Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Selandia Baru Klaim Menang Lawan Covid-19, Bagaimana Penanganan Virus Corona di Sana?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/photocosmos1
PM Selandia Baru, Jacinda Ardern
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengklaim telah mampu mengendalikan penyebaran virus corona di negaranya.

Selandia Baru kini mulai membuka kembali sejumlah kegiatan bisnis, fasilitas pendidikan, dan kesehatan pada Selasa (28/4/2020).

"Tidak ada transmisi yang tidak terdeteksi di Selandia Baru. Kami telah memenangi pertempuran ini, tetapi kita harus tetap waspada," kata dia.

Selama beberapa hari terakhir, laporan infeksi baru di Selandia Baru berada di bawah angka 10.

Bahkan, pada Senin (27/4/2020), hanya ada satu kasus infeksi baru yang dilaporkan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak laporan pertama pada 28 Februari 2020, Selandia Baru telah mengonfirmasi kasus virus corona sebanyak 1.474 kasus dengan 19 kematian dan 1.229 pasien dinyatakan telah pulih.

Tak hanya penguncian ketat, kunci nyata negara itu dalam mengendalikan virus corona terlihat dalam pendekatan yang dilakukan, yaitu respons cepat, pengujian secara luas, dan bergantung pada sains.

Baca juga: Berhasil Tekan Penyebaran Covid-19, Selandia Baru Longgarkan Lockdown

Respons cepat

Dilansir dari CNN, Selasa (28/4/2020), Selandia Baru termasuk negara yang melakukan respons relatif cepat dalam penanganan virus corona.

Ketika Ardern mengeluarkan kebijakan wajib isolasi selama dua minggu bagi siapa pun yang memasuki negaranya pada 14 Maret 2020, Selandia Baru memiliki enam kasus infeksi.

Lima hari kemudian, ketika Arden mengeluarkan larangan orang asing memasuki negara itu pada 19 Maret 2020, ada 28 kasus yang dikonfirmasi.

Pada 23 Maret 2020, ketika Ardern mengumumkan bahwa negaranya akan dikunci, ada 102 kasus yang dikonfirmasi, dan tidak ada kematian.

"Tindakan tegas berjalan lebih cepat dan lebih awal membantu menghilangkan dampak terburuk dari virus," kata Ardern.

Alasan Selandia Baru mengambil tindakan tegas adalah ketersediaan ruang perawatan intensif yang lebih sedikit dibandingkan negara lain.

Bahkan, ketika kasus cenderung menurun, Ardern tetap memilih untuk memperpanjang penguncian tingkat empat dan paling ketat.

Baca juga: Usai Nonton Konser Rock, Seorang Pria Terinfeksi Virus Corona di Selandia Baru

Pengujian luas

Menurut Ardern, Selandia Baru telah meningkatkan pengujiannya hingga 8.000 tes per hari dengan total pengujian sejauh ini mencapai 126.066 tes.

Menurut dia, tanda bahwa pengujian di Selandia Baru bekerja adalah tingkat kepositifan tesnya.

Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Mike Ryan baru-baru ini mengatakan, tolok ukur yang baik adalah memiliki setidaknya 10 kasus negatif untuk setiap satu kasus positif.

Tingkat kepositifan tes Selandia Baru adalah sekitar 1 persen dan menunjukkan bahwa tidak ada transmisi lokal secara luas yang tak terdeteksi.

Ardern mencatat, di negara-negara lain di seluruh dunia, setiap orang yang positif virus corona menginfeksi sekitar 2,5 orang.

Di Selandia Baru, infeksi itu turun menjadi 0,4 atau kurang dari setengah orang yang terinfeksi.

Baca juga: PM Selandia Baru Klaim Menang Pertempuran Melawan Covid-19

Kolaborasi yang baik

Seorang ahli dari Departemen Kesehatan Masyarakat Universitas Otago Profesor Michael Baker mengatakan, pelajaran nyata dari Selandia Baru adalah kolaborasi antara sains dan kepemimpinan yang baik.

Sepanjang periode penguncian, Ardern selalu muncul bersama Menteri Kesehatan Ashley Bloomfield di konferensi pers yang digelar secara rutin.

Ardern juga sering menyampaikan pertanyaan dari media kepadanya.

Meskipun Bloomfield adalah pelayan publik, ia memiliki spesialisasi dalam kesehatan masyarakat.

Menurut sebuah pernyataan di situs web Departemen Kesehatan, bidang minat khusus profesionalnya adalah pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular.

"Di Selandia Baru, telah menjadi penghubung baik antara sains yang bagus dan kepemimpinan yang cemerlang. Keduanya berjalan bersama-sama yang menurut saya sangat efektif," kata Baker.

"Saya benar-benar kecewa bahwa negara yang memiliki jauh lebih banyak sumber daya sains top dunia, seperti AS dan Inggris, tak bernasib lebih baik daripada negara seperti Selandia Baru yang memiliki sumber daya terbatas," lanjut dia.

Baca juga: Tantowi Yahya: Belum Ada WNI Terjangkit Covid-19 di Selandia Baru

Rencana selanjutnya

Meski Selandia Baru saat ini dianggap sukses melewati krisis virus corona, negara itu masih tetap menerapkan penguncian efektif dengan sebagian besar orang masih diminta tinggal di rumah.

"(Level tiga) tidak bisa kembali ke kehidupan pra-Covid-19. Itu akan datang, tetapi belum untuk saat ini," kata Ardern.

Ardern menjelaskan, pertempuran melawan Covid-19 akan berlanjut sampai ada vaksin.

Warga negara asing masih dilarang memasuki negara itu dan isolasi wajib 14 hari di fasilitas karantina pemerintah diterapkan bagi siapa saja yang memasuki negara tersebut.

Di bawah skenario kasus terbaik, Departemen Keuangan Selandia Baru memperkirakan bahwa negara itu dapat melihat tingkat pengangguran 13 persen.

"Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk memastikan kami memerangi dampak ekonomi dari virus dengan cara yang sama kami lakukan terhadap ancaman kesehatan. Dengan persatuan, dengan dukungan cepat, dan dengan saling menjaga," kata Ardern.

Baca juga: Virus Corona, PM Selandia Baru Umumkan Potong Gaji 20 Persen Selama 6 Bulan

KOMPAS.com/AKbar Bhayu Tamtomo Infografik: Wabah Virus Corona, Siapa yang Perlu Periksa ke Rumah Sakit?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi