Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Homo Sapiens, Homo Humanus, Homo Deus Mengeroyok Corona

Baca di App
Lihat Foto
https://pixabay.com/Alexey_Hulsov
Ilustrasi virus corona dunia
Editor: Heru Margianto


SECARA mikrobiologis, mahluk hidup tak kasat mata yang disebut sebagai virus memiliki posisi taksonomik khusus.

Virus bukan tanaman, bukan satwa bahkan bukan bakteria prokrayotik atau organisme bersel-tunggal tanpa nuklei sehingga lazimnya virus memiliki wilayah “kerajaan”nya sendiri.

Bahkan dapat dikatakan bahwa virus bukan organisme sebab pada hakikatnya mereka bukan mahluk hidup yang mampu mandiri berkembang-biak melakukan proses metabolika tanpa sel lain sebagai tuan-rumah.

Lazimnya virus terdiri dari nucleid acid sebagai DNA (deoxyribonucleic acid) atau RNA (ribonucleic acid) dan protein.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor infektif berbentuk virus ekstraselular disebut sebagai virion yang mengandung minimal satu protein unik yang disintesisasi oleh gen spesifik di dalam nuklei acid sang virus sendiri.

Pada dasarnya virus memang jenis mahluk parasitis maka mustahil mampu hidup tanpa sel lain sebagai tuan rumah kos-kosan sang virus.

Makhluk hidup

Terlepas dari penjelasan mikrobiologis tentang virus, pada dasarnya virus adalah sejenis mahluk hidup yang memiliki naluri untuk mempertahankan diri untuk hidup termasuk juga mengembang-biakan diri.

Maka pada hakikatnya virus seperti mahluk hidup lainnya memiliki hak asasi untuk hidup dan bertahan hidup.

Sama halnya dengan para mahluk hidup bersifat predatoris serta parasitis, virus juga memiliki naluri untuk mengeksploatir bahkan membinasakan mahluk hidup lain demi bertahan hidup di alam semesta ini.

 

Celakanya, jenis mahluk hidup yang dirusak bahkan dibinasakan oleh naluri bertahan hidup virus termasuk jenis yang disebut sebagai manusia.

Maka pada belahan awal dasawarsa kedua pada abad duapuluhsatu, virus yang dijuluki sebagai Corona alias Covid-19 berjuang untuk bertahan hidup dengan merajalelakan diri sebagai wabah yang menghinggapi sel-sel di dalam tubuh manusia di segenap pelosok planet bumi.

Mengeroyok

Sampai saat naskah ini ditulis , virus Corona sudah berjaya mengganggu kesehatan lebih dari tiga juta manusia serta menewaskan lebih dari duaratus ribu orang.

Sebaliknya mahluk hidup jenis manusia juga tidak tinggal diam namun gigih berjuang mewujudkan naluri kodrati untuk mempertahankan kesehatan demi bertahan hidup ke dalam sikap dan perilaku upaya preventif, promotif, dan kuratif terhadap ancaman angkara murka pagebluk Corona.

Tampaknya umat manusia sudah sadar bahwa Homo Homini Lupus mustahil mampu melawan Corona!

Maka Homo Sapiens, Homo Humanus dan Homo Deus perlu dipersatukan demi mengeroyok virus Corona.

Homo Sapiens memiliki keunggulan daya ketimbang mahluk hidup lain-lainnya termasuk Covid-19 yaitu daya pemikiran mencari jalan ke luar dari ancaman marabahaya yang dihadapi dengan menggunakan muslihat unsur peradaban seperti metode, sistem dan teknologi.

Homo Humanus memiliki keunggulan daya bela-rasa dan kesetiakawan-sosial antara sesama manusia untuk bergotong-royong saling menolong, saling membantu, saling mendukung dalam menghadapi pageblug Corona.

Unggul terhadap para mahluk hidup lain-lainnya, Homo Deus memiliki daya kemauan dan kemampuan untuk berdoa memohon perkenan Yang Maha Kasih melimpahkan kekuatan lahir batin kepada umat manusia agar mampu berjaya dalam perjuangan bersama menaklukkan dan menumpas Covid-19. Amin.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi