuat kemajuan pesat selama 2 tahun konstruksi terakhir.

Teknologi baru dan gejolak politik telah membuat pengeluaran untuk membangun Terusan Suez membengkak 2 kali lipat dari perkiraan semula.

Baca juga: Mengenang Kurt Cobain, Ikon Musik Rock Modern

Terusan Suez dibuka

Ismail Pasha secara resmi membuka Terusan Suez pada 17 November 1869.

Kapal pertama yang melintasi Terusan Suez adalah yacht kekaisaran Ratu Perancis Eugenie, L'Aigle.

Tapi menurut HMS Newport, sebuah kapal angkatan laut Inggris sebenarnya adalah yang pertama memasuki perairan tersebut.

Meskipun lalu lintas di Terusan Suez tidak memenuhi ekspektasi pada 2 tahun pertama, jalur air itu memiliki dampak besar pada perdagangan dunia dan memainkan peran kunci dalam penjajahan Afrika oleh kekuatan Eropa.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tanggul Situ Gintung Jebol, 99 Orang Meninggal

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi