Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Kelaparan dan Potret Kondisi TKI di Malaysia Saat Pandemi Corona...

Baca di App
Lihat Foto
Dokumentasi Biro Humas Bakamla
Bakamla amankan 47 TKI dari Malaysia yang masuk lewat pelabuhan tikus
|
Editor: Sari Hardiyanto

 

KOMPAS.com – Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia dikabarkan tengah menghadapi bayang-bayang kekurangan makanan selama lockdown sebagian yang diterapkan Malaysia.

Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menyampaikan, saat ini upaya penyaluran bantuan sembako kepada mereka yang terdampak tengah dilakukan.

"Bantuan pemerintah ditambah masyarakat menjangkau di atas 150 ribu orang," ujar Teuku saat dihubungi Kompas.com Minggu (26/4/2020).

Ia juga menyampaikan kendala yang dihadapi dalam penyaluran bantuan adalah MCO yang diterapkan Malaysia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MCO adalah kebijakan Pemerintah Malaysia sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona (Covid) yang berlaku sejak Rabu (18/3/2020).

"MCO pergerakan staf perwakilan dibatasi sehingga perlu pengaturan dengan otoritas dan kelompok masyarakat yang menjadi mitra untuk bisa menjangkau masyarakat penerima bantuan," ujar dia.

Bantuan berupa sembako sendiri menurut Teuku telah diupayakan untuk disalurkan tidak lama setelah MCO berlaku.

"Bantuan diberikan kepada WNI yang sangat terdampak atau rentan akibat penerapan MCO," ujarnya.

Baca juga: 80 Petugas Kesehatan Malaysia Terkonfirmasi Positif Covid-19

 

Satu juta TKI

Mengutip dari SCMP (23/4/2020) sekitar 1 juta orang pekerja migran Indonesia di Malaysia menghadapi bayang-bayang kelaparan.

"Mereka telah menggunakan semua tabungan mereka untuk membayar sewa dan barang-barang kebutuhan pokok mereka," kata Kepala NU Malaysia, Mahfud Budiono sebagaimana dikutip dari SCMP.

Mahfud menyebut ada 700.000 pekerja Indonesia yang terdokumentasi dan 1,5 juta TKI tanpa dokumen yang bekerja di sektor industri konstruksi, restoran, dan layanan kebersihan yang diberhentikan dengan cuti tanpa mendapatkan bayaran selama periode penguncian.

Ia menambahkan, setidaknya ada sekitar 400.000 pekerja yang telah diancam akan digusur oleh tuan rumah karena tak punya uang untuk membayar sewa yang rata-rata sekitar 1.200 ringgit sebulan.

Baca juga: Kenali Tanda dan Gejala Infeksi Virus Corona pada Anak-anak

 

Mencoba bertahan hidup

Agung (30) adalah salah satu contoh TKI yang bertahan hidup dengan telur dan mi instan.

Ia sendiri tinggal di sebuah lokasi konstruksi yang tak layak digunakan sebagai tempat tinggal.

Jika biasanya ia mampu menghasilkan 2.000 ringgit Malaysia tiap bulan dari upahnya sebagai kuli bangunan, kini ia hidup serba terbatas akibat tutupnya banyak kantor-kantor di Malaysia sejak 18 Maret 2020.

Bahkan upahnya pun belum terbayarkan.

Pasokan makanan yang ia dapat dari LSM hanya mampu membuatnya bertahan selama empat hingga lima hari.

Sebagai kepala keluarga yang menopang kehidupan keluarganya di kampung, ia mengkhawatirkan kondisi orang tuanya yang lanjut usia, istrinya dan anaknya yang masih kecil.

“Saya belum bisa mengirimi mereka uang selama dua bulan. Untuk saat ini mereka memiliki makanan, tetapi saya tidak tahu berapa lama itu akan berlangsung, ”kata Agung.

Saat ini, masalah pekerja Indonesia seperti Agung adalah bergulat dengan dua masalah yakni kesulitan keuangan dan pemberitahuan bahwa mereka tidak diperbolehkan kembali ke rumah pada akhir Mei untuk merayakan Idul Fitri.

“Pekerja migran tidak takut pada Covid-19. Mereka lebih takut bahwa mereka kelaparan karena mereka tidak bisa bekerja lagi dan mendapatkan upah,” ujar Glorene Das Direktur Tenaganita, LSM yang melindungi hak perempuan pekerja migran dan pengungsi Malaysia.

Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi