Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Vaksin Virus Corona Ditemukan, Bagaimana Pendistribusiannya ke Seluruh Dunia?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona, vaksin virus corona
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Kasus virus corona di dunia telah mencapai lebih dari 2.000.000 kasus dengan angka kematian lebih dari 200.000 orang.

Data ini merupakan kisaran data hingga Minggu (26/4/2020).

Para ahli memperkirakan, vaksin baru akan tersedia setelah 18 bulan jika semuanya berjalan lancar.

Dilansir dari The Guardian, Sabtu (25/4/2020), menurut para ahli, diperlukan setidaknya satu tahun untuk mendistribusikan vaksin ke seluruh dunia setelah vaksin virus corona ditemukan.  

"Kenyataannya adalah bahwa tidak ada jangka waktu yang pasti untuk ini," kata anggota tim Kanada yang sukses menciptakan vaksin Ebola, Steven Jones.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat vaksin virus corona telah tersedia, bagaimana mendistribusikannya ke seluruh dunia?

Akankah negara yang bisa menemukan vaksinnya mau membagi ke seluruh negara di dunia?

Pada Desember 2006, pihak berwenang Indonesia sempat menolak untuk menyerahkan sampel virus flu burung.

Di tengah wabah flu babi 2009, Pemerintah Australia memerintahkan produsen vaksin untuk memenuhi permintaannya sebelum memenuhi pesanan di luar negeri.

Baca juga: 2,3 Juta Orang Terinfeksi, Ini Kabar Terbaru soal Pengembangan Vaksin dan Obat Covid-19

Kepala peneliti vaksin dari WHO Marie-Paule Kieny mengatakan, mungkin saja ada negara yang tak berminat untuk membagikan vaksin yang mereka miliki.

Menurut dia, kekhawatiran mengenai apa yang disebut dengan "nasionalisme vaksin" itu mulai terlihat.

Pada Jumat (24/4/2020), para pemimpin dunia, kepala industri, dan para petinggi lainnya berkumpul untuk mendukung inisiatif WHO.

Mereka sepakat memastikan setiap perawatan dan vaksin dibagi merata di seluruh dunia.

Beberapa yang tampak hadir adalah Presiden Perancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, politikus Dominic Raab, dan Melinda Gates.

Sejumlah negara tak hadir seperti AS, Cina, Rusia dan India. Ketidakhadiran ini dianggap sebagai sikap tak mendukung hal tersebut.

Kepala vaksin Wellcome Trust Charlie Weller mengataka,n sistem kerja sama internasional yang rumit harus dicari solusinya di tengah krisis.

Sebenarnya, ada organisasi yang dirancang untuk membantu distribusi vaksin secara adil, antara lain Gavi dan The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).

Baca juga: China Selangkah di Depan, Ini 3 Perusahaan yang Kembangkan Vaksin Corona

Gavi memiliki tujuan meningkatkan akses ke negara-negara miskin. Sementara, CEPI adalah organisasi yang didanai Inggris.

Namun, harapan kerja sama global mungkin sulit terwujud. Larangan ekspor vaksin juga menjadi kekhawatiran.

Menurut mantan Direktur Imunisasi di Departemen Kesehatan David Salisbury, di Amerika Serikat, Trump pasti akan mencari tahu siapa yang bisa membuat vaksin dalam jumlah yang dibutuhkan Amerika dan tidak membiarkan vaksin keluar dari Amerika.

Jones juga pesimistis. Menurut dia, WHO dapat mencoba mengambil peran kepemimpinan tetapi mereka berada dalam situasi yang sulit.

Tidak dapat dihindari bahwa beberapa negara akan mencoba menggunakan "perjanjian pembelian di muka" untuk mengamankan pasokan serta membayar produsen vaksin potensial jika produk mereka bekerja.

Perjanjian semacam itu untuk menyediakan dana penelitian. Akan tetapi, tidak ada sistem untuk mengawasi dampaknya terhadap distribusi yang adil.

Weller mengatakan, satu tahun setelah vaksin Covid-19 tersedia, sangat mungkin bahwa pasokan tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan global yang berupa miliaran dosis.

Kepala petugas medis Vaksin GSK Thomas Breuer menyarankan, beberapa perusahaan farmasi berskala besar harus bekerja sama jika ingin memenuhi kebutuhan vaksin dunia selama satu hingga dua tahun.

Alasannya, mengandalkan satu perusahaan saja tidak cukup untuk memastikan semua mendapatkan vaksin.

Baca juga: Kabar Baik, China Setujui 2 Vaksin Covid-19 Diujicobakan ke Manusia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi