Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remdesivir, Obat untuk Corona yang Diapresiasi BPOM AS dan Jepang

Baca di App
Lihat Foto
POOL/REUTERS
Satu ampul obat Ebola remdesivir ditunjukkan dalam konferensi pers di Rumah Sakit Universitas Eppendorf (UKE) di Hamburg, Jerman, 8 April 2020. Remdesivir kini sedang diuji coba untuk pengobatan Covid-19.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Para ahli menguji berbagai obat untuk menemukan obat yang tepat untuk menyembuhkan pasien Covid-19.

Salah satunya yang sudah mulai terlihat hasilnya adalah obat remdesivir.

Seperti dilansir Kyodo News, Senin (27/4/2020), Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan Jepang akan segera menyetujui obat anti-virus remdesivir untuk pengobatan pasien coronavirus.

Baca juga: Kenali Masa Inkubasi Virus Corona di Dalam Tubuh, Berapa Lama?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Secara terpisah seorang pejabat pemerintah mengatakan obat itu akan disetujui pada awal Mei untuk mengobati pasien Covid-19.

Di Jepang, selain Remdesivir juga ada obat anti-influenza Avigan yang akan melalui tes klinis hingga Juli.

Remdesivir sebelumnya dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi AS Gilead Sciences Inc. sebagai kemungkinan pengobatan untuk Ebola.

Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona

 Hasil uji coba

Dilansir CNBC, Rabu (29/4/2020), Gilead Sciences mengatakan hasil uji coba obat remdesivir untuk mengobati pasien Covid-19 menunjukkan keberhasilan.

Setidaknya 50 persen pasien yang diobati dengan dosis 5 hari membaik dan lebih dari setengahnya bisa keluar dari rumah sakit dalam waktu 2 minggu.

Penasehat kesehatan Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci pada Rabu (29/4/2020), mengatakan uji coba obat remdesivir oleh National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) menunjukkan “kabar baik”. Uji coba itu melibatkan sekitar 800 pasien.

Dia juga mengatakan obat itu akan menjadi standar perawatan baru untuk pasien Covid-19.

Sementara itu The US Food and Drug Administration atau Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) AS tengah berdiskusi dengan Gilead untuk membuat remdesivir secepat mungkin dan sesuai keperluan.

Uji coba klinis Gilead yang lebih kecil melibatkan 397 pasien dengan kasus Covid-19 parah.

Baca juga: Segala Hal yang Perlu Diketahui tentang Vaksin Virus Corona

 Harapan baru

Studi ini melacak dua kelompok pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19.

Satu kelompok menerima pengobatan remdesivir selama lima hari, sementara kelompok lain minum obat selama 10 hari.

Para peneliti mengatakan lebih dari separuh pasien di kedua kelompok tersebut dikeluarkan dari rumah sakit dalam 14 hari.

Remdesivir telah menunjukkan harapan dalam mengobati SARS dan MERS, yang juga disebabkan oleh virus corona.

Pejabat kesehatan AS mengatakan memproduksi vaksin untuk mencegah penyakit akan memakan waktu setidaknya 12 hingga 18 bulan.

Sehingga penting untuk segera menemukan obat untuk Covid-19.

Baca juga: Saat China Mulai Kembangkan Remdesivir, Obat Antivirus Corona...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi