Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pasien Sembuh Virus Corona: Saya Tidak Ingin Membuat Anak Saya Khawatir

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi pasien positif Covid-19, terinfeksi virus corona
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Mark Anthony Balcueva tahu dirinya berpotensi terinfeksi virus corona Covid-19. Tetapi dia masih terguncang ketika dia menerima berita dia positif terinfeksi, yang mengakibatkan dekat dengan kematian dan 13 hari di rumah sakit.

Drummer Filipina berusia 41 tahun dan ayah dari satu orang ini tampil di bar-bar yang penuh sesak di Hong Kong enam malam seminggu untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Tetapi 48 jam setelah pertunjukan terakhirnya pada tanggal 23 Maret, dia menjadi sakit parah karena sakit perut dan diare, dan demam lebih dari 39 derajat celcius.

Baca juga: Kasus Perdana Covid-19 di Grobogan: TKW dari Hongkong, Pulang Desember 2019, ke Yogyakarta Maret 2020

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didiagnosis positif Covid-19

Dia pergi ke Rumah Sakit Ruttonjee di Wan Chai untuk pemeriksaan, dan enam jam kemudian, diberi tahu hasilnya bahwa dia positif Covid-19.

"Saya menangis sangat keras untuk pertama kalinya, karena saya tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, apakah saya akan bisa sembuh atau mati," kata Mark dikutip dari South China Morning Post (3/5/2020).

Balcueva telah mendengar banyak kisah suram dari pasien virus corona, dan tahu itu tergantung nasib.

"Jika aku tidur, aku tidak tahu apakah aku masih akan hidup besok," kata dia.

Di rumah sakit, kondisi Balcueva memburuk. Dia kehilangan indra perasanya, mengalami sesak napas akut, dan harus diberi oksigen. Pemindaian paru-parunya menunjukkan pola yang mirip dengan kaca buram.

"Aku membuka mulut lebar-lebar dan terengah-engah, tapi rasanya ada sesuatu yang menekan dadaku dan udara tidak mau masuk. Setiap napas adalah usaha yang berat," kenang dia.

Baca juga: Penyakit Bawaan Apa Saja yang Banyak Diderita Pasien Covid-19 di Indonesia?

Selalu ingat putrinya

Selama beberapa hari, Balcueva hanya minum air dan makan biskuit karena kesulitan bernafas dan menelan.

Dia mengatakan apa yang membuatnya berusaha bertahan hidup adalah putrinya yang berusia delapan tahun di Filipina.

“Setiap hari saya mencoba memanggilnya menggunakan FaceTime. Saya mengatakan kepadanya, 'jangan khawatir, saya akan pulih'. Karena menjadi ayah berarti tidak membiarkan anakmu khawatir,” tutur dia.

Terinfeksi di bar

Balcueva adalah salah satu dari 103 pasien coronavirus di “klaster bar dan band” yang mengejutkan kota sebagai wabah kelompok terbesar hingga saat ini.

Jauh melampaui klaster aula ibadah budha di North Point, atau sekelompok 15 orang yang menghadiri pesta pernikahan di Pulau Lantau, dan 13 lainnya yang berkumpul untuk makana malam di Kwun Tong.

Pasien pertama di bar cluster muncul pada 18 Maret, dan yang terakhir hampir sebulan kemudian pada 13 April.

Infeksi dimulai dengan pelanggan dan pekerja di sejumlah bar dan pub di distrik kehidupan malam Lan Kwai Fong, Wan Chai dan Tsim Sha Tsui.

Baca juga: Kajian UGM, 3 Klaster Besar Penularan Corona di Yogyakarta dari Kegiatan Keagamaan

Infeksi kemudian menyebar ke kontak dekat mereka dan anggota keluarga, termasuk bayi berusia enam minggu, pasien lokal termuda yang dicatat, yang diyakini telah tertular virus melalui orang yang terinfeksi dari cluster.

Hong Kong menutup bar, pub, dan klub malam pada 3 April setelah gelombang infeksi terkait.

Kota itu tidak mencatat kasus baru pada hari Sabtu, dengan total penghitungan di 1.039 dan empat kematian.

Balcueva telah tampil di Insomnia, Center Stage, Dusk hingga Dawn dan All Night Long - semua terkait dengan bar cluster - tetapi mengatakan dia masih tidak yakin di mana dia terinfeksi.

“Saya memakai masker setiap hari bahkan ketika saya pergi ke pasar atau berjalan-jalan. Saya memakai masker di bar sampai saya tampil karena sulit untuk bernyanyi dengan masker," kata dia.

Balcueva juga makan bersama teman-teman bandnya di dapur bar sebelum mereka naik ke panggung. Anggota lain dalam kelompok enam orangnya juga terinfeksi.

Balcueva mengatakan dia tahu risikonya, karena di bar ada banyak orang di "lingkungan gelap", tetapi mengatakan dia harus berjuang untuk menghasilkan 9.000 dollar Hongkong per bulan.

"Saya juga memiliki hasrat untuk bermain musik," ungkap dia.

Baca juga: Pasien Sembuh Covid-19 di Korsel Kembali Dites Positif, Ternyata Ini Penjelasannya...

Sembuh setelah 13 hari

Balcueva dipulangkan pada 6 April setelah terapi koktail obat-obatan membantu memperbaiki kondisinya, tetapi dia masih harus kembali ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Untungnya, dia merasa fungsi paru-parunya telah kembali normal, dan dia bisa berjalan menaiki tangga tanpa kesulitan untuk mengatur napas.

Dia mengaku sangat berterima kasih kepada para dokter dan perawat yang merawatnya di Rumah Sakit Ruttonjee.

“Saya bahkan bukan warga negara Hong Kong. Mereka benar-benar menyelamatkan hidup saya, saya sangat berterima kasih," tutur dia.

Dia mengatakan dia mungkin masih kembali tampil ketika bar dibuka kembali untuk mencari nafkah.

“Tapi untuk sekarang, ulang tahunku bulan depan, dan aku harus merayakan kehidupan kedua yang diberikan padaku. Saya merasa sangat diberkati," ungkapnya.

Baca juga: Kisah Saudara Kembar Asal Inggris yang Meninggal Akibat Covid-19

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi