KOMPAS.com - Pandemi virus corona Covid-19 mengubah pola kehidupan manusia dalam beberapa bulan terakhir. Dari yang mulanya banyak melakukan aktivitas di luar rumah, kini harus banyak berdiam di dalam rumah.
Pola kerja, makan, isirahat dan tidur juga mengalami perubahan seiring pembatasan aktivitas tersebut.
Bahkan, dikutip dari Guardian, sebuah survei yang dilakukan oleh King's College London dengan Ipsos Mori menunjukkan bahwa dampak pandemi ini membuat dua dari lima orang di Inggris melaporkan gangguan tidur.
Prof Bobby Duffy, pemimpin penelitian dan direktur Institut Kebijakan di King's, mengatakan, ada hubungan yang jelas antara peningkatan stres dan dampak pada tidur.
Ada 53 persen dari mereka yang mengatakan bahwa mereka mengalami krisis stres melaporkan kesulitan tidur.
"Tetapi banyak orang di seluruh dunia juga mengalami fenomena baru: mimpi pandemi," kata dia.
Baca juga: Bagaimana Hukum Mimpi Basah di Siang Hari Saat Puasa Ramadhan? Simak Penjelasannya...
Pengakuan orang-orang mengenai mimpi yang aneh selama pandemi banyak dibagikan di media sosial Twitter.
Akun bernama @menamonangis, misalnya, menuliskan bahwa ia mengalami mimpi aneh dalam beberapa waktu terakhir.
Hal serupa juga dirasakan oleh akun @magjinyoung.
Tak hanya dirasakan oleh warga Indonesia, mimpi aneh yang terjadi selama pandemi juga dialami oleh banyak warga negara lain.
Bahkan, ada akun khusus di Twitter yang mengumpulkan daftar mimpi aneh warganet selama masa pandemi yang bernama "We Dream of Covid-19" (@IDreamofCovid19).
Mimpi pandemi
Seorang psikolog di Harvard Medical School Deirdre Barrett membenarkan bahwa banyak orang mengalami mimpi aneh selama pandemi. Barret diketahui telah menghabiskan empat dekade terakhir untuk mempelajari mimpi.
Menurut dia, lebih banyak tidur umumnya berarti ruang lingkup yang lebih besar untuk tidur REM (Rapid Eye Movement), yaitu tahap terakhir, ketika kita biasanya bermimpi.
Adapun mengenai apa yang dilihat dalam mimpi, penelitian menyebutkan bahwa isinya terkait dengan pola pikir kita saat bangun tidur.
"Kami memproses ingatan yang kuat, stres dan emosi saat ini selama tidur REM; mimpi kita seringkali sarat dengan simbolisme dan penyajian realitas yang aneh. Bisa juga itu, karena kehidupan dikurangi menjadi ukuran beberapa kamar di kuncian, kita memiliki lebih sedikit rangsangan setiap hari untuk menarik dari dan secara tidak sadar menggali di masa lalu," jelas dia.
Baca juga: Tidur Lebih Nyenyak dan Bebas Mimpi Buruk di Tengah Pandemi Covid-19
Dikutip dari Vox, Dylan Selterman seorang psikolog sosial yang menjalankan Lab Mimpi, Hubungan, Emosi, Daya Tarik, dan Moralitas di Universitas Maryland, mengatakan tentang bagaimana sesuatu seperti wabah Covid-19 dapat memengaruhi tidur dan mimpi kita.
Dia menjelaskan teori kontinuitas mimpi, yang berhipotesis bahwa orang bermimpi tentang hal-hal yang mereka pikirkan dan lakukan ketika mereka bangun.
"Jika merasa agak tertekan tentang pandemi, atau tentang pekerjaan atau keluarga, maka wajar jika tema-tema itu muncul di konten impian," kata dia.
Menurut Dylan, apa yang terjadi selama mimpi adalah bahwa pikiran tampaknya menyelesaikan masalah. Namun ada juga peneliti yang percaya kebalikannya; misalnya, jika Anda mengalami kesulitan dalam kehidupan Anda saat ini dan memimpikannya, itu dapat memprediksi kesehatan mental masa depan Anda.
Perubahan pola tidur dan stres
Patrick McNamara, seorang profesor neurologi di Fakultas Kedokteran Universitas Boston yang ahli dalam mimpi menyebut, mimpi selama pandemi diwarnai oleh stres, isolasi, dan perubahan pola tidur, pusaran emosi negatif yang mengatur mereka terlepas dari mimpi yang khas.
"Kami biasanya menggunakan tidur REM dan mimpi untuk menangani emosi yang kuat, terutama emosi negatif. Jelas, pandemi ini menghasilkan banyak stres dan kecemasan," ujar Patrick dikutip dari National Geographic.
Baca juga: Tips Mengatasi Stress karena Wabah Corona, Orangtua Silakan Baca...
Sedangkan menurut penelitian Lyon Neuroscience Research Center di Perancis yang dimulai pada bulan Maret, pandemi virus corona telah menyebabkan peningkatan 35 persen dalam mengingat mimpi di antara peserta, dengan responden melaporkan mimpi negatif 15 persen lebih banyak dari biasanya.
Sebuah studi berbeda yang dipromosikan oleh Associazione Italiana di Medicina del Sonno (Asosiasi Obat Tidur Italia) menganalisis mimpi orang-orang italia yang terkurung selama wabah.
Banyak subjek mengalami mimpi buruk dan parasomnia sejalan dengan gejala gangguan stres pasca-trauma.
Efek pandemi
Beberapa mimpi yang dikumpulkannya selama pandemi saat ini adalah orang mengalami kesulitan bernapas atau demam, tetapi lebih banyak di antaranya berupa mimpi abstrak.
Menurutnya, bahaya dan ancaman yang sulit untuk divisualisasikan seringkali menyebabkan metafora serupa yang muncul di seluruh tidur para pemimpi.
Namun, Barret menyebut banyaknya orang Amerika yang mengalami efek pandemi dan mengubah hidup mereka secara signifikan mungkin memiliki mimpi yang lebih meresahkan.
"Sulit untuk mengatakan bahwa kita semua mengalami trauma dalam arti psikologi," kata dia, dilansir dari The New York Times.
Baca juga: Nonton Film Sebagai Pelarian Stres Selama Pandemi
Pengalaman traumatis singkat dan intens, seperti peperangan atau bekerja shift 12 jam di rumah sakit yang kewalahan oleh pasien Covid-19 memiliki citra spesifik yang begitu jelas dan sejalan dengan trauma yang mereka rasakan.
"Orang-orang yang memutuskan apakah akan memberikan ventilator kepada satu pasien atau tidak, melihat pasien berbaris di lorong mereka, orang-orang itu tentu saja memenuhi kriteria yang biasa kita sebut trauma akut," jelas Barrett.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang