Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Alami Bau Mulut Saat Puasa

Baca di App
Lihat Foto
Tharakorn
Ilustrasi bau mulut
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Ibadah puasa di bulan Ramadhan menjadi kewajiban bagi setiap Muslim. Selain wajib untuk memenuhi tuntutan agama, berpuasa Ramadhan juga banyak membawa manfaat bagi tubuh.

Misalnya, bisa mengurangi gula darah, mengurangi peradangan, maupun menyehatkan jantung.

Namun, di samping itu semua, ada satu hal yang kurang nyaman dialami oleh orang yang menjalani puasa yakni bau mulut. 

Baca juga: 5 Tips Aman Jalani Puasa di Tengah Pandemi Covid-19 dari WHO

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nafas orang yang berpuasa memang cenderung mengeluarkan bau kurang sedap, terlebih di siang atau sore hari, ketika kita sudah lama tidak mengasup makanan atau minuman.

Terkadang kita bertanya-tanya, mengapa bau mulut masih saja terjadi padahal sudah menyikat gigi dengan bersih.

Lalu, mengapa bau mulut atau bau nafas saat berpuasa bisa terjadi?

Baca juga: Kisah WNI Puasa di Norwegia saat Corona: Tidak Ada Buka Bersama Komunitas WNI

Alasan bau mulut saat puasa

Dikutip dari artikel salah satu produsen produk perawatan mulut di Inggris, Ultredex (25/12/2018), bau mulut ini disebut sebagai hunger breath atau bau nafas yang disebabkan rasa lapar akibat tidak makan dalam jangka waktu tertentu.

Namun, ini tidak berhubungan dengan kondisi kesehatan mulut, sama sekali.

Setelah mengonsumsi makanan, tubuh akan memecah-mecah makanan tersebut menjadi molekul glukosa yang mengandung energi. Molekul-molekul tersebut lalu diedarkan atau didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aliran darah.

Baca juga: Resep Sederhana Empon-empon untuk Teman Buka Puasa

Fungsinya, untuk memungkinkan seseorang melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Akan tetapi, ketika tubuh tidak lagi menerima asupan dalam waktu yang cukup lama, tubuh tidak lagi menghasilkan molekul glukosa yang berfungsi sebagai pasokan energi kita.

Akibatnya, saat kelaparan tubuh akan memproses cadangan energi menggunakan lemak yang tersimpan di tubuh.

Nah, proses pemecahan lemak ini akan menghasilkan sesuatu yang disebut sebagai tubuh keton.

Baca juga: Cerita WNI di Islandia, Pernah Puasa Selama 22 Jam

Keton inilah yang menyebabkan napas memiliki bau yang tidak sedap dan akan jelas tercium ketika seseorang berbicara atau mengeluarkan napas dari mulutnya.

Beberapa ahli juga menyebut ini sebagai napas ketosis.

Di sisi lain, biasanya air liur lah yang memegang peran penting untuk mengatasi persoalan bau mulut, dengan konsistensi cairan dan pH yang dikandungnya.

Baca juga: Ini Waktu yang Tepat untuk Sikat Gigi Saat Puasa

Namun, produksi air liur tubuh baru akan meningkat ketika akan makan. Sebaliknya, ketika tubuh tidak makan, maka produksi saliva ini akan menurun.

Di situlah bau mulut akan terjadi.

Masalah ini tidak mengindikasikan masalah kesehatan apapun, dan akan segera menghilang ketika kita kembali mengasup makanan atau minuman.

Cara untuk mengurangi bau mulut adalah dengan menggunakan cairan kumur, menyemprotkan cairan mulut, menjaga kebersihan mulut, dan lain sebagainya.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Puasa, Pandemi Covid-19, dan Restart Kebangsaan

Sumber: UltraDEX

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi