Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Erwin Prasetya, Basis Pertama Dewa 19 yang Meninggal karena Pendarahan di Lambung

Baca di App
Lihat Foto
Instagram de19wa
Erwin Prasetya bersama Dewa 19 saat masih diperkuat Once Mekel dan Tyo Nugros
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Dunia musik di Tanah Air kembali berduka setelah basis pertama Dewa 19, Erwin Prasetya dikabarkan meninggal dunia, Sabtu (2/5/2020) subuh.

Meninggalnya mantan basis Dewa 19 itu akibat pendarahan di bagian lambungnya dan sempat turun kesadaran.

Kabar meninggalnya Erwin Prasetya langsung dibenarkan oleh pengamat musik Bens Leo yang dihubungi wartawan, Sabtu (2/4/2020).

"Iya benar, tadi subuh (meninggal). Dia (Erwin Prasetya) pendarahan di lambung dan sempat turun kesadaran," kata Bens Leo.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenang Perjalanan Hidup Pramoedya Ananta Toer...

Kabar meninggalnya Erwin juga disampaikan oleh pengamat musik Stanley Tulung melalui unggahannya di media sosial Instagram.

"Innalillahi wainnailaihi rojiun. Telah berpulang Erwin Prasetya, ex DEWA 19. Semoga arwahnya diterima disisi-NYA. Selamat jalan Win. Karyamu akan kami kenang. Info by Yuril Ayunir dan teman-teman musisi Surabaya," tulisnya di akun @stanleytulung.

Baca juga: Mengenang Sosok Marsinah, Aktivis Buruh yang Tak Mau Mengalah pada Nasib

Tak hanya Stanley, pemusik Ari Lasso juga turut menyampaikan kabar duka tersebut pun melalui Instagram pribadinya.

"Berita duka. Erwin Prasetya, basis pertama @de19wa meninggal dunia tadi pagi. Kiranya Almarhum mendapat tempat terbaik di sisiNya. Dan keluarga diberi kekuatan. Amin RIP Win..," tulis Ari Lasso, seperti dikutip Kompas.com, Sabtu (2/5/2020).

Baca juga: Mengenang Lukman Niode, Legenda Renang Indonesia yang Meninggal karena Covid-19

Berikut sekilas tentang perjalanan karier Erwin Prasetya di belantika dunia musik Indonesia:

Berawal dari Dewa 19

Selama berkarier di dunia musik, Erwin Prasetya tercatat pernah beberapa kali berpindah grup musik.

Seperti diberitakan Harian Kompas, 27 Mei 2001, kariernya dimulai di grup band Dewa 19 sebagai pemain bas atau basis.

Dewa 19 terbentuk di Surabaya pada 1987. Mereka meluncurkan album perdana Dewa 19 pada 1992.

Nama Dewa 19 adalah gabungan huruf terdepan nama-nama anggotanya, yaitu Dhani Ahmad Prasetyo (keyboard), Erwin Prasetya (bas), Wawan Abi (drum), Andra Junaidi (gitar), dan Ari Lasso (vokal).

Sedangkan untuk angka 19 merujuk pada usia mereka saat itu.

Erwin Prasetya yang merupakan penggemar musik jazz, turut memperkaya warna musik di Dewa 19 yang saat itu lebih ke pop.

Bersama Dewa 19, Erwin turut andil mencipta lagu-lagu hit seperti Kirana, Restoe Boemi, dan Kamulah Satu-satunya.

Baca juga: Mengenang Seniman Musik Djaduk Ferianto...

Grup baru

Seiring berjalannya waktu, Erwin mengundurkan diri dari Dewa 19 kabarnya dipicu beberapa hal yang konon tidak bisa ditolerir lagi, yang berhubungan dengan masalah manajemen.

Keluar dari Dewa 19, Erwin Prasetya Erwin sempat bergabung dengan TIC Band dan NuKLA yang merupakan kelanjutan dari KLA Project.

Hadirnya Erwin dan tiga musisi baru di NuKLA, membuat band tersebut mengusung warna baru dalam bermusik.

Harian Kompas, 26 November 2009 mencatat, Erwin Prasetya juga pernah membentuk kelompok musik Matadewa.

Erwin juga turut menggandeng mantan drummer Dewa 19 Wawan Abi.

Baca juga: Mengenang 25 Tahun Kepergian Nike Ardila, seperti Apa Perjalanan Hidupnya?

Usung urban pop-rock

Selain Erwin dan Wawan, band ini merekrut Roby Zoelky (vokal) dan Yudha Prasetyo (gitar). Mereka saat itu meluncurkan album pertama yang diberi judul Matadewa.

"Kami mengusung genre urban pop-rock, ada sembilan lagu dalam album ini. Kami sedang promo single pertama 'Sehidup Semati', tetapi rata-rata penggemar sudah mengenal lagu-lagu kami yang lainnya," ujar Erwin tentang album perdana Matadewa tersebut.

Membaca sepak terjang mantan dua personel Dewa 19 itu, sekilas Matadewa yang didirikan pertengahan tahun 2008 ini, hadir untuk "berebut penggemar" mantan band mereka.

"Sejujurnya, kami hadir bukan untuk bersaing. Tetapi, ini murni tuntutan kami untuk berkarya di musik. Semoga masyarakat bisa menerima (Matadewa)," kata Erwin menambahkan.

Baca juga: Mengenang Kurt Cobain, Ikon Musik Rock Modern

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi