Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disorientasi Waktu Saat Pandemi Corona, Apa Penyebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Ada sebuah pertanyaan yang mungkin seringkali terlontar, baik dengan sadar maupun tidak, terutama saat banyak menjalani kegiatan di rumah saja. 

"Ini hari apa ya?"

Pertanyaan yang sering muncul selama pandemi virus corona tersebut menjadi penanda bahwa orang-orang mulai melupakan sebuah detail yang paling sederhana sekalipun, yaitu waktu.

Hari Selasa jadi hari Kamis, hari Rabu jadi hari Selasa. Nama-nama hari tidak lagi begitu diingat, yang ada hanya kemarin, hari ini, dan besok.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Dengan Suara Bergetar, Perempuan 62 Tahun yang Sembuh Corona Sampaikan Ini

Disorientasi waktu ini juga dapat mempengaruhi konsentrasi dan produktivitas, seolah-olah otak bekerja lebih lambat dari pada biasanya.

Melansir CNN, para ahli menyebut bahwa ada hubungan dengan bagaimana pandemi berdampak pada kondisi kognitif kesehatan seseorang, yaitu kemampuan berpikir, belajar, dan mengingat.

Namun, apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kondisi seperti semula?

Baca juga: Cilegon Catatkan Kasus Corona Pertama, Pasien Diduga Tertular di Tangerang

Rutinitas hilang

Kerja tubuh juga banyak bergantung pada lingkungan, mulai dari sinar matahari hingga kondisi sosial. 

"Rutinitas yang kita lakukan setiap harinya, seperti perjalanan pagi dan sore, mengatur waktu makan, hingga beribadah, dapat membantu kita tetap mengetahui hari apa saat itu," kata Profesor Psikiatri di University of California Elissa Epel.

Menurut Epel, sebagian dari rutinitas tersebut hilang saat sebagian besar orang harus tetap di rumah saja sehingga batas-batas waktu tersebut menjadi tidak jelas lagi.

"Kita kehilangan rutinitas-rutinitas dari hari-hari lalu. Sekarang, akhir pekan terlihat sama dengan hari kerja," kata dia. 

Sebab, pekerjaan pun dilakukan di rumah sehingga seringkali sejumlah orang merasa bekerja lebih lama hingga melupakan akhir pekan.

Baca juga: Lockdown karena Virus Corona, Begini Bazar Ramadhan Virtual di Malaysia...

Hilangnya rutinitas juga berarti lebih banyak energi mental yang dihabiskan untuk menentukan apa yang akan dilakukan pada hari tersebut.

Sementara, bagi mereka yang masih harus pergi bekerja, rutinitas juga terlihat sangat berbeda. 

Ada ketegangan mental mengingat aturan jarak fisik, keharusan menggunakan masker, hingga menghindari menyentuh permukaan benda tertentu.

Semua hal tersebut berpengaruh dalam disorientasi waktu yang dirasakan.

Baca juga: Terdampak Virus Corona, Laba Adidas Anjlok 93 Persen

Menjadi multitasking

Alasan lain mengapa seseorang dapat melupakan hari atau waktu adalah menjadi lebih multitasking.

Banyak orang yang berusaha untuk menyeimbangkan berbagai tanggung jawab, mulai dari menemani anak belajar di rumah, merawat orangtua, melakukan pekerjaan di rumah, hingga melawan rasa stres.

Baca juga: UPDATE Corona Kendal 29 April: 4 Pasien Positif Sembuh, 5 PDP Meninggal

Karena semua hal ini terjadi di tempat atau waktu yang sama, orang pun menjadi lebih multitasking dari biasanya. 

"Semua hal ini meningkatkan beban kognitif kita, atau dengan kata lain, menggunakan lebih banyak sumber daya mental yang kita punya," jelas Epel.

Epel mengungkapkan bahwa alasan tersebut mungkin menjadi penyebab ketidakmampuan seseorang dalam mengingat informasi dasar atau melakukan tugas seperti biasa dengan efisiensi yang sama.

Baca juga: Imbas Virus Corona, Pendapatan Penumpang KAI Anjlok

Menyebabkan stres

Pandemi ini menjadi sumber stres kronis karena telah berlangsung berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan bagi sebagian orang.

"Tidak mampu mengingat hari juga dapat menjadi sebuah tanda stres," kata Profesor Psikiatri dan Ilmu Perilaku di Northwestern University Burnett-Zeigler.

Tingkat stres yang tinggi mengganggu konsentrasi dan perhatian, serta dapat memengaruhi memori jangka pendek.

Baca juga: Begini Cara agar Terhindar dari Jebakan Pinjol Ilegal di Tengah Corona

Efek buruk lainnya adalah dapat memperburuk kualitas dari tidur seseorang.

"Seringkali jika Anda merasa stres atau khawatir, pikiran dan perasaan itu dapat muncul dan membuat Anda lebih sulit untuk tertidur atau tetap tertidur," kata Burnett-Zeigler.

Pada akhirnya, sulit tidur dapat menyebabkan gangguan kognitif, perhatian, dan konsentrasi, serta kehilangan memori jangka pendek.

Baca juga: Lebih dari 2.200 Orang dengan Gejala Corona Meninggal, Apa yang Terjadi?

Waktu itu relatif

Kemudian, apa yang dapat dilakukan dengan semua hal ini?

Para psikiater dan psikolog merekomendasikan untuk mencoba menjaga "struktur" waktu, seperti pergi tidur atau bangun pada waktu yang sama setiap harinya.

Mereka juga menyarankan orang-orang untuk mengambil jeda, olahraga, makan-makanan sehat, dan membatasi berita yang dibaca.

Menurut para psikiater dan psikolog, jika hal-hal tersebut membuat Anda menjadi lebih baik, tidak ada yang peduli tentang hari. 

Sebab, waktu adalah sebuah ilusi. Waktu itu relatif.

Baca juga: Melihat Layanan Sewa Kamar dan Konsultasi Perceraian Saat Pandemi Corona di Jepang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi