Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masker Transparan Karya Penyandang Tuli dari Wonogiri

Baca di App
Lihat Foto
Gustav
Tanti, seorang penyandang tuli dari Wuryorejo, Wonogiri sedang menjahit masker transparan.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Penggunaan masker kini dianjurkan bagi siapa saja untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru.

Pemerintah mengimbau masyarakat mengenakan masker jika beraktivitas di luar rumah. 

Jenis masker yang direkomendasikan untuk masyarakat umum adalah masker kain yang bisa dicuci dan dipakai lagi.

Namun, masker kain biasa kurang efektif apabila digunakan oleh penyandang tuli.

Alasannya, masker kain membuat gerak bibir tidak terbaca dan menyulitkan para penyandang tuli untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal ini kemudian menginspirasiEka Sari Utami (24), seorang instruktur bahasa isyarat asal Ngadirojo, Wonogiri, dan Sutantini (40) seorang penyandang tuli asal Wuryorejo, Wonogiri, Jawa Tengah, untuk membuat masker transparan.

Masker transparan dibuat untuk mempermudah komunikasi penyandang tuli dengan orang lain sehingga gerak bibir pemakai masker bisa terbaca.

"Tujuan utama pembuatan masker transparan ini agar teman-teman tuli bisa menjaga kesehatannya juga dari Covid-19. Selain itu, mereka bisa berkomunikasi lebih mudah ketika gerak bibirnya bisa terbaca tanpa membuka tutup masker," kata Eka saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (2/5/2020).

Baca juga: Masker untuk Penyandang Bisu Tuli di Tengah Pandemi

Berawal dari unggahan di media sosial

Ide awal membuat masker transparan ini berasal dari unggahan teman-teman Eka di media sosial.

"Saya kan punya teman-teman tuli banyak, mereka mengunggah masker transparan yang dibuat oleh teman tuli di Amerika lewat story mereka masing-masing," kata Eka.

Seorang teman Eka dari Yogyakarta juga menanyakan apakah ada yang ingin membuat masker tersebut.

Eka kemudian berpikir bahwa pandemi yang berlangsung ini pasti berefek kepada kehidupan Tanti, panggilan akrab Sutanti.

Oleh karena itu, dia mengajak Tanti untuk membuat masker transparan ini.

Sebelumnya, Tanti memang berprofesi sebagai penjahit yang biasanya menjahit pakaian pesanan seperti kebaya.

Saat pandemi virus corona seperti saat ini, penghasilan Tanti menurun drastis.

Eksperimen dengan desain

Eka dann Tanti mulai merancang desain masker yang sesuai. Mereka mulai bereksperimen sejak 8 April 2020 di rumah Tanti.

Desain masker transparan ini sudah beberapa kali mengalami perubahan.

"Desainnya beberapa kali berubah. Mbak Tanti kan sebelumnya juga belum pernah menjahit masker. Kami perhitungkan juga untuk teman-teman tuli yang memakai alat bantu dengar.
Akhirnya maskernya kita desain dengan tali di leher dan kepala, bukan yang dikaitkan di telinga karena kurang nyaman untuk teman yang menggunakan alat bantu dengar," jelas Eka.

Masker transparan itu dibuat dari beberapa bahan seperti kain toyobo, kain furing SPTI, dan mika.

Dengan kehadiran masker ini, Eka mengatakan, teman-temannya penyandang tuli akan lebih mudah berkomunikasi tanpa melepas maskernya.

Baca juga: Warga Sleman Buat Masker Transparan Agar Penyandang Bisu Tuli Mudah Komunikasi

Banyak diminati

Pada awalnya, Eka dan Tanti hanya ingin membuat masker transparan untuk dibagikan kepada penyandang tuli di Wonogiri. Namun, ternyata banyak peminat yang berasal dari luar daerah.

Bahkan, ada yang membuka donasi online untuk memesan masker khusus itu agar bisa dibagikan kepada orang-orang tuli.

Harga satu masker transparan dibanderol Rp 7.500 untuk jasa jahit dan bahan-bahannya.

Namun, harga untuk teman dengar (orang normal yang berkomunikasi dengan orang tuli atau teman tuli) masker dihargai Rp 15.000,00 dengan catatan mendapatkan satu masker dan menyumbangkan satu masker kepada penyandang tuli.

"Yang pesan harus antre sesuai list, karena kapasitas produksi hanya 10 masker setiap hari. Saya mengambil masker dan mengirimkan bahan pun paling cepat tiga hari sekali atau seminggu sekali. Soalnya kan ikut aturan pemerintah, sebisa mungkin di rumah saja," jelas Eka.

Selain itu, lulusan Universitas Gajah Mada ini juga mengkhawatirkan kondisi kesehatan keluarga Tanti.

Sebab, di rumah Tanti ada orangtua Tanti yang sudah sepuh dan kedua anaknya yang masih kecil.

Oleh karena itu, Eka meminimalisir kegiatannya karena khawatir jika dirinya malah membawa virus corona ketika mengantarkan bahan ke rumah Tanti.

Baca juga: Rasakan Dunia, Persembahan Ifan Ohsi dan Aska untuk Teman Tuli

Masker transparan bisa dicuci

Saat ini, ada 60 orang penyandang tuli di Wonogiri yang masing-masing sudah mendapatkan dua masker transparan secara cuma-cuma.

Penyaluran masker-masker ini pun sudah menerapkan protokol kesehatan yang berlaku.

Koordinator penyandang tuli diminta mengambil masker di rumah Eka. Setelah itu, masker diambil oleh penyandang tuli lain di halaman rumah koordinator dengan menjaga jarak 1 hingga 1,5 meter.

Eka mengatakan, masker tersebut bisa dicuci dan dipakai berulang kali.

Bagian mika transparannya bisa dibersihkan dengan mudah menggunakan kain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi