Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Para Mahasiswa di Jateng Memilih Bertahan dan Tidak Mudik di Tengah Pandemi Corona...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/IST
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengunjungi Asrama Kartini UKSW
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Sejumlah mahasiswa di Jawa Tengah memilih untuk tidak mudik dan memilih bertahan di tempat tinggalnya (kos hingga rusunawa) saat pandemi virus corona.

Hal tersebut sebagaimana terlihat dari posingan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam akun resmi Twitter-nya, Sabtu (25/4/2020).

Dalam postingannya Ganjar mengunggah beberapa video kunjungannya ke beberapa tempat tinggal mahasiswa.

Baca juga: Jumlah Kematian akibat Corona di Dunia Capai 200.000, Tertinggi di AS

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti tempat tinggal mahasiswa dari Papua dan Papua Barat yang tinggal di Salatiga, dan Mahasiswa di Sulawesi Utara yang ada di Salatiga.

Ada pula postingan terkait mahasiswa di Universitas Diponegoro (Undip) yang memilih tidak mudik lantaran Semarang ditetapkan sebagai zona merah Covid-19.

Postingan itu sendiri ramai mendapatkan tanggapan netizen.

Hingga Minggu (26/4/2020) posingan tersebut telah dibagikan ulang lebih dari 800 kali dan disukai lebih dari 4.000 akun.

Dalam video tersebut juga disampaikan bahwa Pemprov Jateng memberikan bantuan berupa sembako, buah, dan lauk.

Baca juga: Pertamina Bentuk Satgas Rafico 2020 di Tengah Pandemi Corona, Apa Itu?

Baca juga: Kenali Tanda dan Gejala Infeksi Virus Corona pada Anak-anak

Konfirmasi Kompas.com

Saat dihubungi Kompas.com, Minggu (26/4/2020), Ganjar menyampaikan banyak nilai yang bisa diambil dari para mahasiswa tersebut.

Salah satunya adalah pilihan mereka yang memilih tidak mudik dan tetap tinggal di rumah adalah satu contoh yang baik.

Padahal, pihaknya menyebut, banyak di antara mereka yang bukan berasal dari keluarga mampu sehingga kiriman orang dari orangtua pun sudah tidak didapat.

“Ini menjadi tugas saya menjamin apa pun dari manapun asalnya, apa pun suku agamanya, apa pun KTP-nya mereka anak-anak yang sedang menuntut ilmu, agar tidak terganggu suasana belajarnya dan oangtua di rumah tenang anaknya baik-baik saja,” kata Ganjar.

Baca juga: Kenali Masa Inkubasi Virus Corona di Dalam Tubuh, Berapa Lama?

Meskipun banyak yang peduli terkait kondisi pandemi, akan tetapi Ganjar menyampaikan masih ada pula mahasiswa rantau di Jawa Tengah yang tidak pulang tapi mereka masih terlihat jalan-jalan.

“Nah itu kita peringatkan juga. Kita kasih contoh yang baik,” katanya lagi.

Pihaknya menjelaskan salah satu tujuannya mengunggah video tersebut adalah untuk menyampaikan kepada orang tua yang anak-anaknya belum pulang bahwa mereka baik-baik saja.

Sementara itu, Humas Undip Utami hanya mengatakan pihaknya sudah memberikan bantuan sembako kepada sejumlah mahasiswa Undip yang memerlukan.

Namun saat dimintai konfirmasi terkait jumlah mahasiswa Undip yang memilih bertahan serta detailnya, yang bersangkutan tidak merespons.

"Kita sudah bagikan bantuan sembako dan masker," ujarnya singkat kepada Kompas.com, Minggu (26/4/2020).

Baca juga: Jadi Pandemi Global, Kenali 3 Gejala Awal Covid-19

Perkembangan Covid-19 di Jawa Tengah

Melansir data dari website https://corona.jatengprov.go.id/ saat ini Jawa Tengah memiliki total 639 kasus positif Covid-19.

Adapun yang meninggal dunia sebanyak 63 kasus dan yang sembuh 78 orang.

Melansir dari Kompas.com, Kamis (23/4/2020) Semarang sendiri merupakan wilayah di Jawa Tengah yang memiliki kasus Covid-19 paling banyak.

Di mana sampai dengan pertengahan April 2020 jumlah kasus di Semarang adalah 125 kasus.

Ganjar sendiri menyampaikan untuk wilayah Jawa Tengah selain Kendal belum ada wilayah yang akan menerapkan PSBB.

"Belum, Belum ada kota lain," pungkasnya mengakhiri pembicaraan.

 Baca juga: Berikut Cara Membuat Hand Sanitizer Sendiri dengan Lima Bahan Sederhana

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Batas Waktu Larangan Beroperasi Transportasi Darat, Laut, dan Udara

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi