Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Bulan Wabah Virus Corona, Beberapa Negara Ini Masih Berlakukan Lockdown Ketat

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi lockdown karena virus corona
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Wabah virus corona di seluruh dunia belum reda. Sejak pertama kali dilaporkan terdeteksi di China, akhir 2019, terhitung hampir 4 bulan virus ini meresahkan dunia.

Sebagai upaya menekan penyebaran virus, sejumlah negara menerapkan lockdown atau penguncian.

Setelah 4 bulan wabah menyebar, sejumlah negara mulai melonggarkan lockdown yang telah diterapkan dalam satu bulan terakhir.

Kebijakan tersebut dikeluarkan setelah tren infeksi di sebagian besar negara mulai mengalami pernurunan, seperti di Italia, Spanyol, Jerman, China, dan lain-lain.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski demikian, masih ada sejumlah negara yang masih menerapkan penguncian ketat untuk memutus rantai penyebaran virus corona dan mengantisipasi adanya infeksi gelombang kedua.

Negara mana saja yang masih menerapkan lockdown ketat?

Baca juga: 7 Hari Nol Kasus Baru Covid-19, Vietnam Longgarkan Lockdown

Berikut daftar beberapa negara yang masih menerapkan penguncian:

Malaysia

Malaysia telah memberlakukan penguncian sejak 18 Maret 2020 saat mengalami lonjakan kasus virus corona dari klaster tablig akbar.

Perpanjangan lockdown kedua yang sedianya akan berakhir pada Selasa (28/4/2020), kembali diperpanjang hingga 12 Meri 2020.

Hal itu disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin pada Kamis (23/4/2020).

Dilansir dari Straits Times, Jumat (24/4/2020), Muhyiddin mengaku pemerintah belum bisa mengendalikan pandemi, meski tren infeksi mulai turun.

Menurutnya, pembatasan dapat diperpanjang atau negara dibuka kembali secara bertahap, tergantung pada data Covid-19 dari Kementerian Kesehatan negara tersebut.

Selama penguncian, warga Malaysia hanya bisa meninggalkan rumah mereka untuk membeli bahan makanan, obat-obatan atau makanan, dengan penjagaan polisi di beberapa titik.

Baca juga: Update Virus Corona: Malaysia Perpanjang Lockdown, Ratusan Kasus Harian di Singapura

Singapura

Seperti halnya Malaysia, Singapura juga memperpanjang masa lockdown parsial selama empat minggu hingga 1 Juni 2020.

Dilansir dari Straits Times, Selasa (21/4/2020), Perdana Menteri Lee Hsien Loong menyebut keputusan itu diterapkan seirang lonjakan kasus infeksi di Singapura.

Lee meminta semua warga Singapura untuk tinggal di rumah sejauh mungkin, dan mendesak mereka yang harus keluar untuk melakukannya sendiri.

"Ingat, ini bukan hanya soal mematuhi aturan hukum. Tapi semangat penguncian ini untuk meminimalisir pergerakan dalam komunitas. Ini adalah cara untuk melindungi diri sendiri, keluarga Anda dan semua orang," kata Lee.

Singapura dalam beberapa minggu ini tengah menghadapi gelombang dua virus corona dengan angka infeksi yang melonjak tajam usai adanya klaster asrama pekerja migran.

Baca juga: Singapura Negara Tertinggi Infeksi Virus Corona di ASEAN dengan 9.125 Kasus

India

India menjadi negara terbesar yang melakukan penguncian secara nasional pada 24 Maret dan rencananya akan berakhir setidaknya 3 Mei 2020.

Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan, kebijakan tersebut sudah tentu akan mengorbankan ekonomi negara.

"Itu berarti sampai 3 Mei, kita masing-masing harus tetap di dalam kuncian," kata Modi dalam pidato yang disiarkan televisi kepada negara, dilansir dari Reuters, Selasa (14/4/2020).

"Dari sudut pandang ekonomi saja, tidak diragukan lagi itu terlihat mahal sekarang; tetapi diukur terhadap nyawa warga negara India, tidak ada perbandingannya," sambungnya.

Negera berpenduduk 1,3 miliar jiwa itu telah menghadapi ancaman pengangguran dalam jumlah tinggi akibat lockdown.

Baca juga: Mudik Jalan Kaki Sejauh 321 Km Saat Lockdown, Bocah di India Meninggal Dunia

Inggris

Di saat banyak negara Eropa mulai melonggarkan penguncian, Inggris masih belum akan melakukannya sebelum 7 Mei mendatang.

Dilansir dari Telegraph, Sabtu (25/4/2020), Inggris telah memperpanjang masa penguncian keduanya pada 16 April 2020.

Menteri Luar Negeri Dominic Raab mengatakan, keputusan itu dikeluarkan untuk menghindari adanya puncak kedua virus corona di negaranya.

Nantinya, kebijakan itu akan ditinjau kembali untuk memutuskan apakah akan pembatasan tetap ada atau diakhiri.

Baca juga: Warga Muslim Inggris Buka Bersama Massal Lewat Zoom dan Facebook

Perancis

Perancis telah memberlakukan penguncian sejak 17 Maret 2020 dan menunjukkan dampok positif atas kebijakan itu.

Hal tersebut dibuktikan dengan penurunan jumlah pasien dalam perawatan intensif selama satu minggu terakhir, seperti dilansir dari Independent, Kamis (23/4/2020).

Meski demikian, Presiden Emmanuel Macron pekan lalu telah mengumumkan pembatasan akan mulai dicabut pada 11 Mei mendatang, dengan membuka kembali sekolah dan beberapa tempat kerja.

Keputusan itu pun mendapat respon dari tiga lembaga penerlitian terkemuka yang menyebut adanya ancaman gelombang infeksi kedua.

Baca juga: Akhiri Lockdown pada 11 Mei, Ini 4 Strategi Perancis Hadapi Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi