Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Beruntun Kereta Api di Jepang, 160 Orang Tewas

Baca di App
Lihat Foto
KARAKSA MEDIA
Menuju Kota Akashi di Jepang, Anda bisa naik kereta jenis shin-kaisoku JR Kobe-line dari Osaka selama kurang lebih 40 menit.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hari ini 58 tahun lalu, tepatnya 3 Mei 1962, terjadi kecelakaan kereta beruntun di Tokyo yang menewaskan 160 orang.

Kecelakaan tersebut melibatkan kereta komuter dan kereta barang. Keduanya bertabrakan di dekat Tokyo, Jepang.

Melansir History, selain menimbulkan korban jiwa, peristiwa ini juga menyebabkan 320 orang mengalami luka-luka.

Kecelakaan itu bertepatan dengan Hari Konstitusi di Jepang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi peristiwa

Awalnya, sebuah kereta komuter bergerak dari Stasiun Mikawashima pada pukul 21.30 waktu setempat, membawa penumpang keluar dari Tokyo. 

Tiga mil di utara kota tersebut, kereta barang melewati tanda merah yang seharusnya berhenti sehingga menyebabkan keluar jalur dan bertabrakan dengan kereta komuter.

Sebagian besar penumpang selamat dari tabrakan pertama ini.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Beethoven Ciptakan Für Elise

Para korban kemudian bergegas keluar dari kereta dan menuruni tanggul setinggi 30 kaki yang berdekatan dengan rel.

Namun, beberapa menit kemudian, kereta komuter lain, Ueno, di jalur yang sama lewat tanpa mengetahui adanya tabrakan.

Hal ini menyebabkan terjadinya tabrakan kedua. Bagian belakang kereta komuter pertama tertabrak.

Tabrakan tersebut menyebabkan bioler lokomotif uap di kereta barang meledak. Uap dari ledakan ini menyebakan luka lepuh pada orang-orang yang masih terjebak di kereta.

Keadaan semakin memburuk. Kereta komuter pertama terdorong ke atas dan ke bawah tanggul sehingga menimpa para penumpang yang melarikan diri beberapa menit sebelumnya.

Lebih dari 400 orang penumpang menjadi korban. Ada yang meninggal dunia, ada pula yang harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Dikutip dari Japan Times, Minggu (20/5/2012), sebagian besar yang tewas adalah penumpang di kereta dengan tujuan Toride.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Terusan Suez Mulai Dibangun

Wakil Presiden Kereta Api Nasional Jepang Yutaka Abiko menyatakan penyesalan yang mendalam.

Dia mengatakan, perusahaan akan melakukan yang terbaik untuk memberikan kompensasi kepada korban luka dan keluarga korban meninggal dunia.

Penyelidikan peristiwa tabrakan kereta ini menemukan bahwa terjadi kelalaian.

Sembilan orang awak kereta barang didakwa oleh pengadilan.

Menurut jurnal yang ditulis Masao Saito yang diterbitkan di EJRCF pada Maret 2006, dari kecelakaan ini diketahui daerah Mikawashima–Minami Senju tidak di-upgrade sama sekali selama 30 tahun sebelum terjadinya kecelakaan.

Sebanyak 80 kereta dari kedua stasiun melintas setiap harinya pada 1962.

Angka ini meningkat tiga kali lipat menjadi 240 kereta karena peningkatan populasi di sekitar jalur kereta.

Pasca-peristiwa, peneliti menyarankan agar memisahkan jalur angkutan dan jalur penumpang, untuk mengatasi kepadatan lalu lintas kereta api yang tinggi seperti itu.

Saat itu juga tidak ada komunikasi yang baik antara lokomotif, EMU, dan stasiun. Masinis kereta barang salah saat membaca tanda berhenti.

Kesalahan semacam itu sebenarnya dapat dicegah dengan pemasangan sistem pelindung ATS.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gelar Juara Kelas Berat Muhammad Ali Dicopot

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi