Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertanyaan Seputar Virus Corona yang Sudah Terjawab, dari Gejala hingga Bisakah Terinfeksi 2 Kali

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Anton27
Ilustrasi virus corona, Covid-19, pasien virus corona
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sejak pertama kali diidentifikasi pada akhir Desember 2019, jenis virus corona baru yang menyebabkan penyakit Covid-19 masih menuai banyak pertanyaan.

Pasalnya, virus corona penyebab Covid-19 memiliki perbedaan dengan virus-virus corona sebelumnya.

Berbagai penelitian pun terus dilakukan untuk menjawab berbagai pertanyaan seputar virus corona baru ini.

Perkembangan dari penelitian-penelitian dari berbagai pihak menghasilkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya dilontarkan.

Jawaban-jawaban ini menjadi hal yang penting dalam menangani pandemi virus corona yang masih berlangsung hingga kini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melansir Time, 14 April 2020, berikut adalah rangkuman dari pertanyaan beserta jawaban yang telah ditemukan soal virus corona:

Apa saja gejala Covid-19?

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, sejumlah pasien mengalami gejala ringan atau tidak menunjukkan gejala, sedangkan sebagian lainnya mengalami gejala serius. 

Menurut data WHO dari Februari 2020 menunjukkan bahwa 80 persen dari pasien yang terkonfirmasi Covid-19 mengalami gejala ringan dan pulih. 

Adapun gejala yang paling umum dialami, yaitu oleh 88 persen pasien Covid-19 adalah demam.

Selain itu, para pasien juga mengalami gejala seperti batuk kering, kelelahan, napas pendek, nyeri otot, radang tenggorokan, sakit kepala, dan menggigil.

Sebagian pasien juga mengalami muntah, hidung tersumbat, diare, hingga batuk darah.

Selain itu, laporan terbaru juga menyebut ada pasien yang merasakan hilangnya indra penciuman atau kemampuan membaui.

Namun, WHO belum menambahkan gejala ini dalam daftar resminya karena data yang belum cukup kuat.

Baca juga: 10 Gejala Kunci Terinfeksi Virus Corona, Tetap Waspada karena Covid-19 Belum Reda

Siapa saja yang berisiko terinfeksi Covid-19?

Pada dasarnya, semua kelompok usia dapat terpapar virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 ini.

Akan tetapi, yang memiliki risiko terbesar untuk mengalami kasus sakit yang parah adalah orang yang berusia lebih tua dan orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu,

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC), berikut adalah kelompok yang paling berisiko mengalami gejala serius dari Covid-19:

  • Orang dewasa yang berusia 65 tahun atau lebih dan orang yang memiliki riwayat paru-paru kronis atau penyakit jantung
  • Orang-orang yang memiliki immunocompromised, yaitu seperti pada para penderita HIV
  • Orang-orang dengan penyakit ginjal kronis yang menjalani dialisis
  • Penderita penyakit hati

Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam JAMA Network, dari 5.700 pasien di Kota New York yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, lebih dari 94 persen memiliki riwayat penyakit.

Adapun penyakit paling umum yang diderita adalah hipertensi, obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan asma.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Serial Infografik Virus Corona: Siapa yang Berisiko Parah karena Corona

Berapa lama infeksi Covid-19 terjadi?

Lama seseorang terinfeksi Covid-19 bergantung pada tingkat keseriusannya.

Menurut Kepala Ahli Epidemi Penyakit Menular di University of Chicago Medicine Dr Emily Landon, jika infeksi ringan, gejala akan berlangsung sekitar 7-10 hari. 

Sementara, pada sekitar 20 persen pasien Covid-19, infeksi dapat memburuk setelah periode awal dan pada beberapa kasus, harus dirawat di rumah sakit. 

Orang-orang dengan gejala parah dan potensi kegagalan pernapasan di unit intensif dapat memerlukan waktu lebih dari satu bulan untuk dapat sembuh. 

Pada orang-orang dengan kasus sedang, gejala juga dapat bertahan selama satu bulan atau lebih hingga mereka sembuh sepenuhnya.

Sementara, untuk kasus ringan, biasanya tidak akan berlangsung lebih lama dari 3 minggu.

Baca juga: Berapa Lama Waktu Seseorang yang Terinfeksi Virus Corona hingga Dinyatakan Sembuh?

Bagaimana Covid-19 menyebar?

Cara penularan utama dari Covid-19 adalah melalui microdroplets atau tetesan mengandung virus yang dikeluarkan ketika seseorang yang terinfeksi bersin atau batuk.

Selain itu, salah satu penelitian juga menunjukkan adanya materi genetik dari virus pada sampel feses dari pasien terinfeksi. CDC pun setuju bahwa penularan feses ini mungkin terjadi.

Selain itu, CDC juga melaporkan bahwa virus ini telah ditemukan dalam darah. 

Untuk mengantisipasi penularan, CDC mengeluarkan panduan pembersihan dan disinfeksi seluruh permukaan benda yang mungkin mengandung darah, feses, atau pun cairan tubuh lainnya.

Baca juga: Ciri, Penularan, dan yang Harus Dilakukan Saat Merasa Terinfeksi Virus Corona

Berapa lama virus SARS-CoV-2 bertahan di permukaan benda?

Sebuah studi yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menemukan bahwa virus corona baru ini dapat bertahan hingga 4 jam pada tembaga, hingga 24 jam pada kardus, dan 2-3 hari pada plastik dan stainless steel. 

Studi lain yang diterbitkan The Lancet 2 juga menunjukkan bahwa virus dapat bertahan selama 3 jam pada cetakan dan kertas tisu, serta hingga 1 hari pada kayu atau kain.

Virus ini juga disebut dapat bertahan 3 hari di permukaan kaca dan uang kertas. Sementara, di bahan plastik dan stainless steel, disebut dapat bertahan 6 hari, jauh lebih lama dari studi yang diterbitkan dalam jurnal sebelumnya.

Terakhir, ditemukan pula bahwa virus dapat tetap berada di bagian luar masker bedah selama 7 hari.

Baca juga: Benarkah Virus Corona Bertahan hingga 9 Hari di Benda Mati? Ini Penjelasannya

Bisakah seseorang terinfeksi Covid-19 lebih dari sekali?

Beberapa laporan menyebut bahwa sejumlah pasien Covid-19 di China, Jepang, dan Korea Selatan didiagnosis positif kembali setelah sebelumnya dinyatakan sembuh.

Meski demikian, sebagian ahli mengatakan, kemungkinan besar, kondisi tersebut bukan infeksi ulang. 

Akan tetapi, dimungkinkan masih ada infeksi yang tersisa dan tidak terdeteksi oleh tes sebelumnya. 

Para ahli mengatakan, respons antibodi tubuh dipicu oleh adanya virus. Artinya, setidaknya ada kekebalan jangka pendek dari pasien yang telah pulih dari Covid-19.

Namun, terbaru, WHO memperingatkan bahwa orang yang sudah sembuh dari Covid-19 belum tentu kebal dari virus SARS-CoV-2.

Mary Hayden, juru bicara IDSA dan Kepala Divisi Penyakit Menular di Rush University Medical Center, mengatakan, hingga saat ini belum ada yang mengetahui antibodi dari Covid-19 yang muncul setelah sembuh memberikan perlindungan seperti apa.

Apakah perlindungan menyeluruh atau hanya parsial, dan berapa lama antibodi itu bertahan masih belum diketahui pasti.

Baca juga: WHO: Tak Ada Bukti Pasien Sembuh Covid-19 Kebal dari Virus Corona

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Gejala Ringan Terinfeksi Virus Corona yang Harus Diwaspadai

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi