Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Asing Sebut Kasus Meninggal Terkait Covid-19 di Indonesia 2.200 Orang

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Sejumlah tanda pengenal yang terbuat dari kardus berada di pusara kasus meninggal terkait Covid-19 sebagai pengganti nisan di kompleks TPU Tegal Alur, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Para keluarga dan kerabat korban meninggal sengaja memasang papan nama di pusara menggunakan kardus yang dibungkus plastik agar mudah mencari saat melakukan ziarah, dikarenakan protap penanganan Covid-19, jenazah dimakamkan tanpa nisan.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Media luar negeri Reuters dalam artikelnya yang tayang Selasa (28/4/2020) menyebut angka kematian terkait virus corona Covid-19 di Indonesia mencapai angka 2.200 kasus.

Selain data kasus positif yang dirilis pemerintah, mereka juga memasukkan angka kematian yang berasal dari kelompok Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Kategori PDP adalah pasien yang menunjukkan masalah pernapasan akut dan memiliki riwayat perjalanan ke daerah terinfeksi, baik di luar maupun dalam negeri.

Reuters hanya menggunakan data 16 dari 34 provinsi di Indonesia. Namun proporsi penduduk di dalamnya sudah mewakili lebih dari 3/4 jumlah populasi nasional.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke-2.200 orang itu dikatakan meninggal terkait dengan virus corona, namun secara administratif belum tercatat sebagai orang yang positif mengidap penyakit pandemi itu.

Sementara ini, data resmi yang diumumkan oleh Pemerintah, korban meninggal akibat Covid-19 sebanyak 765 kasus per Senin (27/4/2020).

Baca juga: IDI Sebut Angka Kematian Terkait Corona di Indonesia Lebih dari 1.000 Kasus

Minimnya jumlah tes

Ahli kesehatan menyebut angka yang disebutkan Pemerintah sangat mungkin tidak merepresentasikan angka kematian yang sesungguhnya, karena di lapangan mungkin masih lebih banyak orang yang terinfeksi namun tidak diketahui.

Salah satu faktor yang memengaruhi adalah minimnya tes yang dilakukan di Indonesia, jika dibandingkan dengan total penduduk, mengingat Indonesia menempati peringkat ke-4 jumlah penduduk terbanyak di dunia.

Tak hanya minim, bahkan Indonesia diketahui sebagai salah satu negara dengan tingkat pengujian terendah di dunia.

Sebagai perbandingan, tes yang dilakukan di Indonesia sebanyak 210 tes per 1 juta penduduk. Sementara di negara lain, Australia tes yang dilakukan 100 kali lebih banyak dari Indonesia, atau Vietnam yangjumlah tesnya 10 kali lebih tinggi.

 Hal itu menurut para epidemiolog menyulitkan berbagai pihak untuk mendapatkan gambaran riil kasus virus corona Covid-19 di masyarakat.

Baca juga: Perbandingan Jumlah Tes Virus Corona Indonesia dengan 9 Negara Asia

Data PDP dari rumah sakit

Dalam pemberitaanya, Reuters merujuk data terbaru dari 16 provinsi di Indonesia menunjukkan ada total 2.212 kematian yang terjadi pada kelompok PDP.

Provinsi mendapatkan data-data ini dari input yang diberikan oleh rumah sakit, fasilitas kesehatan, atau pejabat terkait di daerahnya.

Jika mengacu pada data Pemerintah, data kematian yang tercatat sebagai pasien Covid-19 di 16 provinsi tersebut adalah 693 kasus.

Anggota Gugus Tugas Covid-19, Wiku Adisasmito tidak mengomentari jumlah korban meninggal dari kelompok PDP.

Menurutnya, banyak orang yang diduga mengidap Covid-19 di Indonesia, sekitar 19.897 orang belum menjalani uji Covid-19.

Itu dikarenakan panjangnya antrean uji spesimen yang harus diproses di laboratorium yang mengalami kekurangan sumber daya manusia. Sehingga beberapa orang meninggal dunia sebelum hasil tesnya diketahui.

"Jika laboratorium memiliki ribuan atau ratusan sampel yang harus diuji, mana yang akan mereka prioritaskan? Laboratorium akan memberikan prioritas pada orang-orang yang masih hidup," kata Wiku.

Baca juga: Epidemiolog: Cuaca dan Geografis Indonesia Tak Signifikan Hambat Penyebaran Corona

Epidemiolog asal Universitas Indonesia Pandu Riono meyakini sebagian besar kematian yang terjadi pada PDP disebabkan oleh Covid-19.

"Saya percaya sebagian besar kematian PDP disebabkan oleh Covid-19," ujar dia.

Mengacu data yang dimiliki, Reuters menyebut Indonesia menduduki negara tertinggi kedua di Asia, setelah China, untuk jumlah kasus kematian akibat Covid-19.

Berbagai pihak pun terus mendesak Pemerintah untuk benar-benar menunjukkan transparansi data Covid-19, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk Indonesia.

Fokus positif Covid-19

Untuk meminta tanggapan soal data yang dipaparkan Reuters, Kompas.com telah mencoba menghubungi Juru Bicara Penanganan Covid-19 Indonesia Achmad Yurianto dan Kepala Bidang Media dan Opini Publik dari Kemenkes Busroni, namun tidak mendapatkan tanggapan.

Sepekan yang lalu saat Ikatan Dokter Indonesia menyebut kematian terkait Covid-19 di Indonesia bisa lebih dari 1.000 Yurianto mengatakan, pemerintah hanya fokus melaporkan pada pasien yang positif Covid-19. 

Yuri juga menyebutkan apabila kasus meninggal dunia konfirmasi positif digabung dengan PDP dan ODP, maka angkanya akan menjadi banyak.

Karena itu, pihaknya mengaku fokus pada kasus Covid-19 dan tidak mengumumkan data kematian terkait PDP dan ODP. "(Data kematian) tidak saya umumkan tetapi ada datanya. Kita fokus Covid-19," kata Yurianto dikutip dari pemberitaan KOMPAS.com, Senin (20/4/2020).

Sedangkan untuk kasus pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal tapi belum diketahui hasil tesnya, menurut Yuri bisa terjadi dikarenakan tiga faktor, yaitu jarak pengiriman hasil atau sampel, kapasitas laboratorium, dan reagen yang tersedia.

Baca juga: Dikritik Tes Covid-19 Masih Lambat dan Minim, Berikut Jawaban Pemerintah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi