Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didapati Pegawai Positif Corona, Ini Profil dan Produk Sampoerna

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/MUHLIS AL ALAWI
RAPID TEST-Sebanyak 100 karyawan PT Digjaya Mulia Abadi (mitra PT HM Sampoerna) Madiun menjalani rapid test menyusul makin banyaknya pegawai PT HM Sampoerna di Surabaya yang dinyatakan positif Covid-19.
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Sebanyak 63 pegawai perusahaan rokok, HM Sampoerna, dilaporkan positif terinfeksi virus corona setelah hasil tes swab kedua keluar pada Sabtu (2/5/2020).

Penyebaran berawal dari dua orang karyawan Sampoerna yang meninggal dunia diketahui positif Covid-19. 

Awalnya, keduanya merupakan pasien dalam pengawasan (PDP) tetap bekerja pada saat harus menjalani isolasi.

Akibatnya, lokasi pabrik pembuatan rokok perusahaan tersebut kini menjadi klaster baru di Surabaya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, seperti apa profil perusahaan rokok HM Sampoerna?

Baca juga: 63 Pegawai Sampoerna Positif Covid-19, Bisakah Virus Corona Menular Melalui Rokok?

Berdiri sejak 1913 di Surabaya

Mengutip dari laman resmi perusahaan, HM Sampoerna didikan oleh keluarga Sampoerna pada 1913.

Perusahaan ini pun menjelma menjadi salah satu produsen produk hasil tembakau terbesar di Indonesia dengan tradisi dan Falsafah Tiga Tangan yang menjadi dasar kesuksesan perseroan.

Kala itu, Liem Seeng Tee memulai usahanya dengan memproduksi dan menjual produk Sigaret Kretek Tangan (SKT) di rumahnya, di Surabaya.

Usaha tersebut merupakan salah satu usaha pertama di Indonesia yang membuat dan memasarkan Sigaret Kretek Tangan dengan merek Dji Sam Soe.

Baca juga: Cegah Kejadian Seperti Surabaya, Pemkot Rapid Test Karyawan Sampoerna Malang

Kemudian, pada 1930, setelah usahanya berkembang dengan mapan, Liem Seeng Tee mendirikan perusahaan dengan nama Sampoerna.

Dia memindahkan keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks bangunan di Surabaya, yang kemudian diberi nama Taman Sampoerna.

Hingga kini, Taman Sampoerna masih aktif memproduksi SKT milik Sampoerna.

Pada 1959, bisnis Sampoerna dilanjutkan oleh generasi kedua dari keluarga tersebut, yaitu Aga Sampoerna.

Dia memfokuskan usaha pada produksi SKT dengan melahirkan Sampoerna Hijau, atau yang kini dikenal dengan Sampoerna Kretek.

Lalu, pada 1989, Sampoerna meluncurkan merek Sampoerna A yang merupakan produk Sigaret Kretek Mesin (SKM).

Baca juga: Total 63 Pegawai Sampoerna Positif Covid-19, Berawal 2 Karyawan Terinfeksi Corona Nekat Bekerja Saat Harus Isolasi

Pada 1990, Sampoerna menjadi perusahaan publik dan mulai mengembangkan struktur perusahaan modern serta menjalani periode investasi dan ekspansi.

Pada 2005, perusahaan rokok internasional, Philip Morris International Inc. (PMI) tertarik dan mengakuisisi mayoritas saham Sampoerna melalui anak usahanya PT Philip Morris Indonesia (PMID).

Pada 2006, Sampoerna mengambil posisi nomor satu dalam pangsa pasar di pasar rokok Indonesia.

Kemudian, pada 2018 silam, Sampoerna menandai perjalanan selama 105 tahun berdiri di Indonesia.

Baca juga: Tak Merasa Sakit, Pegawai Sampoerna yang Positif Covid-19 Sempat Menolak Dikarantina

Produk rokok HM Sampoerna

Di antara merek rokok kretek Sampoerna adalah:

1. Dji Sam Soe

2. Sampoerna A

3. Sampoerna Kretek

4. Sampoerna U

Selain itu, Sampoerna juga mendistribusikan produk PT Philip Morris Indonesia (PMI) yakni Marlboro di Indonesia.

Baca juga: Hasil Tes PCR Gelombang II Pegawai Pabrik Rokok Sampoerna, 29 Positif Covid-19

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi