Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Epidemiolog, Negara Kepulauan Untungkan Indonesia dalam Wabah Covid-19, Mengapa?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/Shutterstock
Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Indonesia menjadi salah satu dari ratusan negara di dunia yang telah mengonfirmasi kasus infeksi virus corona dan tengah menghadapi ribuan kasus yang sudah teridentifikasi.

Berdasarkan data Pemerintah Indonesia yang ditampilkan di laman covid19.go.id, Senin (27/4/2020), kasus infeksi hingga saat ini sudah terkonfirmasi sebanyak 8.882 kasus dengan 743 kasus kematian.

Sebaran kasus itu juga sudah merata di 34 provinsi yang ada di Indonesia.

Bagaimana melihat kasus virus corona di Indonesia?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Indonesia dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan, Indonesia memiliki keuntungan dalam persebaran wabah penyakit ini, karena merupakan negara kepulauan.

"Negara kepulauan seperti Indonesia akan memiliki pola khusus tersendiri, karena adanya batas alam yang dibatasi laut. Ini seperti lockdown natural yang diberikan alam," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Minggu (26/4/2020) malam.

Dicky menilai, kondisi itu sebagai bonus geografi Indonesia.

Baca juga: Update: 4 Kabar Baik soal Penanganan Virus Corona di Indonesia

Menurut dia, hal ini bisa membuat penyebaran virus agak terhambat karena terpisahnya wilayah-wilayah di Indonesia oleh lautan.

Dengan demikian, pergerakan masyarakat bisa lebih mudah untuk diatur sehingga tidak menjangkau pulau lain yang masih belum terinfeksi.

"Itu yang saya sering sebut sebagai bonus geografi Indonesia dengan adanya kepulauan. Sekat laut ini jadi barier alamiah untuk beberapa pulau kecil dan jauh. Namun, tentu agak kurang efektif untuk kepulauan besar seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi," kata dia.

Sekat laut ini, menurut Dicky, akan membuat kurva pandemi di setiap pulau berbeda-beda.

Misalnya, Pulau Jawa yang diperkirakan akan mengalami puncak pandemi lebih cepat dari pulau-pulau lainnya.

Selain itu, keuntungan ini juga bisa dimanfaatkan oleh pulau-pulau yang masih relatif aman dari kasus infeksi virus corona untuk melakukan persiapan apabila wabah virus corona masuk masuk wilayahnya.

"Nah, untuk kepulauan-kepulauan kecil hal ini sangat mungkin dimanfaatkan untuk proteksi mereka dengan cara tetap lakukan strategi utama (tes Covid-19), sambil memperketat pintu masuk dengan penerapan test trace, isolate (karantina wilayah)," jelas Dicky.

Baca juga: UPDATE 26 April: 8.882 Kasus Covid-19 di Indonesia, 1.107 Pasien Sembuh, 743 Meninggal

Jika semua ini bisa dimaksimalkan, maka keuntungan benar-benar bisa didapatkan Indonesia.

Meskipun merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk tertinggi, namun angka kasus bisa ditekan lebih optimal.

Hal ini berbeda dengan negara berpenduduk tinggi dengan wilayah yang satu dan luas, seperti China, India, dan Amerika Serikat.

"Dengan memaksimalkan keuntungan geografis tersebut akan mengurangi potensi peningkatan beban fasilitas layanan kesehatan dan ini harus terus dipertahankan sampai dunia menemukan solusi atas pandemi ini, berupa obat atau vaksin atau solusi lainnya," kata Dicky.

Baca juga: Update Virus Corona Dunia 27 April: 2,9 Juta Orang Terinfeksi, 864.122 Orang Sembuh

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Gejala Ringan Terinfeksi Virus Corona yang Harus Diwaspadai
 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi