Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Virus Corona, Mega Mendung, dan Ombak Hokusai

Baca di App
Lihat Foto
the new york times
Alissa Eckert dan Dan Higgins, ilustrator dari Centers for Disease Control and Prevention, diminta untuk membuat ilustrasi virus corona yang mampu menarik perhatian publik.
Editor: Heru Margianto


DI masa karantina diri akibat pageblug Corona, saya mencoba menggali kembali apa saja yang pernah saya coba pelajari, antara lain apa yang disebut sebagai desain motif.

Virus Corona

Dalam membayangkan andaikata saya peserta sebuah acara kuis seni-rupa maka ada tiga desain motif seni-rupa yang dapat segera langsung saya kenali pada saat melihatnya.

Desain motif pertama yang dapat saya spontan kenali adalah gambar virus Corona dengan duri-duri bermuncul dari tubuh bundarnya yang sedang tersohor di jagad raya ini.

Virus Corona berkemas genom RNA utas tunggal plus dan nukleokapsid berbentuk heliks simetris.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah genom virus Corona terbesar di antara virus RNA yang dikenal.

Nama Corona berasal dari bahasa Latin corona bermakna mahkota mengacu pada tampilan partikel virus memiliki pinggiran yang dianggap corona matahari.

Maseki bagi saya, sebenarnya tampilan sosok Virus Corona lebih mirip makhluk laut yang disebut sebagai bulu babi ketimbang corona matahari

Mega Mendung

Desain motif kedua yang bisa saya spontan kenali adalah desain motif batik asal Cirebon disebut sebagai Mega Mendung yang menurut selera subyektif saya merupakan motif terindah di antara sekian banyak motif batik Nusantara yang saya kenal.

Motif yang dituangkan ke atas kain pada berupa garis-garis lengkung yang membentuk gambar awan yang menggumpal.

Umumnya batik Mega Mendung didominasi warna biru, putih, dan abu-abu yang melambangkan warna langit ketika sedang mendung.

Mega Mendung mengandung pesan moral menyadarkan manusia sebagai makhluk Tuhan mengalami keadaan yang tidak stabil, selalu naik turun seperti halnya garis lengkung pada motif batik mega mendung.

Garis lengkung yang melebar merupakan gambaran kehidupan manusia yang sedang mencari jati diri, mengembangkan diri dan belajar dari berbagai pengalaman hidup.

Namun pada akhirnya kehidupan manusia tetap akan kembali ke pusat kehidupannya yaitu Tuhan.

Motif Batik Mega Mendung yang tidak terputus melambangkan kehidupan manusia yang utuh dan saling berhubungan dengan sesama mahluk hidup dan alam.

Ombak Hokusai

Desain motif ketiga yang langsung bisa saya kenali adalah mahalukisan ombak mengombang-ambing tiga perahu kecil di lepas pantai Kanagawa dengan puncak bersalju Fujiyama tampak di latar belakang mahakarya Katshukisa Hokusai.

Mahalukisan yang sempat mempesona dua mahapelukis kelas langitan lainnya yaitu tidak kurang dari Paul Gauguin dan Vincent van Gogh sebelum mereka berdua saling jotakan (bahasa jawa: bermusuhan -red).

Sukma gerak cetakan cukilan kayu Ombak Hokusai memang jelas mempengaruhi sukma gerak sapuan kuas Gauguin dan van Gogh.

Ombak Hokusai bahkan mempengaruhi gerakan impressionisme di Eropa sampai merambah ke khasanah Jugend Stil bahkan juga impresionisme seni musik Claude Debussy dan Maurice Ravel.

Adalah bukan suatu kebetulan ketika saya pertama kali mendengar mahakarya puisi simfonikal La Mer garapan Claude Debussy yang langsung terbayang di kalbu batin saya adalah Ombak Hokusai.

Syair Paul Verlaine sebagai inspirasi Clair de Lune di dalam siklus Suite Bergamasque mahakarya Claude Debussy pada hakikatnya mengalir bersama arus gelombang Ombak Hokusai di samudra estetikal alam semesta ini.

Archetype

Tidak ada kemiripan bentuk Ombak Hokusai dengan virus Corona. Namun terasa adanya keterkaitan batiniah antara motif batik Mega Mendung dari Cirebon dengan Ombak Hokusai dari prefektur Kanagawa.

Menarik bahwa Ombak Hokusai dan motif Mega Mendung memiliki kemiripan dengan motif awan pada jubah dan desain interior istana kekaisaran China yang juga tampil di ruang-dalam keraton kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Motif Ombak Hokusai bersama motif Mega Mendung dan segenap padanannya dari berbagai penjuru dunia juga menyelinap masuk ke ranah alam manga Jepang kontemporer seolah menggaris-bawahi tafsir archetype (pola dasar) pemikiran Gustav Jung yang meyakini keterkaitan kultural-spiritual yang menghubungkan naluri dan nurani estetikal segenap umat manusia di planet bumi cuma satu dan satu-satunya ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi