Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Bergabung sejak: 22 Apr 2020

Prof. Dr. David S Perdanakusuma, dr., SpBP-RE(K) adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Ketua Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia.

Perang Imajiner Menghadapi Seribu Wujud Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona (Covid-19) global
Editor: Heru Margianto


INDONESIA sedang dilanda bencana wabah Covid-19 yang juga menyerang seluruh dunia. Angka kesakitan dan kematian terus bertambah setiap hari.

Seluruh rakyat menjalani masa penuh kesulitan dengan ketidakpastian akhir masa pandemi. Situasi ini mirip kondisi perang melawan tentara musuh yang tidak kasat mata, siap menyakiti dan mematikan tanpa ampun siapa saja yang bersentuhan dengan dirinya.

Tentara musuh tidak tampak menakutkan, menyeramkan atau beringas dengan membawa senjata mematikan.

Musuh yang berkeliaran menempel pada berbagai macam wujud, bisa siapa saja orang yang dikenal dekat seperti keluarga sendiri seperti ayah, ibu, suami, istri, anak, dan keluarga lain maupun wujud orang dikenal lain seperti atasan, karyawan, teman sekerja, rekan bisnis, relasi, dan juga orang yang tidak dikenal yang bertemu karena suatu keperluan atau sekedar berpapasan tanpa persoalan permusuhan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjadi penularan secara langsung dari manusia maupun tidak langsung melalui benda di sekitar. Bisa tampak dalam seribu wujud yang berbeda.

Akibat yang ditimbulkan adalah sakit dengan cepat menular dan bisa fatal. Kondisi tidak tampaknya wujud asli musuh inilah yang membuat masih ada kesan abai dan meremehkan.

Membayangkan perang sesungguhnya

Andaikan situasi saat ini secara imajiner dianggap seperti perang yang sesungguhnya: Tentara musuh yang ganas berkeliaran di mana-mana, tidak pandang bulu akan menyerang siapa saja, laki-laki maupun wanita, anak atau dewasa, tua maupun muda, kaya atau miskin, pejabat atau pegawai, pedagang atau petani dan bertindak kejam tanpa ampun di kota maupun desa.

Maka akan timbul rasa takut dan tidak aman yang mencekam.

Siapa pun tidak akan berani menghadapinya secara gegabah, kecuali tentara yang telah dilatih dan dipersenjatai untuk melawan tentara musuh tersebut. Dalam kondisi ini adalah dokter dan petugas kesehatan.

Dalam situasi perang, dorongan untuk menyelamatkan diri merupakan suatu respons alami manusiawi dan muncul spontan pada setiap individu.

Ini merupakan bagian dari mempertahankan hak hidup dengan mencari cara menghindar, bersembunyi atau mencari perlindungan agar tidak menjadi korban.

Semua akan menghindar karena takut ditangkap, disakiti, atau ditembak sehingga akan melakukan upaya sendiri untuk berlindung, bersembunyi, atau mengungsi di tempat yang aman seperti di dalam rumah, di ruang bawah tanah, ke hutan atau ke gunung.

Respons spontan ini bisa terjadi dengan sendirinya tanpa perintah namun dapat pula karena arahan pemerintah untuk mencari tempat perlindungan.

Berbagai upaya untuk bertahan hidup adalah bentuk perjuangan yang akan muncul saat bertempur menghadapi musuh dengan tujuan menang.

Situasi tidak normal

Dalam situasi darurat peperangan, akan berlaku situasi tidak normal, keluar dari zona nyaman, perlu penyesuaian dengan bersembunyi, menghindari atau melawan tentara musuh.

Berbagai konsekuensi akan dijumpai dalam rangka berjuang mempertahankan hidup termasuk tidak dapat berjumpa atau terpisah dengan keluarga.

Ada kerinduan yang dipendam, ada rasa kehilangan terhadap ketidakhadiran keluarga atau orang dekat yang biasanya ada di sekeliling.

Berbagai situasi sulit akan dihadapi pula dalam upaya mencari keselamatan untuk hidup atau melawan musuh seperti misalnya kekurangan pangan.

Bila di hutan, sumber pangan dicari dari apa yang ada di hutan misalnya buah dan daun. Air hujan atau air sungai sudah merupakan sumber yang berharga untuk bisa diminum dalam situasi bertahan hidup.

Hidangan normal seperti nasi dengan lauk pauk, kue, roti, dan berbagai jajanan bukanlah hal yang bisa diharapkan dalam situasi perang ini.

Walau tidak seperti di hutan, semua yang ada dalam keterbatasan disyukuri sebagai rezeki penyambung kehidupan.

Kebebasan untuk keluar rumah atau masuk ke area peperangan bertemu musuh menjadi terbatas untuk dilakukan dalam situasi ini.

Kegiatan seperti belanja, berjualan, ke sekolah, ke kantor, berkunjung atau bepergian ke tempat yang kurang penting menjadi suatu pantangan dan tidak perlu dilakukan karena seolah-olah menghampiri bahaya risiko sakit bahkan maut.
Jangan mengandalkan pada keberuntungan dan jangan pula meremehkan dan percaya diri berlebihan bahwa tidak akan tertular.

Perjuangan harus dijalani untuk bertahan hidup dan berharap masih dapat menghirup udara esok hari. Ini menimbulkan adanya penerimaan terhadap ketidaknyamanan dan penderitaan yang dialami.

Menganggap pandemi sebagai situasi peperangan hendaknya dapat dijadikan sebagai penguat mental menghadapi situasi yang penuh keterbatasan dan penderitaan. Harus diperjuangkan dan dilakukan banyak penyesuaian untuk melalui masa sulit yang tidak nyaman ini.

Diperlukan perjuangan agar peperangan ini dapat segera berakhir dengan kemenangan rakyat sehingga kehidupan menjadi normal kembali.

Faktor manusianya

Untuk itu penting untuk berjuang untuk tidak mengundang musuh atau tidak mengajak ke tempat yang semestinya aman dan juga berupaya menghalau musuh dengan menjaga jarak.

Musuh sebenarnya hanya ada di jalan, di tempat umum, dan di rumah sakit. Musuh tidak akan masuk ke dalam rumah apalagi menyakiti keluarga bila tidak diundang atau dibawa masuk.

Bila musuh dibiarkan saja di luar dan terkucil, tidak diundang untuk terus berada di sekitar masyarakat, maka dia akan pergi dan hilang dengan sendirinya. Manusia adalah bantuan untuk musuh tersebut terus ada, berkembang, dan menular.

Musuh sebenarnya tidak punya tujuan menang maupun berkuasa. Musuh hanya menempel dan masuk ke area vital tubuh yaitu saluran pernafasan. Ini akan membuat sakit dan kemudian menular ke orang lain sehingga sakit bahkan meninggal.

Jadi, musuh tidak bergerak sendiri. Tidak ada niat musuh untuk menyakiti. Bila difasilitasi untuk mengarah dan mengeram pada area pernafasan, musuh tersebut akan membuat sakit dan kemudian bisa berakhir sama-sama kalah dan fatal, yaitu akan mati bersama dengan manusia yang dihinggapinya.

Musuh punya masa untuk dapat bertahan hidup bila dibawa oleh manusia dan membuat sakit. Musuh sebenarnya tidak berdaya bila dibiarkan saja, tidak dibantu, tidak diundang, tidak dipindahkan oleh manusia. Musuh akan berhenti sendiri.

Jadi faktor manusialah yang ikut membantu musuh itu tetap ada.

Bila semua sepakat, kompak, dan bersemangat untuk tidak memberi peluang menang bagi musuh, kemenangan telak akan dengan sendirinya diraih tanpa pertempuran fisik, tanpa pertumpahan darah, tanpa bambu runcing, tanpa golok, tanpa pistol, tanpa tank dan meriam.

Jalan menuju kemenangan melawan musuh tak kasat mata yang menempel pada berbagai wujud adalah gerakan rakyat semesta berjuang bersama.

Hal tersebut meliputi penyesuaian dengan keadaan peperangan, pemahaman bahwa situasi tidak normal sedang terjadi.

Kesadaran bahwa batasan yang ada merupakan bagian dari perjuangan yang diperlukan untuk bertahan hidup dan menyelamatkan diri dengan upaya menjaga jarak, tetap berada di rumah, dan selalu mencuci tangan menjaga kebersihan.

Serta berupaya melokalisir dengan tidak memindahkan penyakit ke daerah yang masih aman.

Semoga peperangan ini dapat kita menangkan bersama. Salam sehat!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi